Kangen kamu(?)

19 11 1
                                    


"Kau?" Tunjuk Keisya masih tak percaya.

"Hei... Bisa kau turunkan jari telunjukmu dari hadapanku?" Masih dengan senyum menawannya.

'Ah... rambut itu mungkin terasa halus ditanganku' pikir Keisya masih melihat kearah rambut Daniel yang sekarang ekspresinya berubah menjadi jengkel.

Cup.

Keisya merasakan sesuatu yang lembut dan basah mengenai jari telunjuknya.

Tunggu dulu...

Keisya pun melihat jarinya yang agak memerah. Entah itu perasaanya saja atau yang merah itu wajahnya.

Tapi yang ia rasakan seperti ada yang mengecup gemas jarinya. Mungkin agak lebih keras.

APA!!!!!!!

Keisya pun langsung menarik tangannya dan langsung menuju bathroom. Mengucek dengan kasar tangannya yang masih ia rasakan betapa lembut dan hangat apa yang menyentuh jarinya yang malang itu.

Ah lembut ya. Keisya langsung tersadar dari apa yang ia baru pikirkan.

Apa apaan ini.

Rasanya tak bisa berhenti.

Ia masih ingin lagi kecupan singkat itu namun ia ingin lebih.

Tubuhnya bergetar hebat. Sakit di kepala menderanya. Tak tertahankan lagi.

Jangan lagi kumohon. Pintanya terlebih ke tubuhnya.

Ia tak bisa lagi menopang berat tubuhnya sendiri.

Tanpa ia bisa tolak lagi. Tubuhnya terhuyung kesamping.

Ia hanya bisa pasrah. Mungkin ia akan menderita luka lagi dan ia bisa mengingat sesuatu tentang masa lalunya jika kepalanya terhempas lagi(?).

Keisya pun memejamkan kedua matanya.

Dan tak terjadi apapun.

Tidak sakit.

Tapi...

Hangat dan nyaman.

Keisya tanpa sadar memeluk erat leher orang yang memegang pinggangnya.

Tak peduli lagi tentang akal sehatnya yang menolak semua itu. Tapi tubuhnya menginginkannya.

Menginginkan rasa hangat dan nyaman.

Menginginkan yang lebih lagi dari ini.

Aroma kayu manis dan cokelat memikat penciuman Keisya. Yah... Ia menyukainya. Sangat.

Tanpa sadar lagi hidung Keisya menghirup dengan rakus aroma yang membuatnya merasa nyaman.

Beda halnya dengan orang yang masih terpaku dengan apa yang dilakukan Keisya.

Yah. Daniel sudah merasa tak sanggup.

Dengan cara bridal style ia menggendong Keisya menuju ranjangnya yang berukuran king size.

Masih dengan ketegangan, ia berjalan terseok-seok.

Entah apa yang ia takutkan.

Dengan susah payah Daniel berusaha berjalan kearah ranjang Keisya. Dan Keisya masih melanjutkan aksinya yang membuat Daniel tegang dan menahannya setengah mati.

Akhirnya Daniel pun sampai dengan wajahnya memerah menahan rasa ingin menerkam gadis yang masih menggelantung kan tangannya di leher Daniel.

Tahan Daniel. Kau pasti bisa melewati ini. Semangatnya terlebih kepada dirinya sendiri.

heart two love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang