five

23 4 0
                                    

"Kumohon pergilah sekarang! Aku sedang tak ingin kau disini! Pergilah!" Ucapku padanya.

Aku tak ingin keberadaannya disini mengganguku.

"Kau mengusirku?!" Ucapnya dengan sedikit membentak.

"Jika kau mengusirku saat ini kupastikan besok kita tidak akan bertemu lagi!" Ancamnya padaku yang membuat amarahku semakin besar saja.

"Apa kau mengancamku?! Aku tak peduli besok atau sampai kapan pun kita tak bertemu?

Aku tak akan pernah peduli! Dan asal kau tahu? Aku menerimamu saat itu bukan atas dasar cinta!

Tapi karna kau menjanjikan sesuatu yang sampai saat ini kau pun tak bisa mendapatkannya!" Ucapku padanya aku benar benar muak dengannya.

"Apa.." sahutnya yang langsung kupotong.

"Kopi milyarder" ucapku menegaskan apa maksudku.

Aku pun masuk kembali kedalam rumah meninggalkannya yang masih mematung disana.

Aku melakukan ini agar dia menyadari betapa besar kesalahannya yang selalu membuatku kesal.

****

Sore ini aku dan temanku Dinda sudah berada disebuah perpustakaan yang tak jauh dari letak rumahku.

"Shil lo udah siap nyari bukunya habis ini kita ketaman yuk?" Ajaknya.

"Udah kok! Kita pulang aja! Gue lagi malas ketaman!, entar kalau ditaman ada dinosaurus gue ditinggal lagi!" Sahutku.

"Namanya itu Aldino Doverus! Bukan Dinosaurus!" Bentaknya padaku yang kubalas cengiran saja.

"Gue janji deh ngak bakal ninggalin lo? Lagian ngak ada dino kok disana!" Ucapnya yang akhirnya kuturuti.

Beberapa menit kemudian sampailah kami ditaman kafe kopi milyarder.

"Ashila, Dinda ujar seseorang yang menghampiri kami.

"Eh ada langit sama misya juga disini gabung yuk biar rame" tawar Dinda pada mereka.

"Kita udah mau pulang din! Jadi ngak bisa gabung deh" seru misya.

"Sya pulangnya nanti aja mending disini dulu aja?" Tawarku padanya.

"Kalian kesini berdua aja..." ucap dinda yang dipotong misya
"Ya emang berdua aja! Yuk sayang kita pulang?" Ajak misya pada langit yang membuat kami tercengang.

"Sayanggg?? Kalian berdua pacaran!" Ucapku dan Dinda berbarengan.

"Iya Shil, Din aku dan Misya pacaran" sahut langit pada kami.

"Pupuslah harapan kau Ashila Diandra! langit udah ada yang punya!" Bisik Dinda padaku.

"Misya pulangnya nanti aja yah! Temenin gue beli aksesoris disana dulu!" Tunjuk dinda pada sebuah tokoh aksesoris diseberang sana.

"Kenapa tidak minta temenin Ashila aja lo kan tadi kesininya bareng dia?" Jawabnya mengelak.

"Pilihan Shila ngak ada yang bagus Sya! Kalo lo yang milihin pasti bagus! Langit gue minjem Misya bentar boleh ngak?"ucap Dinda pada langit berharap ia mengizinkan.

"Iya ngak papah jangan lama lama yah!" Ucapnya.

"Din gue ikut ya?" Tanyaku pada dinda.

"Ngak usah lo disini aja temenin langit" ucapnya kurasa ini akal akalan dinda agar aku bisa disini bersama langit.

Dinda tahu kalau aku suka sama langit, aku menceritakan ini padanya. Namun sayang langit selalu saja bersikap tak acuh padaku. Aku iklas langit dengan siapapun kecuali misya.

"Shil! Ashila! kok bengong! mikirin apa?" Ucap langit yang membuat lamunanku terhenti.
"Ngak mikirin apa apa kok!" Ucapku sekenanya.

Bukkk..

Langit pun ambruk seketika saat seseorang yang menghampiri kami meninju pangkal hidungnya. Darah segar mengalir dari hidungnya.

"Arlan apa yang kau lakukan disini!?" Bentakku padanya.

Bukkk..

Langit pun membalas pukulan arlan yang membuat arlan sempoyongan. Hingga terjadilah perkelahian diantara mereka.

Orang orang pun menghampiri kami dan berusaha melerai mereka berdua. Misya dan dinda juga telah berada disini.

"Apa apaan kalian ini?! Jangan berkelahi disini!" Bentak salah seorang yang melerai mereka.

"Jika kalian masih berkelahi saya akan bawa kalian kekantor polisi" sahut salah seorang lagi.

Arlan pun pergi dari tempat itu dengan marah yang masih meluap luap.

"Lang lo ngak papahkan?" Tanyaku merasa bersalah pada langit.

"Iya ngak papah!" Sahut langit.

"Kita pulang aja yah langit!" Ucap misya pada langit. Langit pun berjalan meninggalkan misya.

"Langit itu milikku! Jadi jangan sesekalipun kamu berkeinginan merebutnya dariku" ujar misya menatapku tajam. Lalu berlari menyusul langit yang tak jauh darinya.

"Apa yang terjadi shil?" Tanya dinda yang kebingungan.

"Kau lihatkan lelaki yang berkelahi dengan langit tadi.. Dia itu Arlan pacarku"

Apa arlan cemburu melihatku dan langit berduaan. Tapi kau tenang saja arlan aku tak pantas untuknya. Dan aku tahu diri! Guman batinku

Jangan lupa vote & commentnya ya

kopi milyarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang