Empat Belas

183 14 0
                                    



Dua mingu sudah Mr. Alexander pergi meninggalkanku dan istrinya, saat ini istrinya lebih memilih menyibukkan diri di gereja tidak jauh dari rumahnya. Aku bersyukur mengenal Alexander. Saat pertama kali aku berjumpa dengannya, aku berpikir ingin membantunya sembuh, aku melihat jiwa kesabaran dan ketangguhan saat itu di wajahnya, sayangnya aku gagal, tuhan berkata lain. Namun, tiada yang ku sesali. Setidaknya aku berhasil membuatnya tersenyum, membuatnya mau berbicara lagi walaupun sebatas aku dan istrinya saja. Aku merasa bahagia, lebih-lebih aku merasa bangga karena aku dapat mewujudkan keinginan Dinda.

Hari ini kembali aku mendapatkan pelajaran hidup dari seseorang yang justru membuatku saat kesal saat pertama kali aku mengenalnya, Kiki. Gadis yang kukenal amat menyebalkan, sangat cerewet, bahkan gadis yang banyak tawa seakan tak ada masalah dalam kehidupannya. Siapa sangka gadis yang tangguh ini sebenarnya menyimpan rahasia yang amat memilukan.

Beberapa minggu lalu setelah aku mengetahui Kiki adalah anak Ibu Ernia, aku berusaha mencari tahu pekerjaan apa yang Kiki lakukan untuk mendapatkan uang. Sembunyi-sembunyi aku mengikutinya dari jauh, butuh beberapa hari aku harus mengetahui aktifitas Kiki sebenarnya.

Hari pertama, aku gagal. Seseorang memergokiku saat mengintai Kiki dari kejauhan, dan saat itu pula aku langsung pergi mengurungkan niatku. Aku takut Kiki mengetahui rencanaku.

Hari kedua, aku pun gagal. Ini yang menjengkelkan, pada hari itu aku lupa jika memiliki janji akan pergi dengan bang Inno, di tengah perjalanan bang Inno berkali-kali menghubungiku, alhasil aku kembali mengurungkan niatku untuk kedua kalinya.

Hari ketiga, lagi-lagi aku gagal. Hari ini aku gagal karena tiba-tiba badanku menjadi lemah, darah mengalir dari hidungku, takut terjatuh pingsan di sana aku pun bergegas meninggalkan tempat itu dan menemui bang Inno. Namun, bukan perawatan saja yang aku dapatkan. Namun, omelan dari bang Inno pun aku dapatkan saat itu.

Hari ini adalah hari keempat aku mengintai Kiki, dan di sinilah aku mendapatkan jawaban atas pertanyaanku beberapa hari ini. Aku berhasil mengintainya, dan betapa terkejutnya aku melihat pekerjaan yang dilakukan Kiki. Hatiku tersentuh saat itu, seorang yang kulihat amat ceria ini harus menjalani hidupnya sepahit ini. Kiki sedang dimaki oleh bosnya, entah apa penyebabnya, tapi perlakuan bos ini benar-benar melampaui batas, kulihat rambut Kiki sedang dijambak, refleks kakiku melangkah mendekati mereka, sama sekali aku tak memikirkan resiko apa yang akan aku peroleh jika ikut campur dengan urusan mereka. Namun Kiki adalah temanku, aku tidak bisa melihatnya dihina seperti itu dihadapanku. Sejak kapan Kiki jadi temanku, bukankah dia seseorang yang sangat menyebalkan, bukankah dia seseorang yang selalu ingin tahu tentang kehidupanku. Tidak, siapapun dia saat ini, dia perlu bantuanku, tak perduli selemah apapun aku, aku akan menghadapinya.

"Hentikan!" Entah keberanian dari mana yang kudapatkan saat itu, mulutku mampu membentak orang itu, benarkah yang ku lakukan ini. Bos Kiki yang kekar itu seketika berhenti menjambak rambut Kiki, ia menatapku penuh amarah.

"Hentikan, jangan kasar sama cewek." Aku kembali membentak, dan bentakkanku berhasil membuat Bos itu menghampiriku.

"Siapa kamu hah! Ngapain ikut campur urusanku?" lelaki yang kekar itu sekarang sempurna berdiri di depanku dengan rona wajahnya yang merah penuh dengan amarah.

"Itu nggak penting, apa salah dia sehingga bapak harus menyiksanya seperti ini."

"Kamu nggak perlu ikut campur. Jangan-jangan kamu pacarnya?" lelaki yang kekar itu tersenyum sinis kepadaku. Aku tak memperdulikan ucapan lelaki di depanku itu, aku langsung menarik tangan Kiki yang masih terduduk merintih kesakitan. Aku bergegas pergi dengan Kiki. Namun, langkahku terhenti saat lelaki kekar itu menarik tangan ku lalu menghantamku, aku tersungkur di tanah. Tidak, aku tidak boleh lemah saat ini, aku harus bangkit. Aldi maafkan kakak, kakak harus melawan untuk saat ini.

Waktukan Menjawab {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang