Setialah karena Dia terlebih lagi Setia

1.2K 65 5
                                    

Galzz or guys..pernah ga berasa males banget ibadah.. hmm.. kalo ibadah pagi, koq rasanya kepagian, kalo ibadah sore kq udah kecapean.. nah lhooo…

Ada sebuah kisah yang aq denger waktu ibadah di NCH, kisah ini adalah kisah seorang pelari yag bernama Eric Liddle.

Eric Henry Liddell, seorang pelari Skotlandia, dikenal bukan sekadar sebagai seorang pelari biasa tetapi bahkan dianggap sebagai salah satu pahlawan Skotlandia terbesar oleh karena nilai kehidupan tinggi yang dimilikinya.

Beberapa kali ia berhasil menjadi juara lari 100 meter hingga saat pertandingan Olimpiade tahun 1924 yang diadakan di Paris semua warga Scotlandia menjagokan Eric untuk mendapatkan medali emas dalam balap lari 100 meter. Namun karena prinsip keagamaannya yang begitu kuat, ia menolak bertanding karena pertandingan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu saat ia harus beribadah. Semua warga Skotlandia merasa sangat kesal dan marah terhadapnya. Beberapa surat kabar mengata-ngatainya bahkan beberapa menyatakan bahwa dia adalah seorang ‘pengecut’ tetapi Eric tetap kuat pada pendiriannya. Ia tidak akan pernah melakukan kegiatan lari pada hari Minggu sekalipun demi mendapatkan sebuah medali emas.

Pada hari Minggu, hari perlombaan itu, Eric memilih untuk berkhotbah di sebuah gereja di Paris. Teksnya diambil dari  Isaiah 40:31: "But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and be not weary; and they shall walk, and not faint." "Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." 

Karena penolakannya, Eric tergeser dari peluang yang sebenarnya dapat dicapainya. Kemudian ia dipilih untuk ikut lomba lari 400 meter – lomba yang sebenarnya bukan kemampuannya– yang diadakan bukan pada hari Minggu. Saat akan menuju ke arena pertandingan, tim manajer menyelipkan secarik kertas berisikan sebuah ayat dari 1 Samuel 2:30 “…siapa yang meng-hormati Aku akan Kuhormati…” yang memotivasi semangatnya. Ia kemudian lari dengan segala kemampuannya, 200 meter pertama ia tertinggal jauh di belakang namun 200 meter kedua ia berhasil menyusul lawan-lawannya dengan gaya khasnya – lari dengan kepala tengadah dan kedua tangan melambai ke samping (bukan gaya pelari pada umumnya). Ketika mencapai garis finis, ia mengangkat tangannya, jatuh dan pingsan. Dia menang!

Ia diangkat dan sangat dielu-elukan oleh para pendukungnya. Ketika diwawancarai tentang kemenangannya, ia berkata, “Pada 200 meter pertama saya lari secepatnya saya mampu dan pada 200 meter kedua, dengan pertolongan Tuhan, saya lari lebih cepat…”

 Woww.. keren banget kan…. Waktu aq denger ini, aq ga bisa bayangin kalau aq ada di posisi Eric, keputusan apa yang akan aq ambil… tapi aq berharap, akan mengambil keputusan yang sama dengan Eric, yaitu SETIA PADA KOMITMEN.

Frenzz, seriuslah dengan Tuhan, karena Dia sangat serius dalam hidup kita. Kaya sharing aq yg kemarin dikatakan kalo kita adalah orang – orang yang ikut membunuh Yesus dengan dosa kita. Tapi Yesus tetap mati buat menebus kita, supaya kita layak dan berkenan di hadapan Bapa. Karena apa, karena Dia SERIUS mengasihi kita. Yesus punya komitmen untuk menebus dosa kita dengan mencurahkan darahNya. Sekalipun ketakutan-pun Dia rasakan (sampai mengeluarkan keringat darah), Dia tetap setia dengan tujuanNya.

Jadi janganlah tidak beribadah hanya karena “zona nyaman” dalam hidup kita. Setialah pada Tuhan, karena Tuhanlah yang terlebih setia.

1 Raja – raja 2:3 Lakukanlah kewajiabanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan, dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju, 

God Bless ^^

My God Is AbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang