Part 8

750 56 33
                                    

KIM'S POV

Dipagi yang cerah dan berbahagia ini, gua sudah berjuang melewati macetnya Kota Jakarta untuk menjemput Yoona. Ya, kalian tau, lah, kemaren dia sempet ngambek karena masalah Raka. Jadi, biar dia seneng dan gak ngungkit masalah kemaren, gua kudu bawa dia jalan-jalan a.k.a kencan manja.

Gua

Aku udah di depan.

Yoona

Sabar bentar, aku masih dandan.

"Kim, aku cantik, gak?" ucapnya setelah keluar dari pagar rumahnya.

"Cantik," balasku datar.

Dia keliatan tak puas. "Kenapa kamu gak pernah gombalin aku?"

"Kalau aku ngasi gombalan dewaku ke kamu, pasti kamu langsung pingsan di jalan," jawab gua sombong.

"Dih, pede!" katanya meremehkan. Dia lalu naik ke motor gua, si Bruno.

"Peluk dulu, dong.."

Dia terkekeh, lalu memeluk gua.

Biarpun dipeluk segimanapun sama Yoona, gua gak pernah deg-degan atau ngerasa seneng yg gimana. Gak cuma sekali ini doang. Tiap gua jalan sama dia, tetep aja gak ada perubahan emosi yang berarti di dalam sanubari gua.

*****

"Kim, Mau itu!" Yoona merengek minta dibelikan ice cream.

"Baru juga nyampe,"

"Gak mau beliin? Fine. Aku pulang!" ucapnya lengkap dengan ekspresi kesal.

"Buset, dah. Jangan ngambek gitu, napa, sayang.."

"beliin!"

"Iya. Ayok."

.......

"McFlurry Oreo-nya 2, Bang," Gua memberikan uang kepada kasir.

Kami menunggu eskrim kami disajikan.

"Kim, Yoona?!"

Suara ini seperti gak asing. Gua melirik ke sumber suara. Ah, benar saja, Rita Tanpa Suara. Gua gak sadar, dari tadi dia disebelah gua ternyata.

"Ngapain lu disini?" tanya gua heran.

Gua ngerasa aneh aja. Psikopat kayak Rita kok bisa ada di Mall?! Gua pikir, dia liburannya ke Goa peninggalan Jepang.

"Abis dari toko buku. Kamu sama Yoona lagi nge-date, ya?"

Yg lebih aneh dari Rita ada di Mall adalah, Rita ramah ke gua. Ini kayak keajaiban dunia. Dia yg biasanya gak akan gubris gua, dan gak ngurusin kehidupan gua, tiba-tiba nanya kayak tadi?! Bener-bener kejadian langka.

"Iya, kami lagi nge-date," kata Yoona.

"Have fun, ya! Aku duluan." Dia mengambil eskrimnya, lalu pergi.

Ini menjadi lebih aneh lagi ketika dia bilang 'Have fun, ya!'. Dia bener-bener sakit.

Tapi, mungkin gak, sih, ini langkah awal dia untuk menyudahi kemusuhan kami? Siapa tau dia capek perang dan ingin damai, kan? Mungkin aja.

HIME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang