Libido 10

9.1K 690 58
                                    

Elroy menepikan mobilnya di tempat yang di tunjuk Alex.

Itu adalah taman yang ada di kompleks apartemen pemuda itu.
Alex memang tadi tidak membawa mobil karena dia naik mobil Lindan kala dirinya pergi ke apartemen sahabatnya itu untuk mengajak bicara Elroy.

Alex sudah duduk di sebuah bangku taman di bawah pohon rindang saat Elroy berjalan mendekatinya setelah dia memarkirkan mobil mewahnya tidak jauh dari tempat Alex berada.

"Apa yang ingin kau bicarakan...?"
Tanya Elroy memandang lurus ke arah Alex.

"Jujur saja aku ingin memukulmu sekarang..."

"Pukul saja kalau begitu, kau tidak perlu menahannya.
Aku bisa berbohong pada Elliot jika aku terjatuh dari tangga bila kau dan Lindan khawatir saat dia bertanya soal luka ku"

Alex mendongak melihat wajah Elroy yang terlihat begitu lelah.
Pemuda itu memang hampir tidak istirahat karena terus mencari keberadaan Lindan sejak dua hari lalu.

Dia bahkan tidak makan sejak kemarin, yang membuatnya tetap bertenaga adalah karena kepulangan Lindan.
Tapi sayangnya dia melakukan satu kesalahan yang membuat keadaan hati Lindan berubah kacau.

Itu karena dia dengan lancang memeluk tubuh orang yang sangat membencinya tapi begitu di cintainya.

Jika mengingat apa yang terjadi pada Lindan setelah apa yang di lakukannya.
Elroy sadar perbuatannya yang dengan paksa menjamah tubuh pemuda itu membuat luka dalam yang menganga di hati Lindan dan bahkan meski sudah beberapa tahun berlalu, luka yang di torehkannya masih belum sembuh juga.

"Apa Lindan sangat terguncang setelah aku memeluknya...?
aku tanpa sadar berbuat seperti itu karena aku tidak tahan saat mendengar dirinya bercerita soal wanita-wanita yang tidur dengannya, aku cemburu mendengar hal itu."

Alex mendesah berat.
Ada kalanya dia merasa iba juga pada Elroy, dia teringat lagi saat berapa tahun lalu Elroy datang untuk meminta maaf pada Lindan, namun pemuda itu menolak dirinya.

Elroy berdiri di depan gedung apartemen Lindan selama berjam-jam.
Padahal dia baru sehari keluar dari rumah sakit karena luka pukulan yang di buat Alex.

Pemuda itu terus berdiri di sana sampai akhirnya siang berubah menjadi malam.

Pukul 7 tepat hujan mengguyur tempat itu dan Elroy masih tidak bergeming.

Hingga akhirnya Lindan yang tidak tahan mendatangi Elroy yang berdiri di bawah guyuran hujan.

Alex sempat berusaha mencegah Lindan untuk menemui Elroy.
Mengingat pemuda itu masih terluka, dia takut Lindan kalap dan menghajar Elroy.

Dia tidak mau Lindan sampai terlibat permasalahan.
Namun Alex tidak bisa berbuat apa-apa karena sahabatnya itu ngotot ingin bertemu dengan Elroy.

Alex masih mengingat betul wajah bahagia Elroy saat melihat Lindan datang menemuinya.

Tapi wajah Lindan tidak sama dengan Elroy, dirinya begitu marah.
Dia langsung menampar wajah Elroy begitu saja setelah mereka berhadapan.

"Kau mau apa datang kemari...?!"
Bentak Lindan saat itu.
"Apa kau mau melihat wajah menderitaku ini...?
Kau mau menyaksikan seberapa hancurnya aku karena perbuatanmu...!!"

Elroy menggeleng, dia memejamkan matanya sebentar karena matanya terasa perih, air matanya melelah bercampur dengan air hujan yang sudah membasahi seluruh tubuhnya.
"Aku tidak ingin melihat yang seperti itu..."

"Lalu apa yang ingin kau lihat...?
Aku hancur, kau membuat ku seperti itu.
Kau memporak porandakan kehidupanku, kepercayaan ku bahkan persahabatan kita...
Lalu apa yang ingin kau saksikan setelah melakukan hal menjijikkan itu padaku...?"

"Aku ingin memastikan kau dalam ke adaan baik-baik saja..."

"Aku tidak pernah baik setelah kejadian itu....!!!"
Bentak Lindan.
"aku sakit, kau lihat ini...?!"
Suara Lindan terdengar bergetar, dia membuka pakaiannya dan memperlihatkan kondisi tubuhnya yang berubah menjadi sangat kurus.

"Aku bahkan sampai tidak bisa menelan makanan ku karena rasanya begitu mual saat aku merasakan mekanan itu masuk ke dalam perut ku.
Karena sensasinya sama seperti perasaan yang kau timbulkan kala menggagahiku.
Aku sekarat El, itu semua karena perbuatan mu...
Aku tidak pernah dalam ke adaan baik setelah malam itu...
Aku masih tidak pernah percaya kenapa kau tega sekali pada ku...
Apa kesalahan yang sudah ku lakukan padamu sampai kau melakukan hal seperti itu..."
Lindan perlahan duduk di tanah di depan Elroy membuat pemuda itu ikut duduk di depannya.

"Maafkan aku....maaf Lindan...
Kau boleh membunuhku jika kau mau.
Karena aku sudah melakukan hal bejat seperti itu padamu"

"Untuk apa...toh jika kau mati.
Hal itu tetap tidak akan bisa mengembalikan apa yang sudah hilang dari diriku...
Aku membencimu, sampai kapanpun aku akan terus membencimu"

Suara tangisan Lindan seperti merobek-robek dada Elroy.
Rasa sakit itu hingga membuat Elroy ambruk ke belakang hingga tidak sadarkan diri.

Alex menghela nafas , dia memperhatikan Elroy yang berdiri di depannya.
"Kenapa kau tidak menyerah saja soal Lindan, carilah orang lain yang bisa mencintaimu.
Kaukan sudah memiliki Cony dan juga Elliot"

Elroy tersenyum sedih.
"Jika apa yang kau katakan itu mudah untuk di lakukan, kau tidak akan melihat ku seperti ini.
sudah sejak beberapa tahun lalu aku berusaha untuk melupakan Lindan.
Nyatanya itu tidak mungkin untuk ku lakukan, meskipun aku sudah menyetubuhi Cony, meminum minuman keras setiap hari atau menggunakan obat terlarang sekalipun.
Kepala ku ini masih terus memikirkannya.
Telingaku mencari-cari suaranya dan mataku selalu menemukan dimanapun sosoknya.
Aku mencintai Lindan dan aku tidak kuasa memungkiri perasaan itu...
Rasa cinta ku ini bukan sesuatu yang remeh, entah aku juga tidak tahu apa yang terjadivpadaku.
Jika bukan Lindan, aku tidak akan bisa mencintai orang lain"

Alex berdiri dari duduknya.
"Kau tahu sendiri Lindan sangat membencimu, begitu pula dengan ku.
Ku harap kau menjauhinya dan berhenti melakukan hal yang akan membuat Lindan terluka.
Karena aku pasti akan membalas perbuatanmu itu 100X lebih menyakitkan"

"Aku senang kau ada di samping Lindan, kau bisa membantuku menjaganya.
Aku minta maaf padamu, aku akan berusaha tidak akan melakukan itu lagi.
Aku orang yang tidak pernah berniat menyakiti Lindan.
Tapi malah aku yang membuatnya terluka parah"
Mata Elroy mulai berkunang-kunang, dia mencoba tetap berdiri tegak tapi akhirnya pemuda itu akhirnya jatuh juga.

Untung Alex dengan cekatan menangkap tubuh Elroy.

"Hai...El...kau kenapa...?!"
Pekik Alex yang membawa Elroy ke kursi yang ada di taman lalu merebahkannya.

Mata pemuda itu terbelalak saat dia melihat darah segar keluar dari sela bibirnya.

Dengan panik Alex menelfon Cony, karena hanya nomer teman Clupnya itu yang dia kira punya hubungan dekat dengan Elroy.

Setelah mendengar kabar dari Alex, Cony segera datang ke tempat Elroy berada.

Pemuda itu tanpa banyak bicara meminta bantuan Alex untuk memasukkan Elroy ke dalam mobilnya.

Cony menatap Alex dengan tatapan mata yang tak terbaca.
"Jangan sampai kau ceritakan pada Lindan soal apa yang kau lihat sekarang"

"Kenapa...apa yang sebenarnya terjadi pada El...?"

"Elroy sedang sakit keras, dia tidak punya banyak waktu untuk bisa hidup di dunia ini.
Karena itu dirinya mencoba mati-matian memperoleh maaf dari Lindan sebelum ajal menjemputnya"

Mulut Alex ternganga, dia tidak salah dengar soal itukan...?

"Aku harus membawanya ke rumah sakit...
Terima kasih sudah menghubungiku"
Dengan tergesa Cany masuk ke dalam mobilnya dan segara melajukan kendaraannya itu.

Sexual Desire (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang