pernyataan kah atau pertanyaan?

28 12 1
                                    

___________

"Semenjak kau hadir di hidupku dan membuatku tak kenal pada diriku,

Aku tak tertarik pada apapun."
___________


"Kak..." Sambil mengguncang badan Keisya.

"Uuh.. Ayolah kak... Ini sudah menjelang sore... Sebentar lagi kami akan dijemput.. Ayo bangunn!" Mereka bertiga berteriak masih dengan mengguncang badan Keisya.

"Hmm.. Siapa ka-" Keisya pun membuka mata lalu duduk sambil melihat ke sekeliling.

"Udah tidurnya?" Kata Tiara menahan tawa.

"Bu.. bukankah kalian yang ketiduran saat kakak bercerita" Gagap Keisya sambil mengingat-ingat.

Yah... Hembusan nafas dan bisikan yang memabukkan itu masih terasa. Dan itu nyata, tapi yang saat ini terjadi... Bukankah itu aneh.

"Kita-kita ga tidur kok.. Kita malah bermain di samping danau itu pun karna kakak ketiduran.. Hmm kenap-"

Pernyataan dan pertanyaan yang ingin disampaikan Vierra terhenti karena sebuah panggilan yang..

"Vierra! Pulang" Singkat namun membuat darah Keisya mengalir lebih deras dan meremang.

Pun otaknya yang mulai mendidih sambil mengingat suara itu. Yah... Suara yang sama bukan.

"Uuh.. Tak ada waktu kah untuk bermain bersamanya" Cicit Vierra kecil walaupun masih samar terdengar oleh Keisya. Sambil memajukan bibirnya menunjukkan rasa malasnya untuk mengikuti sang kakak tersayang.

"Vierra!" Suara itu kembali memanggil Vierra. Tidak keras akan tetapi bisa tetap terdengar walau jauh. Apa ini(?).

Lain Vierra lain Keisya.

Keisya melihat Kesekililing nya.
Guna mencari asal suara tersebut.
Ia sangat ingat bahwa suara ini memang sama dengan suara yang ia dengar saat mimpi(?) menurut anak-anak itu.

Yah... Tidak salah lagi.

"Baiklah kak. Jemputan kami sudah datang. Jadi... cukup disini ya.
Besok kita main lagi, Okee" Ucap Vierra bersemangat.

Keisya tersadar dan dengan cepat mengangguk tanda setuju sambil memeluk satu persatu anak-anak itu dengan perasaan bercampur aduk.

Badannya terkesiap ketika ia melihat siluet hitam diujung danau disebrangnya.
Lalu siluet itu masuk dengan anggunnya. Bagaikan alunan biola memabukkan.

Keisya tau kalau itu pasti pria yang membuatnya...meremang.
Ahh... bukan tapi seluruh tubuh nya sampai saat ini pun masih... meremang. Hanya dengan mendengar suara.(mungkinkah?)

Apalagi melihatnya walaupun yang ia lihat kali ini hanyalah siluet nya. (Saja)

"Jangan lupa sambungan ceritanya yah kakk." Seketika Keisya tersadar.

Ia sekarang sendiri.
Apa ini planet Mars, kok aneh
yah batinnya sekali lagi ikut andil bersuara.

                         ____________

"Vie.. Jangan terlalu banyak bicara dengan Dia. Kau mengerti." Daniel membuka obrolan.

"Baiklah, sesuai keinginanmu my prince.  Huh" Vierra pun memajukan bibir bawahnya pertanda kesal yang tak terucap.

selalu begini, kau memang ingin menang sendiri huh. ucapnya dalam hati.

"Baiklah Vie. Terserah apa yang kau ucapkan itu. Kakak akan tetap mengawasi mu. Sekarang terserah padamu. Kakak tak ingin semuanya kacau hanya karena sifat kekanakanmu. Right?" Jelasnya... itu pernyataan bukan pertanyaan.

heart two love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang