Merawat Chim

4.5K 531 39
                                    

Kamu telah melakukan yang terbaik. Semangat!

.

.

.

Karya ini dibuat untuk menghibur 

.

.

.

This is just a FANFICTION

Sorry for typos 

.

Enjoy~

.

.

.

"Chim?" panggilan kecil itu terdengar di kamar tidur Si Kue Beras; Jimin. Sebuah kepala bersurai hitam tampak menyembul keluar dari balik lengan kekar seorang pemuda yang tengah bergelung di tengah ranjang. Itu Yoongi. Balita itu kembali menginap di kediaman keluarga Park karena sang ayah angkat sedang memiliki pekerjaan di luar kota. 

"Chim!" sebuah tepukan pelan Yoongi daratkan di pipi kiri Jimin. Tubuh mungilnya menggeliat tidak nyaman di dalam dekapan yang lebih tua, ia merasa panas. 

"Jimin, bangunlah. Kau harus sekolah." Suara Nyonya Park terdengar dari balik pintu kamar disertai ketukan pada daun pintu. Mendengar kata 'sekolah', Yoongi menepuk pipi Jimin lebih keras. Balita itu tahu jika pemuda favoritnya harus bangun dan mengenakan seragam, kemudian pergi ke bangunan besar yang memiliki suara dering bel yang nyaring; begini sekiranya sekolah dalam kepala kecil Yoongi. 

"Euugh... Hentikan. Uhk.." erangan serak terdengar dari bibir bengkak Jimin, keningnya berkerut dalam, sementara sepasang mata sipitnya masih terpejam erat. Tangan besarnya meraih tangan kecil Yoongi ke dalam genggaman, menghentikan pergerakan yang lebih muda. Hal ini turut memunculkan kerutan dalam di dahi putih  Yoongi ketika sang balita merasakan panas yang tidak biasa dari kulit Jimin.

"Chim... cekolah?" Yoongi bertanya.

Jimin kembali mengerang pelan, dilepaskannya genggaman tangannya dengan Yoongi untuk melarikannya ke kepala, menarik sejumput rambut lebatnya ketika rasa nyeri melanda. Sepasang matanya membuka perlahan dan bertemu pandang dengan sepasang sipit lain yang menatapnya dengan tatapan khawatir. 

"Selamat pagi, Suga." Jimin memberikan sebuah senyuman kecil pada balita yang kini telah mendudukkan diri di sampingnya. Pemuda itu mencoba mengangkat tubuhnya, namun kembali berbaring saat kepalanya terasa berputar. 

Yoongi melebarkan matanya, terkejut karena Jimin kembali terbaring dan tampak tidak baik. Rambut pemuda itu mulai menempel di dahinya yang kini berkeringat. Jimin pasti akan memekik gemas dan menghujaninya dengan ciuman melihat wajah menggemaskan Yoongi, akan tetapi pemuda itu hanya bisa tersenyum dan memberikan cubitan kecil di pipi gembil Yoongi karena tubuhnya benar-benar terasa tidak enak. 

Seakan mengerti jika pemuda kesayangannya tengah berada dalam kondisi yang tidak baik, Yoongi berusaha menuruni ranjang Jimin, tangan-tangan mungilnya berpegangan erat pada bed cover, kedua kaki mungilnya menggantung di sisi ranjang, berusaha keras mencapai lantai. Setelah dua menit yang terasa panjang, Yoongi berhasil turun dari atas ranjang dan dengan segera berlari menuju pintu kamar Jimin yang tertutup rapat. Sesampainya di depan pintu, balita itu mendongak menatap gagang pintu, otak kecilnya memproses tentang bagaimana cara membuka pintu di hadapannya. 

The Cool yet Adorable BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang