Mata gue mengerjap-ngerjap menyesuikan cahaya lampu yang ada di ruangan serba putih ini. Dan begitu berhasil rasa pusing seketika menimpa kepala gue.
"Aw... shit," gerutu gue.
"Akhirnya lo sadar juga Ge, ada yang sakit?"
Gue menoleh ke kanan dan baru sadar di sana ada Leyana, Nicella dan Ranila. Owh, rupanya yang bertanya tadi Nicella.
"I'm fine, cuma sedikit pusing aja dan lengan gue sedikit nyeri," jawab gue.
"Istirahat aja dulu Ge, jangan maksain diri. Oke?" Kata Leyana.
Mereka tersenyum kecil, kecuali Ranila yang sedari tadi tampangnya gitu-gitu aja kek boneka mannequin.
"Kenapa gue bisa ada di sini?" Tanya gue bingung saat gue baru sadar ternyata gue ada di UKS.
"Lo pingsan waktu di suntik, Ge. Jarum suntik itu patah karena otot lengan lo kaku. Patahannya nyangkut di lengan lo, tapi jangan khawatir patahannya udah di angkat kok plus lo juga udah di suntik ulang," jelas Nicella.
Gue speechless. Separah itu kah gue?
"Sorry ya Ge, gue maksain lo untuk suntik duluan dan nyeret lo tadi, tapi itu demi kebaikan lo juga Ge," kata Leyana dan gue mengangguk memaafkan.
Setelah itu gue liat Ranila berjalan ke luar tanpa mengatakan sepatah kata pun. Gue, Leyana dan Nicella saling berpandangan heran.
Bocah napa yak?
Tiba-tiba Ranila masuk lagi dan ngomong, "Ge, ada yang pingin ketemu sama lo."
Gue makin bingung dengan Ranila, tapi begitu gue ngelirik ke arah pintu gue jadi ngerti apa yang dia maksud.
Mau tau apa yang gue liat di pintu?
Di sana gue liat ada empat kepala nyembul dari balik pintu. Kepala-kepala itu terdiri dari Calvin, Kenan, Darka dan Si "Anu".
"Mereka mau jenguk Gea disini?" Tanya Nicella tak yakin.
"Si "Anu" juga?" Tanya Leyana pelan tapi nampak rasa kesal dari kalimatnya.
"Dia punya nama Ley," ingat gue.
"Iya, Priska. Gue tau," kata Leyana sambil memutar bola matanya.
"Hmm... yaudah Ge, kita keluar bentar, tapi nanti bakal kesini lagi," kata Ranila akhirnya sambil keluar diikuti Leyana dan Nicella.
Begitu mereka keluar, empat bocah yang ngintipun gue di pintu tadi pun mulai masuk.
"Hai Gea, lo masih sakit?" Kata Priska riang.
Hmm, basa-basi yang bagus.
"Ya, gue udah lebih baik," kata gue dan Priska balas dengan senyuman.
"Lain kali gak usah lebay kalo mau di suntik doang, kek lo mau di arak warga keliling kampung aja lo paniknya," cerca Kenan yang seketika membuat gue semakin down.
"Lo alay tau gak, jijik gue," tambah Kenan lagi yang semakin membuat hati gue memanas terbakar rasa pedas dari perkataannya yang super bikin down itu.
Sadar kalo gue dibuat semakin "baper" sama perkataan Kenan, Calvin mulai bertindak.
"Darka," panggil Calvin yang seketika dimengerti Darka maksudnya.
Darka membekap mulut Kenan tiba-tiba dari belakang yang seketika membuat Kenan kaget dan meronta-ronta. Ditariknya bocah mulut cabe itu ke luar.
Dan begitu sampai diluar gue dengar umpatan-umpatan kasar dari Kenan, tapi berhasil teredam lagi suaranya. Mungkin karena di bekap lagi mulutnya sama Darka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Fanatic
Ficção Adolescente[Judul sebelumnya: Curahan Hati Gea.] *** Nama gue Geana Patricia Gunawan. Panggil aja Gea atau cinta juga boleh. Cewek 17 tahun biasa, yang hobi nyempil di sela-sela tersempit kantin demi membeli sebuah keripik buah yang selalu ludes saat jam istir...