07. Prose To Family - Her Husband's Concubine (Part-1)

1.9K 130 34
                                    

2018

Aduuuh.... ringtone yang lagunya Disini Senang Disana Senang bunyi.
Nggak tepat waktu banget, disaat gue lagi fokus sama kerjaan pula.
Hmmm...Teman gue yang siapa nih?

Gue buka laci meja, tertera nama Rani.

Ngapain dia telephone? Udah dua tahun lebih kayaknya gue nggak pernah komunikasi.

"Hallo....!"

"Hallo Bim....boleh nggak gue curhat?"

Curhat? Ya Tuhaaan....
Nggak ngerti apa kalau ini jam kerja?
Tapi suaranya terdengar parau, seperti sehabis menangis.

"Sekarang? By phone?"

"Mmmm....lo ada waktu nggak sepulang kerja nanti? Kita ketemu di Starbuck."

"Lo mau curhat apa hangout sih? Curhat kok di Starbuck, se cafe dengar semua."

"Terus dimana doong?"

"Ada restaurant di Menteng. Lumayan private. Lo masih di kantor lama kan? Gue jemput yah!"

"Iya... masih ditempat lama. Tapi jangan disitu ah. Pasti mahal."

"Lo yang mau traktir emang? Gue sih ada voucher. Tapi kalau lo yang mau traktir, terserah deh dimana! Gue nurut!"

"Yaudah deh disitu aja, pakek voucher lo."

Yeeee....kok lantas!!! Udah nyuruh dengerin curhat, masih mau juga yang gratis.

"Lo nangis? Habis digebugin Boss lo?"

"Enak aja. Udah ah ceritanya nanti aja. Bye....See you!"

Tapi udah bagus sih cuma dengerin orang curhat, nggak nawarin ikutan MLM.
Biasanya orang yang taunan nggak komunikasi, terus tiba-tiba telephone, ujung-ujungnya ngajakin ikut MLM buat jadi downline dia. Itu kan malesin banget.

Ah..Rani...!
Gue merasa sial punya temen kayak Rani. Tapi gimana lagi yaaa...!
Dia temen dekat gue dari semenjak SMA hingga kuliah.
Ya namanya teman dekat udah pasti saling tolong menolong.
Tapi gara-gara dia pula...
Ah sudahlah.
Itu cerita masa lalu.
Kok gue jadi ngelamun ya...?
Mending lanjutin kerja, deadline kerjaan jam 4 sore, ditungguin si Boss.

****

Gue memacu mobil menuju Mid Plaza, dan Rani sudah menunggu di area drop off.

Syukurlah ke arah utara sama sekali nggak padat.

"Lo nggak pa pa pulangnya malam? Suami lo nggak marah? Anak-anak lo gimana?"

"Anak-anak nggak masalah, gue titipin ke rumah Neneknya. Nanti gue jemput buat pulang."

Mmmm....suaminya?
Kok nggak dijawab pertanyaan yang itu sih?
Kita kemudian terdiam disepanjang jalan.

"Lo katanya mau curhat?", gue terpaksa menegur Rani begitu di restaurant.
Apa coba, dia malah bahas menu makanan restaurant ini. Terus komentar masakan yang dihidangkan. Gitu sambil cengengesan, kayak lupa tadi ditelephone nangis-nangis.
Agak nyesel sih.
Mending gue ajak pacar gue kesini.

He's Just Not That Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang