Kebenaran

19.2K 1.5K 132
                                    

Laras menatap handphone Alan yang ditaruh di atas meja. Alan sekarang sedang berada di kamar mandi. Selama ini Laras tidak pernah mengecek isi ponsel suaminya itu. Jamun kali ini Laras teramat penasaran, tentang apa saja yang ada di ponsel suaminya itu.

Laras pun mengambil handphone Alan, mulanya Laras memeriksa kontak yang ada di ponsel Alan. Lalu kemudian Laras memeriksa isi galery. Laras menelan ludahnya melihat banyak sekali foto-foto wanita seksi.

Hingga satu foto berhasil menghancurkan hati Laras, ia melihat suaminya tengah tidur bersama seoarang wanita. Tak hanya satu Laras juga menemukan banyak sekali foto-foto vulgar suaminya disitu.

Berusaha menahan sesak yang semakin menghimpit dadanya. Laras memutuskan memeriksa pesan di handphone suaminya. Hingga akhirnya Laras sudah tak sanggup lagi membendung air matanya. Laras menemukan kalimat-kalimat mesra chat suaminya bersama wanita lain.

Laras dibuat tercengang membaca chat dimana seorang wanita minta di transfer uang sebanyak 30 juta, dan Alan dengan enteng mengiyakan. Laras berpikir dari mana Alan mendapatkan uang sebanyak itu. Gaji Alan yang Laras tau tidak sebanyak itu.

Laras kemudian secara rinci membaca isi pesan-pesan itu, hingga akhirnya dari isi chat itu ia mengetahui kalau selama ini ia telah ditipu mentah-mentah oleh Alan.

Alan yang baru keluar dari kamar mandi terkejut mendapati wajah Laras yang kini tengah berurai air mata, wanita itu menatapnya terluka.

"Jelaskan apa maksud dari semua ini." Laras berucap dengan suara serak, ia menunjukan foto-foto intim suaminya.

Alan menelan ludahnya, mengetahui perselingkuhan yang selama ini ia tutup rapat telah terbongkar. Namun entah kenapa, Alan merasa bahwa dirinya tidak bersalah sama sekali atas terjadinya perselingkuhan ini.

"Kamu selingkuh Mas, dan selama ini kamu menipuku dengan selalu berpura-pura miskin jabatan kamu di kantor sebenarnya manajer. Kenapa Mas? apa salah aku sama kamu." Air mata Laras semakin merembes keluar.

"Perempuan yang menjadi selingkuhanmu itu, bukankah dia Jasmine perempuan yang mengaku sebagai temanmu kala itu. Kenapa kamu tega menipu dan menyelingkuhi aku, jawab aku Mas apa salahku!" Ucap Laras putus asa, dadanya sungguh terasa sesak.

"Salahmu, karena kamu terlalu polos Laras sebab itu aku begitu mudah menipumu, dan aku berselingkuh karena aku bosan denganmu Laras. Kamu pikir suami mana yang bentah jika pulang ke rumah selalu disambut oleh istrinya yang berpenampilan lusuh." Sahut Alan tanpa perasaan.

"Jadi hanya karena itu kamu menipuku. Dulu kamu bilang, kamu menikahi aku karena mencintaiku, tapi sekarang apa kamu dengan tega menyakiti aku Mas!" Laras beteriak meluapakan emosinya, nafasnya kini mulai tersengal-sengal karena isak tangisnya yang semakin menjadi.

"Awalnya aku memang mencintaimu, tapi setelah bertahun-tahun bersama cintaku pada mulai pudar. Terlebih kamu juga tidak bisa memberikan aku anak, jadi jangan salahkan aku bila aku berselingkuh!" Tekan Alan pada kalimat terakhir.

Laras mengusap air matanya, mata sembabnya menatap wajah Alan yang tak menunjukan rasa bersalah sama sekali atas segala rasa sakit yang kini diterima Laras.

"Tapi sekarang aku hamil."

Wajah Alan langsung berubah pucat mendengar pengakuan Laras.

*****

Alan mengusap wajahnya frustrasi, pengakuan Laras membuat kepalanya hampir meledak. Laras sudah mengetahui semua tentang kebohongannya, dan kini wanita itu tengah hamil.

"Alan." Suara Jasmine menyapa pendengaran Alan, ia meminta wanita itu datang ke apartemennya. Setelah pertengkarannya dengan Laras tadi Alan langsung pergi begitu saja.

"Ada apa? tidak biasanya kamu memintaku datang ditengah malam seperti ini," ujar Jasmine.

Alan menggisap putung rokoknya dengan frustrasi, asap rokok mengepul keluar dari mulutnya setelah ia menghembuskannya.

"Laras sudah mengetahui kalau selama ini aku menipunya, dan dia juga mengetahui hubungan terlarang di antara kita," ujar Alan. Jasmine terkekeh pelan, menertawakan ke frustrasian Alan yang menurutnya sangat konyol.

"Bukankah itu malah bagus  dengan begitu kamu tidak perlu repot harus menjelaskannya bukan. Lagipula bukankah kamu juga ingin menceraikan Laras. Ya sudah, menurutku inilah waktu yang pas," ucap Jasmine.

"Ini tidak semudah itu Jasmine aku tidak bisa menceraikan Laras. Saat ini Laras sedang hamil, aku baru mengetahuinya tadi."

Mimik wajah Jasmine yang semula mengejek Alan seketika berubah serius. Memikirkan calon bayi yang ada di perut Laras saat ini membuat ia merasa kasihan.

"Lalu, apakah kamu menginginkan bayi itu?" tanya Jasmine.

"Entahlah aku tidak tahu, dulu aku memang sangat menginginkan anak dari rahim Laras. Kupikir akan terasa sangat menyenangkan bila aku memiliki anak, tapi setelah aku mengetahui Laras tengah mengandung aku merasa biasa saja." Aku Alan, namun wajah pria itu nampak menunjukan keraguan saat mengucapkan kalimat terakhir.

"Jika nanti kalian bercerai dan anak yang ada di kandungan Laras telah lahir. Apakah kamu mau bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya."

"Aku tidak tahu." Sahut Alan.

Jasmine menghela nafas, wanita itu nampak berpikir.

"Aku sarankan sebaiknya janin yang ada di kandungan Laras digugurkan saja. Lagipula menurutku, jika anak itu nanti dilahirkan dia tidak akan mendapat hidup yang bahagia dengan keadaan orang tuanya yang bercerai - berai." Tutur Jasmine.

"Tapi janin itu darah dagingku." Tukas Alan.

"Jika kamu menginginkan janin itu maka perbaiki semuanya. Aku rasa Laras pasti akan memaafkanmu," ucap Jasmine, ia mulai jengkel dengan kelabilan yang ada didiri Alan.

"Kurasa tidak, rumah tangga kami terasa amat menjemukan dan aku ingin segera mengakhirinya."

"Kamu ingin cepat mengakhiri semuanya, maka gugurkan dahulu janin yang ada di kandungan Laras." Desis Jasmine.

*****

Alan melihat Laras yang kini tengah melamun, wajah wanita itu terlihat sembab. Alan sudah memutuskan untuk melakukan apa yang disarankan Jasmine padanya kemarin malam.

Ia membawakan susu yang ia campuri dengan pil aborsi yang sudah terlebih dahulu ia haluskan.

"Laras." Alan menyentuh pelan bahu Laras, namun wanita itu sama sekali bergeming.

"Laras dari tadi pagi aku lihat kamu belum makan apapun. Setidaknya kamu makan sesuatu untuk mengisi perutmu," ujar Alan. Laras masih diam ia tak merespon ucapan Alan.

"Emm, setidaknya kamu minum susu yang aku buatkan ini." Alan menyodorkan gelas susu itu pada Laras, tanpa rasa curiga Laras menerima gelas susu itu, apalagi perutnya dari tadi memang tidak diisi oleh apapun.

Alan tersenyum puas melihat Laras meminum susu yang diberikannya, walaupun Laras hanya menghabiskan setengah gelas saja. Tapi Alan begitu yakin pengaruh dari obat yang ia berikan pasti mampu meluruhkan kandungan Laras.

"Aku kebelakang dulu ya, kamu jangan terlalu banyak melamun sebaiknya kamu banyak istirahat apalagi kamu sekarang sedang mengandung," ucap Alan. Pria itu kemudian berlalu pergi meninggalkan istrinya.




Kubeli IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang