Libido 12

7.7K 645 110
                                    

Elroy meletakkan makanan yang di buatnya ke atas meja lampu besarta beberapa obat penurun panas dan juga pereda rasa nyeri.

Pemuda itu sengaja membuatkan makanan agar nanti saat bangun, Lindan bisa makan dan segera meminum obat.

Karena saat menyentuh keningnya tadi suhu badan Lindan sedikit tinggi.

Elroy meletakkan kedua lengannya di pahanya sembari mengepalkan tangannya.

Dia mencondongkan tubuhnya ke depan, agar bisa lebih dekat dengan Lindan.

Pemuda itu terus memperhatikan wajah Lindan yang masih terlelap di dalam tidurnya.

Entah sudah berapa tahun lalu sampai akhirnya dia punya kesempatan lagi melihat wajah Lindan yang sedang terlelap.

Elroy tersenyum, dulu dirinya paling sering mencuri ciuman saat Lindan sedang tidur begini.

Dadanya kembali bergemuruh, perasaan yang dia rasakan sekarang mengingatkannya pada perasaan saat itu.

Debaran yang sama kala dirinya masih remaja.

Dimana dirinya bisa tidur bersanding dengan Lindan, memeluk tubuhnya dengan erat.

Iya...dulu dirinya sering pura-pura memeluknya di saat mereka tidur bersama.

Dan jika Lindan terbangun dia akan segera memindahkan tangan nya dengan hati-hati.

Padahal saat itu Elroy hanya pura-pura tidur, dia tahu kala Lindan memindahkan tangannya.

Tapi saat-saat menyenangkan seperti itu tidak akan pernah bisa dia ulang.

Karena kini, dirinya sudah di benci oleh Lindan.
Memeluknya membuat orang yang di cintainya itu begitu ketakutan.

Rasa bahagia Elroy yang di rasakan beberapa saat tadi menguap seketika berubah menjadi rasa nyeri yang menyesakkan dadanya.

Air matanya tak terasa mengalir membasahi wajahnya.

"Maafkan aku...."
Sesal Elroy dengan suara parau dan hampir tidak terdengar.

Dia berada begitu dekat dengan Lindan tapi hati mereka jauh bersebrangan.

Dia tidak punya kuasa membuat Lindan memaafkan perbuatannya yang biadap itu.

Jika saja dirinya memiliki mesin waktu, dirinya yang di masa depan ini akan mencegah perbuatan menjijikkan yang terjadi malam itu.

Elroy menghapus air matanya, dia menyandarkan tubuhnya ke belakang dengan salah satu tangan melingkar di atas perutnya dan tangan lain menutupi wajahnya.

Mata Lindan mulai terbuka kala dirinya mendengar suara isakan tangisan dari orang yang begitu di kenalnya.

Pemuda itu terbelalak, kala melihat Elroy duduk di hadapannya.

"Huwwwaaaa....!!!"
Pekik Lindan yang langsung terduduk, dia beringsut kebelakang dengan selimut yang ikut di tariknya untuk menutupi tubuhnya.

Elroy yang mendengar suara teriakan Lindan serta merta berdiri dengan sikap siaga.
"Ada apa...?!"
Tanya Elroy yang melihat Lindan seperti baru saja melihat hantu.

Wajahnya ketakutan dengan tubuh gemetar.

"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarku...!!?"
Bentak Lindan tak percaya melihat Elroy bisa ada di dalam kamarnya.
Entah sudah sejak kapan orang itu ada di sana.

Elroy menghela nafas lega, ternyata dirinyalah orang yang membuat Lindan takut.
"Elliot yang memintaku kemari"

"Lalu dimana adik ku, kenapa dia memintamu kemari...?"

Sexual Desire (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang