Capt 4

290 22 5
                                    

Jiraa dan Xiumin berjalan mengelilingi rumah kaca yg dipenuhi berbagai macam bunga. Berkali2 Jiraa menunjuk bunga yg berbeda kepada Xiumin, dari mulai bunga dahlia ,ester, lili, anggrek, mawar, melati, semua jenis bunga yg berbeda sudah ia tunjukkan pada Xiumin. Tapi Xiumin hanya mengendusnya sebentar lalu berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Jiraa berdecak kesal setiap kali Xiumin meninggalkan dia dan menolak semua bunga yg ditunjuknya.

"Coba yg ini" Jiraa menunjuk pot berisi bunga berwarna ungu. Tapi seperti biasa Xiumin hanya mengendusnya sekilas lalu berjalan mendahului Jiraa lagi.

.

Skip

.

Setelah lelah berkeliling dan tidak menemukan apa2. Mereka berdua kini berada di sebuah cafe yg bersebelahan dengan rumah kaca. Sebuket bunga besar dengan berbagai jenis bunga di dalamnya tergelak di meja yg dipakai Xiumin dan Jiraa. Dua cup minuman dingin juga terlihat menemani istirahat mereka berdua.

"Bunga ini bukan yg kau cari. Kenapa kau membeli semua bunga ini?"

"Terlihat bagus"

"Huh??"

"Seperti yg dilihat kau begitu cantik." kata2 Xiumin yg tiba2 sukses membuat Jiraa tersenyum salah tingkah.

"Sama seperti bunga, yg membuat kita bahagia"

"Yah.. Itu cantik, kan? Setelah ibuku meninggal, aku menghentikan kesukaanku ini. Tapi, kenapa kau menginginkan bunga itu?"

"Bunga itu akan membuatku menjadi Raja Vampir yg ada di dunia Vampir."

"Raja? Jadi, kau menginginkan bunga itu karena kau ingjn menjadi Raja Vampir?"

"Ya. Seperti itu"

.

.

.

Malam harinya, Xiumin berjalan sendirian, dia mendatangi sebuah kedai tobokki dinpinggir jalan. Di kedai itu sudah ada seorang namja berambut merah yg sedang menikmati kue ikan yg masih panas.

"Kau disini? Kau kelihatan sibuk belakangan ini." sapa si namja berambut merah itu oada Xiumin.

"Ashew punya suatu rencana belakangan ini" ucap Xiumin to the point.

"Bajingan itu menargetkan anak sekolah hari itu"

"Maksutnya apa?" tanya Xiumin bingung.

"Menargetkan anak sekolah maksutnga apa?" tanya Xiumin lagi karna namja berambut merah itu tak kunjung menjawab. Namja itu malab asyik dengan tobokki yg baru saja diberikan oleh penjual.

"Kau tahu aku punya banyak penggemar. Aku mendengarnya. Ada bayangan gelap yg melayang dan mengintai di sekitar sekolah."

"Hentikan semua omong kosong ini. Coba dulu satu." namja itu menusuk sebuah tobokki dan menyuguhkan di depan Xiumin. Tapi Xiumib tidak merespon dan hanya memandang tak selera dengan makanan di depannya.

"Mungkin ini karna aku pantangan, tapi kadang2 merah yg ini benar2 menambah seleraku makanku."

"Ck, hal yg merah  apaan" kata Xiumin memalingkan mukanya

.

.

Di rumah Jiraa tampak memandangi lukisan klasik yg dipasang baekhyun dan Chen di dinding rumahnya. Lukisan itu bergambar sebuah kastil yg berada di gunung yg tinggi, bulan purnama juga tergambar di lukisan ini seakan menjaga kastil itu dengan sinar putihnya.

Sedang asyik menatap lukisan itu, tiba2 dia dikagetkan dengan kedatangan Xiumin yg sudah duduk di sofa. Xiumin punya kekuatan teleport sehingga ia bisa berpindah2 ke segala tempat dengan cepat dan mudah.

Vampire Flower (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang