Kisah Mereka

14K 1.6K 433
                                    

Laras sekarang duduk di gazebo menikmati angin segar siang ini, tadi Justin baru saja menelponnya. Pria itu mengatakan belum bisa pulang dalam waktu dekat, Laras menggunakan telapak tangan untuk menopang dagunya.

Ia kini tengah memikirkan Alan suaminya, bagaimana kabar suaminya kini Laras tak tahu. Apakah suaminya kini juga memikirkannya, ataukah mungkin Alan sudah bahagia bersama wanita lain.

Spekulasi kedua begitu mengganggu pikiran Laras, jika memang iya suaminya sudah bahagia bersama wanita lain itu artinya pengorbanan yang selama ini ia lakukan sia-sia belaka. Di hati suaminya sudah tidak ada lagi terlukis namanya, Alan sudah tak lagi mencintainya.

Padahal Laras rela menikah diusia muda, hidup susah bersama Alan hanya demi rasa cinta di hatinya. Ia sama sekali tak menyangka dirinya telah ditipu mentah-mentah.

Laras menatap perut besarnya dimana kini buah hasil pernikahannya bersama Alan sedang tumbuh. Iya, Laras sudah tidak lagi menanggap bayi yang di kandungnya sebagai buah cinta. Karena disini hanya ia yang mencintai Alan, sedangkan Alan tak pernah mencintainya.

"Kenapa kamu mesti hadir disaat pernikahanku sudah benar-benar hancur." Ucap Laras, ia bukannya membenci bayi itu. Laras hanya kasihan memikirkan nasib anaknya yang tak akan mendapat kasih sayang Ayah kandungnya.

*****

Teresa menatap Alan dengan dongkol, melihat penampilan Alan yang mirip seperti gelandangan. Rambut dibiarkan gondrong, jambang dibiarkan tumbuh panjang begitu saja. Bahkan Alan yang biasanya akan marah jika Laras tidak menyetrika bajunya dengan rapi, justru kini memakai pakaian yang acak-acakan.

"Alan jangan membuat Ibu kesal dengan tingkahmu!"

"Aku ingin Istriku kembali Ibu."

"Ck, cari wanita lain saja jangan lagi mengharapkan wanita itu, dari awal Ibu memang tidak setuju kamu menikahi gadis yatim piatu yang asal-usulnya tidak jelas itu, gadis miskin tidak berpendidikan." Ucap Teresa dengan angkuhnya.

"Jangan menghina Laras Ibu, bagaimana pun dia istriku."

"Teresa berhentilah untuk meminta Alan melupakan istrinya, kamu sebagai Ibu jangan makin memperkeruh keadaan lihat anakmu dia begitu tersiksa ditinggal istrinya."

"Kamu ingin mengaturku, lihat dirimu memang apa yang bisa kamu lakukan selain dari menyusahkan aku karena sakitmu itu."

"Aku pusing mendengar perdebatan kalian, aku hanya ingin anak dan istriku" Ucap Alan, dari semasa kecil sampai dewasa seperti sekarang Pertengkaran orang tuanya sudah menjadi makanan Alan sehari-hari.

Ayahnya yang terlalu lemah menjadi seorang pemimpin keluarga membuat Teresa menjadi istri yang semena-mena, bahkan sewaktu kecil Alan hampir tak pernah mendapat perhatian Ibunya. Karena Teresa sering kali berpergian keluar negeri ataupun berkumpul dengan teman-teman sosialitanya, lebih parahnya Teresa kadang menghabiskan waktu dengan pacar brondongnya.

"Siapa nama laki-laki yang mengambil Istrimu?" Tanya Teresa kasian juga ia melihat kondisi anaknya sekarang.

"Justin Cristopher Pemilik Hanzel Crop mantan bosku dulu."

Mata Teresa membulat sempurna, ia memandang Andika suaminya dengan tatapan tak percaya. Reaksi Andika juga tak beda jauh dari istrinya saat mendengar nama itu disebut.

"Justin." Ucap Teresa dengan bibir bergetar, tubuhnya tiba-tiba lemas. Teresa merasa dunia seakan telah menghimpitnya, mengapa ini semua bisa terjadi mungkinkah ini kutukan karena perbuatan mereka dimasa lalu.

*****

Justin bersadar di kursi kebesarannya, raut wajah pria itu terlihat dingin. Justin sekarang sedang memikirkan apa yang sudah ia alami selama ini, sewaktu kecil dibuang orang tua. Dibully direndahkan sampai Justin akhirnya berhasil menjadi orang sukses, ia memiliki sahabat yang bisa mengeti dirinya memiliki kekasih yang teramat sempurna.

Kubeli IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang