P'Pha kembali padaku yang saat itu ku tutupi wajahku dengan buku menu yang ada disana.
Tiba-tiba saja ia menyahut buku menunya san membuatku kaget.
"Kenapa kau menutupi wajahmu?" Tanyanya.
"Aku benar-benar malu. Kita baru saja kenal, dan kau langsung mempermalukanku seperti ini." Ucapku.
"Siapa yang mempermalukanmu? Kau tidak sedang telanjang, apa yang harus ku permalukan?" Tanyanya.
"Aku mau pulang sekarang."
Dan disaat yang salah, ponselnya berdering. Ia lihat nama si penelfon dan ia langsung memberikan ponselnya padaku karena ibuku sedang menelfon.
"Bicaralah." Ujarnya.
"Apa?" Aku bingung saat itu.
"Kau pikir tadi aku bohong, bukan? Sekarang ibumu menelfon." Jelasnya.
Aku lantas menerima ponselnya dan setelah itu ku jawab telfon dari ibumu.
"Swadii krub, ma." Ucapku menjawab telfon.
"Swadii khaa, Yo. Bagaimana harimu disana?" Tanyanya ibuku.
"Ma, Yo harus sampai kapan disini!!" Gerutuku bergumam pelan pada ibuku.
"Bukankah ibu sudah mengatakannya padamu waktu itu??"
"Tapi Yo sudah tidak betah ma. Pria ini selalu menyiksa Yo. Kau tahu, dia menyuruh Yo bersih-bersih kamarnya yang penuh dengan kondom, ma."
Aku melihatnya menikmati makanannya saja sembari berpura-pura tuli padahal ia sedang mengupingku.
*Tit ... Tit .. Tit ..*
Panggilannya terputus begitu saja entah karena apa. Begitu ku lihat layar ponselnya ternyata baterainya habis.
"Baterai ponselmu habis." Ketusku sembari memberikannya lagi.
Dia menerima sambik berkata "Maaf"
Hanya itu saja, bukannya menjelaskan apa yang sudah terjadi dia malah berkata maaf saja? 😤😤
Dan setelah mengantarkan makan siangnya, aku menemui Ming dan Kit disebuah restoran dan menceritakan kepada mereka bahwa aku telah gagal membujuk pria itu untuk membatalkan perjodohan ini karena ia mempermalukanku tadi.
Dan mereka tertawa, teman macam apa itu?? 😡
"Shiaaa ... Mengapa kau tertawa, huh? Lucu?" Tanyaku yang dalam kondisi sebal.
"Memangnya dipermalukan seperti apa, Yo? Bukankah kau hanya diseret saja. Ya kan?" Balas Kit.
"Meskipun hanya itu, kau tidak tahu betapa malunya aku tadi." Sebalku.
"Tapi, apa kau tidak memiliki rasa suka padanya sedikit saja?" Tanyanya Ming.
Setelah ku pikir-pikir, hari-hariku terasa lebih cerah saat bertengkar dengannya. Ditambah lagi aku teringat bahwa betapa aku menghawatirnya saat melihat tubuhnya mengambang di kolam pagi tadi.
Memang benar, aku tidak mempunyai alasan untuk membencinya. Tapi aku masih belum merasa siap untuk menerima perjodohan ini.
Masa depanku masih jauh, masa mudaku masih sangat lama.
"Mengapa kau diam?" Tanyanya Ming.
"Jangan bilang .... Kalau kau sudah menyukai pria itu? Iya kan?" Tebaknya Ming."Hoih, apa-apaan sih." Elakku.
"Meeeeeh ... Pipimu memerah." Celetuk Kit.
"Sudah, sudah." Pintaku untuk menghentikan ini.
Lalu ketika aku hendak mengangkat gelas minumanku untuk ku minum, tiba-tiba saja gelas tersebut terjatuh seperti aku tidak dapat menggenggam gelas tersebut dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me, P'Pha. [Friday Night]
Fanfic"Yo. Aku tidak tahu, apa aku bahagia jika aku tidak bertemu denganmu." "P'Pha. Terima kasih karena kau sudah hadir didalam hidupku. Aku tidak tahu, bagaimana hidupku tanpamu."