[20] Unik?!

116 20 7
                                    

Bener kata Darka kemarin. Mrs. Amare gak marah sama sekali saat gue, Nicella, Leyana, Ranila, Calvin, Darka dan Kenan masuk terlambat ke kelasnya. Bener-bener gak kek biasanya Mrs. Amare baik gitu. Mungkin karena moodnya lagi bagus kali ya? Dia dengan santainya mengijinkan kami masuk tanpa sesi basa-basi panas.

*****

Sama seperti kemarin, hari ini kelas gue dapet pelajaran Bahasa Inggris lagi. Seperti yang sudah diberitahukan kemarin, hari ini kelas gue bakal melanjutkan tugas presentasi Bahasa Inggris yang tinggal sisa 2 kelompok lagi.

Di antara dua kelompok itu, salah satunya adalah kelompok gue. Di sini kelompok gue dapet bagian membahas Text Narrative secara lengkap, mulai dari devinisi, ciri bahasa, contoh analisis teks dan soal pembahasan dari contoh teks tersebut.

Dalam satu kelompok terdapat 5 orang. Dan orang-orang itu mendapatkan bagian presentasiannya masing-masing yang sudah di bagi sendiri oleh Mrs. Amare. Kebetulan di sini gue dapet bagian presentasi contoh analisis teks yang berjudul King Raven. Teksnya panjang banget coy, tapi gue gak sendirian sih yang dapet bagian contoh analisis teks ini. Gue bareng Dian, salah satu temen kelompok gue.

Presentasinya di bagi setengah-setengah beserta Bahasa Indonesianya juga. Gue dapet bagian awal sampai pertengahan dan Dian dari pertengahan sampai akhir. Gue berpikir presentasinya bakal mirip kek Story Telling, jadi gue sudah menyiapkan secara matang dan juga berlatih gerakan-gerakan yang bakal gue peragakan di depan.

Antara dua kelompok ini, kelompok gue dapet presentasi terakhir. Sabar. Cukup lama gue nunggu kelompok lain presentasi. Mereka agak macet, tapi gak sampai macet-macet banget lah presentasiannya. Gue duduk di bangku nunggu mereka presentasi dalam keadaan cemas bercampur tegang.

Nicella yang kebetulan satu kelompok sama gue, tersenyum lembut sambil natap gue.

"Tenang aja Ge, rileks. Anggap aja semua temen-temen yang nonton lo itu, rumput yang bergoyang. Jangan di peduliin tatapan mereka. Santai aja, oke?" Gue mengangguk ragu sambil berusaha tersenyum.

Kali ini gue berusaha meyakinkan diri gue sendiri, bahwa gue pasti bisa. Gue harus percaya diri!

"Tapi Cel, gue liat kelompok lain gak pekek gaya, tuh," tunjuk gue ke depan pakek dagu.

"Yah, percuma dong gue udah latihan susah payah pakek gaya di rumah," lanjut gue.

"Elah, jangan peduliin kelompok lain. Yang namanya lo presentasi di depan, lo harus terlihat menguasai dengan baik apa yang bakal lo presentasikan. Apalagi lo dapet bagian bercerita, lo harus terlihat seperti sedang benar-benar menceritakan secara real suatu cerita dan menggugah orang lain untuk tertarik mendengar cerita lo,

"Jangan buat orang lain merasa bosan atau tidak tertarik mendengar cerita lo dengan gaya yang monoton dan terkesan kaku. Relaks aja dan biarkan semuanya mengalir seperti air," lanjut Nicella bijak sampai-sampai gue dibuat melongo saking bijaknya.

"The next group, presentations," ucap Mrs. Amare.

Gue kaget, gak sadar kalo sekarang giliran kelompok gue yang bakal presentasi. Mendadak rasa tegang yang sebenarnya udah ada dari tadi semakin menjadi-jadi. Gue mulai merasakan gejolak di perut gue yang mula berkontraksi aneh saking tegangnya. Dalam hati, gue terus mewanti-wanti untuk jangan sampai gue pipis di rok saking tegangnya.

Nicella menarik tangan gue pelan, memaksa gue untuk bangkit dari tempat duduk dan maju bersiap menghadapi puluhan pasang mata yang sekiranya siap melempari tomat atau sejenis itu kalau gue mengacaukan presentasi kali ini.

Sampai di depan kelas gue mematung hampir tak bernapas seandainya Nicella gak nyenggol lengan gue untuk menjauhkan segala fantasi aneh yang terus berputar-putar di kepala gue.

Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas lagi... hembuskan lagi...

Calvin duduk di bangku yang tepat ada di hadapan gue sekarang. Begitu dekat. Hanya berjarak 5 langkah. Dan dia natap gue. Kenapa dia mesti natap gue? Padahal yang giliran presentasi kali ini Shinta --salah satu temen sekelompok gue-- dan bukan gue.

Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas lagi... hembuskan lagi...

Shinta udah selesai presentasi dan sekarang giliran gue. Seketika gue mulai mengingat seluruh kata-kata dan gerakan yang udah gue pelajari dengan baik di rumah. Tapi masalahnya, dalam cerita King Raven ini bakal ada gaya gue nunjuk-nunjuk orang dan ngata-ngatain dia jelek.

Kalo sekarang di depan gue ada Calvin, masa iya gue nunjuk-nunjuk dia? Gengsi coy. Kalo bukan Calvin, masa iya Mrs. Amare? Njir... bisa di gantung gue nanti. Ah, kebetulan banget Kenan duduk di sebelah Calvin, cukup dekat untuk gue tunjuk-tunjuk dan ejek-ejek dia jelek nanti. Tapi, setelah itu dia pasti bakal nyembur gue dengan nyinyiran pedesnya. Bodo lah itu bisa gue urus nanti.

Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas lagi... hembuskan lagi...

Gue mulai presentasi dan menunjukkan segala gerakan yang udah gue buat di rumah. Tentunya gaya itu udah sesuai dengan cerita dan dialognya.

Gue makin semangat saat temen-temen pada kaget ngeliat presentasian gue yang bener-bener beda dari kelompok lain. Mereka semua pada senyum merhatiin gue, sambil diam-diam --berusaha untuk jangan sampai di lihat Mrs. Amare-- mengancungkan dua jempol ke arah gue.

Tiba di gaya nunjuk-nunjuk orang, gue langsung aja noleh ke Kenan dan nunjuk-nunjuk dia jelek. Tentunya dalam Bahasa Inggris.

"I don't want to touch a man like you, you're  so ugly and look your nose? Oh, my God. That's look like a scarecrow behind my palace," ucap gue sambil nunjuk-nunjuk Kenan.

Kenan yang sadar dirinya di tunjuk-tunjuk merasa bingung. Seketika saja riuh tawa teman-teman memenuhi kelas saat melihat wajah polos Kenan yang kebingungan. Bahkan Mrs. Amare --yang gak pernah gue duga bakalan ikut ketawa-- pun tertawa juga.

Tapi yang paling bikin gue seneng adalah saat gue liat Calvin juga ikut tertawa. Dan ini pertama kalinya dia tertawa karena gue. Gue merasa angin musim semi berdesir di sekitar gue. Dan gue semakin merasa fly karena itu.

Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas... hembuskan...
Tarik napas lagi... hembuskan lagi...

Gue melanjutkan lagi presentasian gue yang sempat terhenti sebentar. Dan setelah gue selesai presentasi di lanjutkan oleh Dian. Setelah Dian selesai juga, yang di lanjutkan oleh Nicella yang mendapatkan bagian soal pembahasan.

Terakhir, Nicella juga dapat bagian penutup presentasi. Semua temen-temen serentak bertepuk-tangan dan Mrs. Amare mengangguk puas atas hasil presentasi kelompok gue.

Setelah diijinkan untuk duduk kembali di bangku masing-masing. Gue langsung kek orang kesetanan lari ke bangku gue. Duduk lalu, menutupi muka dengan kedua telapak tangan.

"Keknya gaya presentasi gue tadi terlalu lebay ya, Cel?" tanya gue masih dalam keadaan tangan menutup muka.

"Enggak kok Ge, gaya lo udah bangus banget tadi. Buktinya temen-temen tadi pada semangat liat presentasian lo," kata Nicella.

"Anjir dah Cel, gue tegang bin malu banget tadi di depan. Bayangkan ku beli oreo Cel! Gue gak nyangka Calvin bakal ada di depan gue. Pasti dia bakal ilfeel sama cewek gak tau malu kek gue tadi," kata gue masih seperti tadi.

"Calvin gak mungkin kek gitu lah, Ge. Tenang aja, sesuatu yang unik itu pasti akan menarik perhatian orang lain termasuk dia," kata Nicella.

Mendengar kata Nicella, gue mulai menurunkan tangan gue dari muka. Apa Nicella gak salah ngomong? Maksud dia yang unik itu gue?

Gue balik natap Nicella dan tersenyum. Gue harap dia benar. Sesuatu yang unik itu pasti akan menarik perhatian orang lain termasuk dia. Calvin.

From Gea
For Calvin

Crazy FanaticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang