Di altar tempat menaruh papan nama anggota keluarga kerajaan yang sudah meninggal, kini sudah ada nama Lee Yong Han dengan gelar Putera Mahkota Uihyeong. Yong Goo berlutut dengan pandangan kosong ke arah papan nama kakaknya. Meski tiga tahun belakangan dia membenci sang kakak yang sudah memisahkannya dengan orang yang dia cintai, tetapi selama tujuh belas tahun dia menikmati kasih sayang dan kebaikan kakaknya itu.
“Yong Goo,” panggil ayahnya yang kini telah menjadi raja.
Tanpa menoleh, Yong Goo bertanya, “Sebenarnya apa yang telah terjadi di sini? Mengapa tiba-tiba Abeoji menjadi raja? Mengapa tiba-tiba Hyungnim meninggal? Kenapa tiba-tiba aku menjadi putera mahkota?”
Tidak ada jawaban dari Raja. Yong Goo bangkit dan menoleh kepada ayahnya dengan tatapan penuh kemarahan, “Jawab aku, Abeoji!”
“Jangan lancang, Putera Mahkota. Anda harus memanggil Yang Mulia dengan sebutan Abbamama!” tegur Kasim, tetapi Raja mengangkat tangannya.
“Tidak apa-apa. Ceritanya panjang, Yong Goo. Lebih baik kita bicara sambil minum teh. Sudah lama kita tidak minum teh berdua, kan, Anakku? Kasim, suruh dayang menyiapkan tempat untuk minum teh.”
Raja menceritakan semuanya, kecuali bagian kudeta yang dia lakukan. Dia hanya menceritakan tentang kematian mendiang Raja sebelumnya, yaitu paman Yong Goo. Kemudian Kim Jeong Ho yang ingin menguasai tahta dengan memperalat Raja Muda Lee Jung, hingga kemudian dia dihukum mati. Beberapa bulan kemudian Raja Muda meninggal karena sakit keras dan menyerahkan tahta kepada paman kepercayaannya, Lee Yong Sook.
“Tentang pengasinganmu selama tiga tahun itu, murni ide Yong Han yang ingin melindungimu. Abeoji sama sekali tidak tahu saat kau menghilang. Yong Han hanya memberitahuku bahwa kau berada di tempat yang aman.”
“Lalu mengapa dia sekarang malah pergi begitu saja, tanpa menjelaskan sendiri kepadaku?” tanya Yong Goo sambil memainkan cangkir tehnya.
Raja diam sejenak, mengenang peristiwa berdarah seminggu yang lalu. Seung Ho dan kelompoknya muncul ketika upacara pernikahan antara Putri Sae Young dengan Kepala Polisi Hwang dilaksanakan. Mereka menyamar sebagai pelayan, pengawal, dan pemain musik. Pesta pernikahan itu berkubang darah. Keluarga kerajaan, para tamu, pelayan, pengawal, dan pengisi acara, semua terluka bahkan tewas. Salah satu korban adalah Yong Han yang tewas tertusuk tombak. Namun dalam kejadian itu, Seung Ho dan kelompoknya berhasil ditangkap dan dieksekusi.
Yong Goo tercenung di tempat duduknya. Satu persatu air matanya menetes. Raja bangkit dari kursinya dan menghampiri Yong Goo. Yong Goo menangis di pelukan ayahnya. Dia menangisi kematian kakaknya yang tragis, juga menangisi dirinya sendiri yang sebentar lagi akan memikul tanggung jawab besar.
***
Mulai saat ini Lee Yong Goo adalah seorang Putera Mahkota, meskipun masih belum diadakan upacara peresmian. Dia melihat-lihat isi kamarnya yang luas dan mewah. Kamar inilah yang akan menjadi penjaranya seumur hidup.
Belum apa-apa, Yong Goo sudah merindukan kehidupannya yang dulu, ketika masih merupakan bangsawan biasa. Dia bisa bermain sepuasnya, jalan-jalan dengan bebas, belajar seni kesukaannya, juga bebas berkencan dengan gisaengnya. Kini dia tidak boleh lagi melakukan semua itu. Dia hanya boleh bermain dan belajar di dalam istana. Dia tidak boleh bertemu sembarangan perempuan, apalagi gisaeng. Jodohnya pasti sudah dipilihkan dari keluarga terbaik.
Tiba-tiba dia teringat akan seseorang. Semoga saja orang itu bekerja di istana.
“Kasim Moon,” panggil Yong Goo kepada kasim pribadinya.
“Hamba, Yang Mulia.”
“Tolong carikan orang yang bernama Choi Yoon Shik di istana ini.”
“Jabatannya apa, Yang Mulia?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories of Gisaeng ✔
RomancePerasaan cinta hanyalah sebuah kesia-siaan bagi seorang gisaeng. Meski mencintai seseorang sepenuh hati, gisaeng tidak boleh memilikinya. Gisaeng harus bisa menahan rasa sakit hati karena tak dapat meraih cinta. Tetapi ketika pada akhirnya cinta da...