Part 26

290 23 3
                                    

RITA'S POV

Aku terbangun dengan posisi Kim masih memelukku dari belakang. Rasanya nyaman dengan posisi seperti ini. Entah bagaimana kedepannya, aku ingin menikmati saat ini berdua dengan Kim.

"Udah bangun, em?" Kim bertanya.

Aku menengok ke arahnya, dia masih menutup mata.

"Kim, bangun.. Kamu gak laper?"

"Gak.."

"Terus?"

"Mau sama kamu aja." katanya mengeratkan pelukannya.

Aku tersenyum malu. Kenapa sih, dia harus menggombali aku sepagi ini?

"Bangun.." kataku lagi. Aku nyaman sih, dengan posisi ini. Tapi, aku ingin melakukan hal lain juga dengan Kim.

"Bentar lagi, sayang,"

"Terserah!"

"Pacar aku ngambek, hem?" katanya sambil mengelus pipiku. Kali ini dia membuka matanya.

"Ngambek, lah! Kamu sih, gak dengerin aku," kataku memanyunkan bibir.

"Jangan mancing, Ta.."

"Mancing apa, sih?" Sebenarnya aku tau. Dia terpancing karena aku memanyunkan bibirku. Dari semalam, dia gak ngebolehin aku manyun ataupun gigit bibir. Dia gak tahan, katanya. Gemes banget.

"Oh.. Kamu gak tau?" katanya tersenyum modus.

"Iya," Aku tertawa.

"Mau diajarin?" katanya masih dengan senyum modusnya.

Aku tersenyum menggoda, "Mau,"

"Udah, mandi sana!"

"Ih.. Ajarin dulu.." Aku masih tersenyum menggoda.

"Nanti kalo aku gas, kamu yg takut." ucapnya, "Mau? Sekarang?" katanya lagi mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Aku menggelengkan kepala, "Gak boleh sekarang, ya.. Kan semalem udah banyak."

Dia memasang wajah kecewa. Tapi dia tak menyerah. Dia dengan cepat mencium keningku lalu kembali menutupi dirinya dengan selimut.

Aku terkekeh, lalu bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

.....

Hari sudah sore, aku dan Kim masih diam di kamar Kim. Kami tidak kemana-mana hari ini. Kami hanya berbaring, nonton film, becanda bareng, pokoknya quality time. Aku selalu senang di kamar. Tapi, sekarang, lebih senang lagi karena ada Kim.

"Kamu gak balik, em?" katanya.

"Gak mau!"

"Belum puas?"

"Udah tau, nanya!"

"Mau berapa kali lagi, sih?"

"Sampe aku menang." Aku menunjuk layar televisi, "Liatin, deh.. Masa cuma main downhill aja aku kalah terus sama kamu,"

"Haha.. Makanya, kalo noob, terima aja. Jangan sok-soan nantang,"

"Ih.. Sayaaang.."

"Gak, gak.. Kamu jago banget. Gak ada rintangan aja jatuh, tuh,"

"Hehe.." Aku memegang tengkuknya, "Aku balik, ya? Takut dicari Ibu,"

Dia mengangguk, "Aku anterin ya.. Sambil jelasin anak beliau aku bawa kemana semaleman."

Aku tersenyum, lalu memeluknya. Aku melingkarkan tanganku dipinggangnya, lalu menyembunyikan wajahku di ceruk lehernya.

HIME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang