Sudah sekitar emm.. mungkin 3 bulan, tidak tepatnya sudah 3 bulan 5 hari, Jessica tinggal sendirian di kamar apartemen yang mewah dan lumayan luas jika dihuni seorang diri. Sebenarnya dia dulu tinggal dengan adiknya, Krystal. Tapi karena Krystal memilih untuk melajutkan studinya di Amerika, jadi Krystal kembali ke negara kelahirannya. Sedangakan Jessica dia masih harus menjalani bisnis keluarga di Korea. Iya hanya dia yang tinggal di Korea kedua orang tuanya tinggal di Amerika.
Sekarang ini sudah hari Senin dan pukul 9 pagi, untuk seorang CEO mudah seperti Jessica seharusnya dia sudah buru-buru berangkat ke kantor. Meskipun dia seorang CEO yang notabene jabatannya pasti lebih tinggi dari bawahannya, tapi meskipun demikian bukankah dia harus memberi contoh yang baik sebagai atasan?
Jessica sudah bangun, namun dia masih ingin bermalas-malasan dengan ponselnya. Iya ini salah satu kebiasaan buruknya memandang telepon genggam saat baru saja membuka mata di pagi hari. Mungkin dia mengecek email masuk, atau hanya sekedar melihat sosial media miliknya entahlah hanya Jessica yang tahu.
Ring..
Jessica sedikit terkejut dengan dering ponselnya sendiri. Dari layar ponselnya terlihat foto seorang wanita.yang mirip dengannya. Iya itu Krystal.
"Hello"
"Eonnie, kau sudah bangun?"
"Hemm, mengapa kau menelponku? Bukankah disana sudah larut malam? Kenapa kau belum tidur?"
"Ah.. baiklah, kali ini aku yakin kau sudah bangun"
"Yah!"
"Eonnie aku hanya ingin memastikan saja. Aku mengkhawatirkanmu, arraseo"
Terkadang Krystal bersikap lebih tua dari usianya, disitu Jessica merasa sedih.
"Ne, tidurlah aku baik-baik saja"
"Eonnie jika kau mau, kau bisa menyewakan kamar ku"
"Aku juga berpikir begitu"
"Okey, sudah ya aku ngantuk, eonnie I love you muuaah"
"I love you too Soojung ah. Good night"
Sampai disitu, Jessica berpikir untuk menyewakan kamar Krystal. Bukan karena alasan finansial, rasanya tidak mungkin untuk alasan itu karena Jessica seorang CEO yang bisnisnya berjalan stabil dan sangat baik.
***
Tok..tok..tok..
Yuri berjalan menuju pintu apartemenya untuk melihat siapa yang mengetuk pintunya. Ah.. tunggu..tunggu tidak, bukan miliknya. Sebenarnya apartemen itu milik kekasihnya. Iya Yuri selalu bertahan hidup dengan cinta yang dia punya, bukankah itu terdengar keren? Dia memang wanita yang keren. Tapi sebenarnya tidak hanya cinta, dia juga seorang musisi cukup terkenal namun belakangan ini karirnya menurun. Entahlah apa yang terjadi padanya.
"Tunggu sebentar"
Cklek
"Hei, baby? Kau kesini? Ahh... kau pasti sangat merindukanku.. sini biar ku peluk" Yuri menyambut kekasihnya dengan senyuman manis miliknya. Rata-rata pria ataupun wanita tidak akan pernah bisa menahan pesona dari senyum seorang Kwon Yuri.
"Yah lepaskan!" Kata kekasihnya menepis tangan Yuri yang hangat berisap untuk memeluknya.
"Omo! Yah baby kau kenapa?" Tanya Yuri heran tidak biasanya kekasihnya seperti ini. Tapi Yuri masih berpikir positif mungkin saja kekasihnya sedang datang bulan.
"Kau mau tahu aku kenapa? Minggir!!" Tegas kekasihnya mendorong Yuri agar tidak menghalangi langkahnya.
Kekasih Yuri menerobos masuk kedalam apartemen miliknya. Bagaimanapun tidak sopannya kekasih Yuri itu, rasanya sah saja karena memang ini apartemen miliknya.