*Tok Tok Tok*
Cukup pagi ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku yang kala itu ibuku masih tertidur.
Jadi aku yang membukakan pintu. Tetapi begitu ku buka pintu, aku cukup terkejur dengan kemunculan P'Pha didepan pintu rumahku. Sudah bertahun-tahun lamanya tak bertemu, merasa senang tetapi aku tidak bisa mengungkapkannya ataupun memeluknya untuk melampiaskannya.
"P'Pha?" Ucapku seketika.
"Dimana ibumu?" Tanyanya berseru.
"Oh, ibuku masih tidur. Ada apa kau mencarinya? Apa kau mau aku membangunkannya?" Tanyaku terselebit.
"Bagaimana kabarmu, Yo?" Tanyanya.
"Oh, aku baik-baik saja P'Pha. Bagaimana denganmu?"
"Aku baik-baik saja." Jawab P'Pha.
"Oh ya, aku kemari sebenarnya bukan untuk bertemu dengan ibumu. Aku kemari untuk menemuimu untuk mengajakmu jalan-jalan di pagi hari. Apa kau mau?" Ujarnya."Oh, i-iya." Gugupku seketika.
Gugupku bukan karena aku salah tingkah, tetapi aku heran saja karena kemunculannya tiba-tiba mengajaku jalan-jalan. Aneh rasanya.
Dan saat kita jalan menuju halte tak jauh dari rumahku, kami berdua tak saling bicara untuk beberapa saat karena aku cukup kaku setelah tak melihatnya dua tahun ini.
"Bagaimana denganmu, apa kau sudah ada kemajuan?" Tanyanya P'Pha.
"Kemajuan seperti apa, phi?" Tanyaku yang sedikit bingung.
"Tentang hubunganmu dengan pacarmu, apa hubunganmu semakin serius." Jelasnya P'Pha.
Aku tak biaa mengatakan hal apapun jika pertanyaan itu terlontar, karena pertanyaan itu membuatku mengingat bahwa betapa kejamnya aku telah menyakiti hatinya.
"Hoih, mengapa kau tidak mengatakan apapun?" Tanyanya P'Pha.
"Oh, aku dan Mo ......"
"Kami berdua sudah putus." Sambungku.Kami tak lagi berbincang beberapa saat, lalu ia kembali bertanya padaku
"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya P'Pha.
"Saat itu siapa yang baik-baik saja setelah putus dari pacarnya, phi. Tapi sekarang aku sudah baik-baik saja." Jawabku.
"Um. Benar. Tapi jangan jadikan hal itu untuk menghambat perkembanganmu, huh."
"Krub, phi." Jawabku.
Ingin sekali aku bertanya mengenai penyakitnya itu, apakah ia sudah baik-baik sata atau tidak. Dan akhirnya ku beranikan diriku untuk mengatakannya.
"Bagaimana dengan kesehatanmu, phi? Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku.
"Oh, kesehatanku. Kau sudah bisa mengetahuinya bukan? Aku semakin gendut akhir-akhir ini, jadi aku harus menguruskan badanku sedikit." Serunya yang sepertinya tidak terjadi apa-apa.
Apakah penyakitnya sudah hilang?
"Errrr .. kau cukup gemuk hari ini." Ucapku yang tak berniat meledekinya.
"Ow, kau meledekiku huh?" Tanyanya yang mulai tersinggung.
"Ow, aku tidak meledekimu phi. Aku hanya mengatakan apa yang ku lihat saja."
"Tapi kau mengataiku gemuk."
"Itu memang kenyataannya, bukan?"
"Issshh ... Dasar kau!!" Ia mulai merasa kesal.
Sesampainya kami disebuah halte bis, kami sejenak duduk disana dan terdapat beberapa orang juga disana.
"Sepertinya kita terlalu pagi datang kemari." Ucap P'Pha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me, P'Pha. [Friday Night]
Fiksi Penggemar"Yo. Aku tidak tahu, apa aku bahagia jika aku tidak bertemu denganmu." "P'Pha. Terima kasih karena kau sudah hadir didalam hidupku. Aku tidak tahu, bagaimana hidupku tanpamu."