Dan hari itu, saat aku menemui Bas di tepi danau dimana kita sering bermain bersama dulu.
Bas mengomeliku karena ia cukup sebal mengetahui hubungan terselipku dengan P'Pha.
*Plaaaak*
Wayo mendapatkan tamparan dari saudara kembarnya itu hingga membuatnya tertoleh ke bawah.
"Maaf. Aku menamparmu bukan karena aku membencimu, karena aku tidak suka dengan hubungan terselipmu dengan pria itu." Ucap Bas.
"Aku mendengar kamu mengatakan kepada pria itu bahwa "dia sudah menjadi tanggung jawabmu dan segala macam". Apa maksudnya itu?" Ujarnya."Bas. Seandainya saja kamu menjadi aku, apa yang akan kamu lakukan?" Pintaku.
"Aku tidak bisa mengatakan tidak kepada mama karena ..." Sambungku terpotong."Itu karena kamu terlalu takut sama mama." Sahutnya sedikit membentakku.
"Tapi bukan karena itu permasalahannya." Ucapku yang menyahutinya.
Lalu aku duduk menatap danau indah itu dan Bas masih berdiri disampingku, menatap kesal kearahku.
"Permasalahannya saat ini adalah, aku mulai merasa kasihan padanya. P'Pha mengidap penyakit kanker, dan ibunya bercerita padaku bahwa ibunya hanya ingin melihat P'Pha hidup seperti banyak orang disisa hidupnya." Jelasku.
"Jika kamu jadi aku, apa yang kamu lakukan Bas?" Lanjutku bertanya.Lalu Bas duduk disamping adiknya itu dan mencoba untuk tenang dan tidak marah lagi.
"Hanya itulah satu-satunya caraku membuatnya untuk meminum obatnya itu, ibunya menginginkan hidup P'Pha sedikit lebih lama." Sambungku.
"Termasuk dengan menjual dirimu untuk perjodohan itu, iya?" Sahut Bas bertanya dengan emosional lagi.
"Iya." Jawabku dengan marah pula.
Lalu Bas mencengkram kera bajuku dan hendak melayangkan pukulannya padaku sambil berkata,, "Apa kau sudah gila?? .."
Tetapi ia tidak jadi memukulku dan tetap melayangkan tangannya diudara dan setelah itu ia turunkan tangannya.
"Arrrrgghhh ..." Kesalnya sendiri saat melepasku.
Lalu ia mulai tenang dan mengobrol denganku lagi
"Bagaimana hubunganmu dengan Mo? Apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya Bas.
"Entahlah, untuk saat ini aku masih bisa menanganinya." Jawabku.
"Yo. Aku sudah mengatakan padamu. Hati seorang perempuan tidak sekuat hati seorang lelaki. Aku tidak menyuruhmu untuk menyakiti, karena lebih baik aku menyuruhmu tersakiti karena kau bisa menjadi lebih dewasa akan hal itu." Ujar Bas.
"Jadi, kamu harus menanggapi dengan dewasa untuk masalah ini." Sambungnya."Um. Terima kasih Bas." Ucapku.
"Oh ya, besok aku harus kembali ke china untuk kuliahku."
"Hoih, mengapa secepat itu?? Tetaplah disini untuk beberapa hari? Kita hanya bertemu beberapa menit."
"Kan sudah pernah ku katakan, bahwa aku tidak cocok di kota. Jadi sementara ini aku kembali kepada ayah."
"Memangnya kenapa sih?"
"Alergi, Yo. Alergi!!" Sahut Bas.
"Bagaimana jika nanti wajahku kusam, panas, kena debu, asap, dan kalau wajahku keriput, dan tidak tampan lagi bagaimana? Pacarku pasti akan pergi dariku." Serunya yang merasa jijik.*Plaaaak*
Langsung saja ku tepuk keras kepalanya itu sambil berkata,, "Kalau sudah jelek ya jelek saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me, P'Pha. [Friday Night]
Fanfic"Yo. Aku tidak tahu, apa aku bahagia jika aku tidak bertemu denganmu." "P'Pha. Terima kasih karena kau sudah hadir didalam hidupku. Aku tidak tahu, bagaimana hidupku tanpamu."