capt 10

181 20 5
                                    

Keesokan harinya di taman dekat sekolah.

"Jadi sekarang kau sudah sehat?" tanya Jiraa pada Xiumin.

"Berkat dirimu. Kau juga baik2 saja kan?"

"Tentu saja. Mereka bilang mendonorkan darah bisa memberi kekuatan untuk tubuhmu." jawab Jiraa sambil menggaruk tengkuknya yg tdk gatal.

Xiumin melihat telapak tangan Jiraa yg masih terbalut perban.

"Jangan lakukan ini lagi." ucap Xiumin memegang tangan Jiraa.

Jiraa yg merasa canggung karna tiba2 Xiumin memegang tangannya langsung melepaskan genggaman itu dan tertawa kikuk.

"Ah. Aku lapar! Biasanya setelah mendonorkan darahnya mereka harus makan makanan sehat untuk memberikan kekuatan."

"Kau mau makan apa?"

.

.

.

Berbagai macam makanan tersaji di depan Jiraa. Mereka berdua akrg audah berada di sebuah rumah makan faforit Jiraa. Jira memesan banyak sekali makanan sampai Xiumin heran melihatnya.

"Hmm....lezat"

"Kau mau makan semuanya?" tanya Xiumin heran, karna ada kurang lebih 5 menu makanan di hadapan mereka.

"Tentu saja. Aku mau mengisi kembali nutrisiku."

Jiraa makan dengan lahap semua makanan si depannya. Sedang Xiumin hanya menatap Jiraa demgan heran. Berkali2 jiraa menwarkan Xiumin agar ikut makan tapi selalu ditolak. Sampai akhirnya semua makanan itu habis ludes dimakan oleh Jiraa seorang diri.

Tidak sampai disitu saja. Jiraa juga meminta Xiumin untuk berjalan2, membelikan dia es krim, berbelanja sampai ditujuan trakhir mereka adalah Cafe universe.

Jiraa datang membawa nampan berisi 2 kue dan 2 cup minuman, dan ia duduk dihadapan Xiumin.
"Pasti ini enak."

"Lagi? Kau mau makab semuanya juga?"

"Tentu saja! Perempuan punga bagian untuk makanan penutup. Kau tau kan?"

"Kah sekarang lebih menyukai makanan daripada bunga" ucap Xiumin tersenyum melihat kelakuan yeoja dihadapannya ini.

"Itu tdk benar." protes Jiraa.

"Tapi. Bagaimana bunganya? Bunga Vampir."

"Bunganya hilang"

"Hilang?! Lalu bagaimana? Kau bilang bunga itu penting kan?"

"Tentu saja. Tapi ketua bilang bunganya sudah mati."

"Mati?!"

"Jadi kau tidak perlu memikirkannya lagi."

"Bunganya mati, huh.. Jangan terlalu kecewa. Kalau bunganya mati, itu berarti ada buah sebagai pengganti."

"Buah?"

"Ya. Orang menyukai bunga cantik, tapi kalau kau lihat ilmuwan. Bunga hanya sesuatu untuk fasilitas pembuahan dari produksi si buah dan benih. Jadi, bahkan bunga itu mati. Jangan terlalu sedih. Itulah yg diajarkan ibuku."

"Harus... Haruskah kita membeli bberapa kue coklat?" tanya Xiumin yg melihat perubahan raut muka Jiraa.

"Aku mau cheese cake." jawab Jiraa sambil tersenyum.

.

.

.

"Apa yg harus kita lakukan besok? Apa yg harus kita makan besok? Haruskah kita memanggang usus?" tanya Jiraa yg baru saja sampai di rmhnya.

"Tidak ada akhir untuk selera makanmu, kau lingkaran hitam?"

"Jangan bilang begitu." tanya Jiraa malu2.

Di ruang tamu sudah ada Baekhyun dan Chen. Jiraa merasakan perubahan di rumahnya.

"Ada apa? Yg digantung disini... Kemana perginya?" tanya Jiraa yg tidak melihat lukisan2 antik lagi di dinding rumahnya.

"Kalian duluan saja" titah Xiumin kepada Baek dan Chen.

"Jiraa hati2." ucap Baek sebelum meninggalkan ruangan.

"Apa kalian mau pergi?" Baek tdk menjawab pertanyaan Jiraa dan langsung pergi.

"Kalian mau pergi kemana?" tanya Jiraa pada Xiumin.

"Sekarang bunga itu mati. Tidak ada alasan untuk kami tinggal lebih lama."

"Aku akan cari lagi. Tidak satupun terlihat. Mungkin bunganya masih hidup di tempat lain."

"Tidak." jiraa berlari mengambil pot bunga mawar.

"Kita pikir bunga ini mati, tapi skrg hidup lagi. Lihatlah? Swkarang aku akan menemukannya dan bunga itu hdp lagi." ucap Jiraa masih berusah meyakinkan Xiumin.

"Ini bukan suatu yg bisa kau lakukan." 

"Lalu, bagaimana denganku? Sekarang kita akan mengakhiri semua setelah kita dekat? Kita itu pasangan. Kau bilang kau akan selalu melindungiku."

"Dari pertama kau sudah sendirian. Aku hanya memanfaatkanmu"
(Aih nyesek :")

"Itu bohong. Berhenti berbohong!!!" ucap Jiraa tak kuasa membendung emosinya.

Xiumin menatap lekat kedua mata Jiraa yg sudah berlinang air mata. Dia meletakkan kedua tangannya di kepala Jiraa, Jiraapun memejamkan matanya. Seketika simbol di leher Jiraa menghilang. Menandakan bahwa Jiraa bukanlah istri Xiumin lagi. Dan Xiumin juga sudah menghapus smua kenangan tentang dirinya dari ingatan Jiraa.

.

.

.

"Kau sekarang bebas. Jika itu untuk perlindungan ada dalam dirimu. Aku akan lakukan apapun untuk menyembuhkan bekas lukamu. Kau adalah yg terpenting dalam hidupku. Bungaku." ucap Xiumin yg melihat Jiraa terbaring tak sadarkan diri di kamar tidurnya.

Xiumin menghapus air mata di pipi jiraa dan mengecup lembut bibir Jiraa. Lalu iapun pergi meninggalkan Jiraa sendiri.

.

.

.

Tbc
Voment Juseyo 🙏

Vampire Flower (The End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang