PAPA

5.1K 545 29
                                    

Sudah tahu belum? Kamu itu diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk tangguh! Kuatlah!

.

.

Mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan di hati kalian, karya ini ditulis murni untuk hiburan.  Karya ini hanya fiksi!

.

Sorry for typos

.

.

Enjoy~

.

.

.

Sehun itu dingin dan kelewat cuek untuk ukuran makhluk sosial. Ia nyaris selalu menghabiskan waktunya di dalam rumah dan hanya keluar sesekali. Sehun tidak suka keramaian, suara berisik, dan terik matahari. Lelaki berkulit putih pucat itu lebih senang keluar dari dalam rumahnya ketika malam telah tiba. Pekerjaannya sebagai arsitek seakan menyempurnakan hobi menyendiri lelaki muda tersebut. Anak-anak di kota tidak ada yang berani berurusan dengan Sehun dan para pemuda pun enggan mendekatinya karena sikap Sehun yang dingin dan acuh. Namun semua itu perlahan berubah.


Malam itu adalah malam yang cukup dingin untuk menahan para mahluk hidup- terutama manusia- untuk berkeliaran di luar ruangan. Namun cuaca malam itu tidak berpengaruh pada seorang lelaki berambut selegam malam yang dengan santainya menyusuri jalanan kota yang sepi dengan berbalut kaos lengan panjang dan celana jeans. Dia adalah Sehun yang memutuskan untuk pergi membeli beberapa kantung makanan ringan ketika menyadari persediaan makanannya telah habis. Malam yang tenang. Begitu yang ada dipikiran Sehun sambil membelokkan kakinya menuju jalan yang akan membawanya ke mini market.

"Ooooeee...... OOOOeeeee....." 

Kening sehun berkerut saat telinganya menangkap suara tangisan bayi. Bulu kuduknya meremang saat pemikiran tentang makhluk-makhluk halus muncul di benaknya. Pasalnya ia mengetahui tidak ada penduduk kota yang memiliki seorang bayi, anak terkecil di kota berumur tiga tahun dan tidak menangis dengan suara senyaring itu. 

"OOOOeeeee...... OOOOeeeee.... OOOOeeee..." tangisan bayi itu kembali terdengar di tengah keheningan malam. Kali ini disertai suara kucing.

"Miaaaawww! Miaaaaww! Mmmiaaawww!"

Merasa penasaran, Sehun memutuskan untuk mencari sumber suara. Langkahnya terhenti di sisi sebuah keranjang rotan yang diletakkan tepat di tengah jalan, di pintu masuk kota. Suara isak tangis berasal dari keranjang rotan tersebut. Seekor kucing berbulu keemasan berbaring di atas selimut yang menutupi bagian dalam keranjang. Sehun mencondongkan tubuhnya, berusaha melihat lebih jelas. Mata sipitnya bertemu pandang dengan sepasang mata sipit lain yang sembab dan berkaca-kaca.

"Ooo...eeee.... OOOeeeee..." suara tangis itu kembali pecah. Memaku tubuh tegap Sehun selama sesaat, sebelum kucing berbulu keemasan itu melompat keluar dari keranjang dan mengitari kakinya, seolah meminta Sehun untuk menenangkan si bayi.

Dengan ragu dan sehati-hati mungkin, Sehun menjulurkan tangannya, meraih ke dalam keranjang, kehangatan, dan gemetar kecil Sehun rasakan kala seorang bayi berbalut selimut putih berada dalam dekapannya. Selembar kertas terjatuh ke aspal saat Sehun tengah membenarkan posisi gendongannya. 

The Cool yet Adorable BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang