Why 11

599 46 2
                                    

Sesampainya di bukit

"Lo udah janji kan chels kalo ada masalah cerita sama gue, sekarang gue beri lo keluasan buat lo cerita dan gue akan ngasih saran dan solusi" Ucap Fikih menenangkan Chelsea yang masih saja memikirkan Bagas.

"Lo janji kan kak bakal denger dan ngasih solusi ataupun dukung gue apapun keputusan gue?" Tanya Chelsea memastikan.

"Iyaaa Agataha Chelsea Terriyanto" Jawab Fikih.

"Sebenernya gue udah curiga pertama kali gue pacaran sama kak Bagas, tapi kelamaan gue mulai menaruh perasaan dengan dia, gue sebenernya nyoba untuk ngeyakinin bahwa Bagas itu gak baik tapi, hati gue berkata lain gue terlanjur cinta sama dia. Dan kali ini gue tahu dia hanya sekedar membuat gue seperti mainannya" Jelas Chelsea panjang lebar.

"Chels kalo boleh jujur gue sebenernya sayang sama lo, gue perduli sama lo, gue cinta lo saat pertama kali gue ketemu sama lo" Ucap Fikih tiba-tiba.

"Apa??!!?? Kak Fikih ini gak mungkin" Kaget Chelsea sambil agak berteriak.

"Dengerin dulu, gue emang sayang,cinta,perduli sama lo tapi kalo lo suka sama yang lain gue akan bantuin lo kok tenang aja asalkan kita, lo dan gue menjadi sahabat sekaligus teman baik yang ada dikala senang ataupun duka boleh kan chels?" Ucap Fikih menjelaskan segalanya.

"Boleh kok kak! Kak.. boleh peluk kakak gak sebagai salam awal persahabatan kita?" Tanya Chelsea pada Fikih.

"Boleh dong adek kelasku yang bawell" Jawab Fikih sambil tersenyum.

"Sayang kakak osis kamvret deh" Ucap Chelsea dalam pelukan Fikih.

"Sayang sama adek kelas bawel juga" Balas Fikih. setelah beberapa menit kemudian, Chelsea melepaskan pelukannya.

"Kak gue mau pergi" Ucap Chelsea pada Fikih.

"Kemana Chels?" tanya Fikih sedikit terkejut.

"Papi Chelsea ada tugas di Jerman. kayaknya dua hari ini Chelsea gak sekolah mau persiapan pergi kesana" Jawab Chelsea sedikit sedih.

"Yaahh baru juga jalin persahabatan malah lu pergi Chels" Ucap Fikih tak kalah sedih.

"Tapi kan dua hari gue masih berada disini jadi kak Fikih temenin gue jalan-jalan ya?" Pinta Chelsea dengan pupy eyes nya.

"Siyapp lah" Jawab Fikih dengan gerakan hormat.

"Thanks"

...

"Ndai gue mau ngomong sekarang waktunya gue udah putus sama Chelsea lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Bagas to the point pada Cindai yang sekarang berada di taman belakang sekolah.

"Iyaa gue mau " Jawab Cindai.

"Thanks ndai ini adalah buah dari kesabaran lo nunggu gue" Ucap Bagas.

"Gas gue pergi dulu ya? gue udah di jemput kasihan papa gue baru kali ini njemput gue ke sekolah" Izin Cindai.

"Yaudah hati-hati ndai" Teriak Bagas karena Cindai sudah berada agak jauh dari tempat Bagas.

Tiba-tiba dua kunyuk Bagas datang dari arah belakang siapa lagi jika bukan Rafli dan Difa. ia berniat membicarakan sesuatu dengan Bagas.

"Gas!?" Paggil Difa.

"Paan?" Tanya Bagas.

"Lo putus sama Chelsea? kenapa? masalah Cindai?" Tanya Difa bertubi-tubi.

"Ya gue putus sama Chelsea karena dia yang mutusin gue ya bukan karena Cindai ya dianya aja yang terlalu cemburu" Jawab Bagas seenaknya.

Why You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang