Part 29

270 19 0
                                    

AUTHOR'S POV

Rita membolak-balik halaman soal buku fisikanya. Harusnya, ia mengerjakan PR sekarang. Tetapi karena tidak mood, ia tak mau mengerjakan tugasnya dan hanya membolak-balikkan halaman soal.

Melihat buku fisika membuat Rita teringat Kim. Ia mengingat saat Kim mengajarinya pelajaran Fisika di kelas. Saat itu mereka belum dekat.

Ini sudah sebulan, dan, Rita masih begini-begini saja. Rita masih luka. Ia masih sakit karena tak pernah bisa berbaikan dengan Kim, dan mungkin dengan Dinda.

Tok.. tok.. tok..

Rita meninggalkan PR yg belum sama sekali dikerjakan, lalu membuka pintu.

"Ada Kim di depan."

Rasanya waktu berhenti sementara.

Maksudnya, Kim ada di depan rumah Rita, sekarang? Kim yg selama sebulan ini hilang dari radar Rita, datang untuk menemui Rita?

Mata Rita berkaca-kaca. Rita menatap ibunya, lalu pergi tanpa sempat ngomong apa-apa. Rita ingin segera menemui Kim. Oh, jangan ditanya. Rasa rindu, semangat, gugup, bersalah, bahagia, semua bercampur menjadi satu dalam diri Rita.

Saat dirinya semakin dekat dengan pintu, Rita mempersiapkan dirinya.

Ia menarik napas panjang, lalu membuka pintu rumahnya.

Ia melihat ke sekeliling, kosong, tak ada siapa-siapa.

Rita ambruk rasanya.

Rita melihat ke bawah, ada sepucuk kertas yg terlipat rapi. Rita memungut kertas itu. Kemudian, ia melihat ke sekeliling sekali lagi, berharap ada sosok yg ia rindukan di sana. Tapi, ya, kosong, tak ada orang.

Rita kembali masuk dan menuju kamar.

"Lho, Kimnya mana? Kok gak diajak masuk?" kata Ibu Rita.

"Gak ada siapa-siapa di luar, Bu," ucap Rita dengan suara bergetar.

"Gimana sih, Kim itu. Ibu suruh tunggu padahal,"

Rita mengambil napas panjang, "Mungkin dia ada urusan lain, Bu,"

"Hem.. Dia udah lama banget ya, gak kesini. Ibu kangen."

Rita semakin hancur mendengar ucapan Ibunya. Bukan hanya Ibu Rita yg kangen pada Kim, Rita jauh lebih rindu.

"Dia sibuk, Bu. Udah ya Bu, Rita ke kamar, mau ngerjain tugas." Rita pun bergegas menuju kamar.

Rita,

Maaf karena hilang, maaf karena mengingkari janji kita malam itu. Maaf karena aku gak bisa ngomong langsung sama kamu.

Aku tau, kamu sayang sama aku. Akupun begitu, I love you more. Tapi, aku tau, kamu sayang juga sama Raka. And, he loves you too. Both of you love each other.

Aku mau kamu bahagia, sama Raka. Karena, dari awal dia yg menangin hati kamu. Aku ada diantara kalian. Dan aku gak mau jadi benalu, gak mau jadi alasan kamu gak bahagia.

Kamu gak pernah salah sama aku. Cuma aku, aku yg salah disini. Aku harap kamu selalu bahagia.

Kamu adalah perempuan terindah yg pernah aku miliki.

Air mata Rita mengalir membanjiri pipinya. Rita merasa dirinya seperti dihantam meteor. Rita menangis sejadi-jadinya.

Terlalu sakit membaca kata demi kata dari surat yg Kim kirim. Kenapa dia gak ngomong langsung? Apa terlalu muak dengan Rita? Atau, sudah benar-benar ingin hilang selamanya?

HIME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang