Libido 30

6.5K 525 124
                                    


Buat yang kemarin protes, V nurutin kamu Honey.
Part yang akan membuat hati kamu meleleh ada di bawah ini.







Pagi itu Elroy berdiri di depan jendela sambil berkecak pinggang dengan hanya memakai celana panjang hitam.
Matanya yang biasanya nampak sayu kini telah kembali menunjukkan kegarangannya.
Pria itu menarik nafas dalam-dalam, udara pagi di tempat itu menyegarkan tubuhnya.

Dia berbalik saat melihat Lindan menggeliyatkan tubuhnya, ini sudah pukul 8 pagi tapi orang yang di cintainya itu nampak masih asik bergulat dengan mimpinya.
Mungkin saja itu di sebabkan oleh Elroy yanga mengajak lelaki itu begadang bermain kartu dengannya sampai melewati jam tengah malam.

Elroy menyungingkan senyumnya, dia berjalan mendekati Lindan.
Tanpa basa-basi dia melompat ke atas tempat tidur lalu menindih tubuh Lindan sembari mengusap pangkal pahanya yang memang selalu bangun setiap pagi untuk menunjukkan eksistensinya jika dia punya senjata yang selalu siap di pakai untuk bertempur.

"Agh...hentikan Itu El...kau membuatku geli..."
Protes Lindan dengan mata terkantuk-kantuk.
Dia menjauhkan tangan Elroy dari pangkal pahanya yang saat ini terasa berkedut karena sentuhan yang di lakukan Elroy barusan.

Elroy menyunggingkan senyumnya, dia beranjak menjauh dari Lindan pemuda itu menarik selimut tebal yang membebel tubuh orang itu.
Dan tanpa peringatan dia segera mengangkat tubuh Lindan dari atas tempat tidur yang membuat pemuda itu sangat terkejut.

"Hhhuuuuwwwaaaa....!!!"
Teriak Lindan yang tanpa sadar melingkarkan kedua tangannya ke leher Elroy.
Mata pemuda itu terbelalak, rasa kantuk hilang seketika.
"Apa yang kau lakukan El...turunkan aku...!!"
Pekik Lindan dengan wajah horor.
Mengingat orang yang sedang menggendongnya itu sakit parah.
Bahkan untuk berjalan sendiri saja dia hampir terjatuh.
Tapi bagaimana bisa pagi ini dengan gagahnya dia mengangkat tubuhnya yang besarnya hampir sama dengan tubuh Elroy.

"Diam Lind, kau akan terjatuh jika terus bergerak..."
Ujar Elroy yang melotot menatap mata Lindan dalam-dalam.

"Tapi..."

"Berpegangan saja, jangan membuatku ke sulitan"
Ucap Elroy yang munuruni anak tangga satu persatu dengan membopong tubuh Lindan.

Wajah Lindan sudah merona merah, perasaannya bercampur aduk.
Di sini harusnya orang yang sehat yang menggendong orang yang sakit bukan sebaliknya.

Dia sampai tidak berani membayangkan apakah Elroy berhasil membawanya sampai di lantai dasar.
Dan ternyata dia bukan hanya membopongnya sampai di lantai satu tapi Elroy menurunkannya di dapur di dekat meja makan yang di sana telah tersaji beberapa makanan.

Lindan ternganga, melihat apa yang di buatkan Elroy untuknya.
Meja makan itu di penuhi menu kesukaanya.

"Duduklah...''
Pinta Elroy yang menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Lindan untuk duduk.

Elroy berdiri di sisi meja yang lain, pria itu mengambilkan makanan yang dia sodorkan ke dekat Lindan yang sekarang ini masih berdiri dengan mulut ternganga dan tatapan mata tak percaya.

Elroy tersenyum ke arah Lindan.
"Jangan hanya diam saja, kau membuat ku takut dengan menatapku seperti itu"

Lindan mengulurkan tangannya dan menyentuh kening Elroy.

"Aku tidak sakit Lindan, cepatlah makan setelah itu kita pergi ke danau untuk memancing.
Aku sudah membeli beberapa peralatan di toserba yang ada di ujung jalan tadi"

Lindan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Pemuda itu seperti sedang bermimpi, atau jangan-jangan dirinya memang belum bangun dari tidurnya.
Kemana perginya Elroy yang sekarat, yang matanya nampak kuyu dan bahkan tubuhnya tidak bertenaga.

Sexual Desire (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang