Berdamai

16.4K 1.6K 197
                                    

Laras menatap Alan yang sudah rapi dengan kemejanya. Sementara Laras sendiri masih berbaring di tempat tidur.

"Dek jangan lupa nanti minum susu dan vitaminnya ya." Alan mengecup kening Laras.

"Kamu juga jangan nakal baik-baik didalam sana." Alan mengusap perut Laras.

"Mas kamu pulang jam berapa?" Setelah lama bungkam Laras akhirnya membuka suara. Senyum di wajah Alan langsung merekah saat Laras kembali mau bicara dengannya.

"Jam sembilan malam. Memang kenapa. atau kamu pengen dibawakan sesuatu."

"Aku ingin sate yang jualan diujung gang rumah kita dulu."

"Bagaimana kalau aku belikan sekarang."

"Tidak mau aku maunya nanti malam. Aku ingin makan malam bareng kamu Mas. Lagi pula selama ini kita jarang makan malam bareng."

"Jam sembilan. Itu terlalu malam untuk disebut makan malam Laras. Kita makan malamnya lain kali saja aku sangat sibuk." Laras menatap Alan dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu memang selalu tidak punya waktu buat aku. Malam ini kamu pasti tidur di tempat selingkuhan kamu itukan." Laras membalikan tubuhnya memunggungi Alan.

"Jangan ngambek, iya nanti aku bawakan satenya aku usahakan akan pulang sebelum jam sembilan." Alan mendudukkan Laras sehingga kini mereka saling bertatapan.

"Memang kamu sekarang kerja apa? aku mendengar dari Justin kamu sudah keluar dari perusahaannya."

"Sebelum kita menikah aku sudah memiliki restoran sendiri. Sekarang perkerjaanku menambah cabang-cabang restoranku," ujar Alan.

Laras tersenyum miris menyadari betapa bodohnya ia dengan mudah ditipu oleh Alan. Harusnya Laras curiga bagaimana mungkin seorang Sales yang gajinya tak seberapa bisa bergonta-ganti mobil dalam hitungan bulan.

"Sebegitu hebatnya kamu menipuku Mas." Alan mengulurkan tangannya menyentuh pipi Laras.

"Maaf. Setelah ini aku berjanji tidak akan ada lagi kebohongan di antara kita."

"Lalu bagaimana hubunganmu dengan wanita itu," ucap Laras ketus, ia cemburu mengingat hubungan Alan dengan Jasmine.

"Kami sudah putus."

"Begitukah? sekarang kamu pergi! bukannya tadi ingin berangkat kerja."

"Baiklah aku pergi, tapi kamu janji jangan menangis lagi." Laras mendorong wajah Alan yang ingin kembali menciumnya. Alan menghela nafas pelan, tak mengapa Laras menolaknya kali ini. Toh Laras tidak akan bisa bertahan lama jika marahan dengannya.

*****

Alan sesekali melirik jam tangannya. Sepertinya kali ini ia tidak akan bisa menepati janjinya pada Laras untuk pulang tepat waktu. Ia benar-benar sangat sibuk, pekerjaannya tidak bisa untuk ditinggalkan.

Alan harus secepat mungkin membatalkan bisnis yang baru saja ia bangun. Alan memutuskan untuk mengembalikan semua uang Justin. Ia ingin hidup tenang bersama Laras. Alan tak mau jika tiba-tiba Justin datang dan meminta Laras kembali  karena uang itu

Alan menghela nafas kasar, malam ini dia tidak akan pulang. Dan mungkin Laras akan merajuk dengannya, tak mengapa Alan akan memikirkan cara membujuk Laras nanti. Lagi pula tidak terlalu sulit untuk membujuk wanita itu. Cukup dipeluk dan menggumamkan kata maaf maka Laras pasti akan memaafkan-nya.

Laras menatap jam yang sedikit lagi akan menunjukan angka 1 malam, sampai sekarang Alan belum pulang. Janji pria itu yang akan datang sebelum jam sembilan rupanya hanyalah omong kosong.

Kubeli IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang