Perkenalan yang tak asing.

17 11 1
                                    

Happy reading 😘😘😘

"Suatu hari, sang putri dari kerajaan air tersesat. Sang putri sudah berjalan menyusuri jalan setapak yang ia tak pernah ketahui selama ini. Lalu... Turunlah hujan. Dengan senang dan riang gembira... Sang putri menari-nari kesana kemari dengan lincahnya."
Semua mata tertuju kearah Keisya yang sedang bercerita. Tak terkecuali dengan lelaki yang tak jauh keberadaan nya dari Keisya dan anak-anak.

"Dan tanpa Ia sadari bahwa sesungguhnya sang putri sedari tadi telah diperhatikan oleh seorang lelaki di pondok kecil yang berhadapan langsung dengan nya." Keisya pun memperhatikan anak-anak kecil yang masih terpaku dengan apa yang Ia ucapkan tanpa ada balasan iseng atau apalah.

Sampai akhirnya, Ia melihat lelaki yang entah sejak kapan berdiri tidak jauh dari tempat ia bercerita.

"Hai... Apa aku boleh ikut mendengarkan cerita darimu?" Sambil tersenyum percaya diri.

Kali ini Keisya terdiam. Sambil terpaku pada lelaki yang berada tak jauh darinya.

Lelaki berambut cokelat keemasan dengan panjang mencapai dibawah telinga dan bergelombang dengan disisir rapi.

Lalu pandangan Keisya tertuju kearah kedua mata lelaki tersebut. Sama seperti dirinya.

Keisya pun masih memperhatikan nya. Dan kali ini wajahnya. Seperti Tuhan melukis wajahnya sambil tersenyum. Karena indahnya wajah tersebut.

Tunggu... Suara itu.

"Hei." Lelaki itu pun mengibaskan tangannya didepan Keisya.

Keisya masih terdiam membeku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ia masih berpikir keras.

Dan hanya senyuman kecil yang Ia tampakkan.

"Apa itu... Artinya boleh?" Lelaki itupun mendekati Keisya.

Lalu duduk disampingnya dan Vierra didudukkan kepangkuannya.

Ini benar-benar tidak masuk akal, bukan? Ucapnya didalam hati menyalurkan pikiran yang sedari tadi terganggu.

Keisya hanya mengangkat ujung bibir nya dengan singkat. Karena rasa itu kembali. Yah, kau tau lah apa itu.

Senyuman itu.

Keisya merasa dunia yang ia duduki sekarang menjauh darinya. Seakan berputar membawa rasa panas ditubuhnya semakin menggila.

Bukan, panas ini menyiksanya.

Wajahnya memerah, sekujur tubuhnya gemetar. Hanya dengan satu senyuman pria yang tak Ia kenal. Meski suara yang sama ia dengar terakhir kali saat... Entah itu dikatakan sadar atau tidak.

Oh... Apa peduliku.

Ini mungkin hanya... Perasaannya saja bukan? Yah.. pasti begitu.

Keisya semakin gemetar melihat pria itu mendekat.

"Apa kau lapar? Kau... Kelihatannya kelaparan." Kata pria itu sambil tersenyum. Dan agak mendengus geli karena Keisya masih bingung membuka suara.

Oh... Atau jangan-jangan ia telah bisu sementara?

Keisya pun menggelengkan kepalanya keras.

Tidak... Itu pasti tidak mungkin. Pikirnya.

Yah.  Saat ini anak-anak sedang bermain setelah Keisya yang masih terpaku tanpa melanjutkan ceritanya.

heart two love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang