"Reva, ke kantin yuk!" ujar Dian yang dari tadi sudah menunggu di ambang pintu.
"Lo duluan aja entar gue nyusul," teriak Reva sambil menampakkan senyum manisnya.
"Ya kalik, gue kekantin sendiri. Apa kata dunia?" ujar Dian sok alay.
"Lebay lo" balas Reva yang tak kalah tercyduk.
"Cepetan Reva perut gue udah berkokok dari tadi" wajah Dian langsung memelas seraya memegangi perut nya.
"Bentar" Reva yang masih fokus dengan tugasnya tak mempedulikan apa yang Dian kata kan saat ini.
Tak butuh waktu lama, Reva sudah menyelesaikan tugas nya, tanpa basa-basi Dian langsung menggeret tangan sahabatnya.
Sesampainya di kantin, mereka berdua memesan bakso markotop yang paling populer disekolah.
Reva yang dari tadi duduk melihat sahabat nya diam termenung tak seperti biasanya."Kenapa?" tanya Reva to the point.
Dian menatap wajah kearah suara yang didengarnya.
"Gak pa-pa" ujar Dian dengan wajah sendu."Udah cerita aja. Jangan dipendem sendiri kasian batin lo" paksa Reva sambil meminum pesanannya yang baru datang.
"Masalah Dion" jawab Dian dan Reva hanya bisa menganggukkan kepala mendengar masalah apa yang dihadapi sahabatnya.
"Kenapa Dion? Dia selingkuh lagi atau dia mojok sama cewek lain" Reva sebenarnya heran dengan makhluk yang satu ini. Mau aja dijadiin pacar sama playboy cap kampak.
"Bukan itu"
"La terus apa?" Reva semakin bingung dengan jawaban Dian.
"Gue putus sama dia" ucap Dian terus terang. Reva hampir saja tersedak dan membuatnya batuk-batuk tak jelas.
"Ya bagus dong lo putus sama Dion, jadi lo ga akan disakiti lagi sama dia dan lo harus berusaha move on" Reva sebenarnya kasih melihat wajah Dian yang sendu, tapi bagaimana pun Dion itu tak pantas untuk sahabatnya.
Dian hanya bisa menganggukkan kepalanya dan yang diucapkan Reva itu memang benar dia harus bisa move on.
Pesanan mereka pun datang, surga dunia untuk Dian, tanpa basa basi Dian langsung mengambil garpu dan sendok yang ada diatas meja.
๛๛๛
Tampak Revon dkk sedang bersenda gurai dimeja pojok paling belakang yang ada dikantin ini.
"Udah lah, kalau hubungan itu udah berakhir maka biarlah berakhir. Jangan diambil hati, move on dong jadi orang" Revon yang dari tadi terus saja menceramahi sahabat nya yang sedang dilanda putus cinta.
"Akan gue coba" ucap Dion-Sahabat Revon- yang dari tadi tak bergairah untuk menghabiskan bakso markotop, karna bakso ini mengingatkannya pada seseorang.
''Setahu gue Dion itu ga kenal dengan kata galau, tapi sekarang?" ujar Surya-Sahabat Revon & Dion- dengan perasaan yang campur aduk antara heran dan bingung.
"Apa jangan-jangan lo udah jatuh cinta lagi sama si alay" ujar Revon dengan padangan mengarah pada kedua gadis yang sedang berbincang-bincang.
"Dia Dian bukan si alay" bela Dion yang dari tadi sabar menghadapi kedua sahabatnya.
๛๛๛
Bel pulang pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas.
Seperti biasa Reva berjalan sendiri menuju parkiran, karna Dian diantar jemput oleh sopir. Reva langsung menyalakan mesin mobil dan melaju meninggalkan sekolah.
Sesampainya dirumah, Reva membaringkan tubuhnya dikasur queen size berwarna biru muda.
Dibenak Reva muncul pertayaan, bagaimana keadaan orangtuanya yang ada di Jepang.
"Pa Ma, Reva kangen sama kalian,"
gumam Reva sambil meneteskan air mata.Reva terus saja seperti ini dari dulu. Ditinggal orang tua bekerja hingga keluar negeri. Dan dulu dibenak Reva pernah berpikir jika ia memilih menjadi orang yang hidup sederhana, tapi tak ditinggal kedua orang tua ke luar negeri. Pikiran itu masih saja terngiang-ngiang dikepala Reva.
Tok..tok..tok..
"Non, ayo makan dulu!" suara perempuan paruh baya itu langsung membuyarkan lamunan Reva.
"Iya Bi, sebentar," ujar Reva sambil mengusap air mata nya.
Reva menuruni tangga dengan tenang.
"Enak nih kayak nya," puji Reva kepada Bi Mina yang sudah memasakkan makanan kesukaannya.
"Makasih ya Non," jawab Bi Mina dengan wajah yang sedikit merona.
"Bi, ayo makan bareng aku!" ujar Reva sambil membalik piring di depannya.
"Tapi non-" ucapan Bi Mina terpotong, karna tangan Bi Mina ditarik Reva supaya duduk di kursi makan.
bagi Reva, Bi Mina bukan lah pembantu melainkan keluarganya sendiri.
๛๛๛Di perjalanan pulang, seperti biasa Revon dan kedua sahabatnya mampir di sebuah cafe kopi.
"Sumpah kemarin lawan basket kita jago-jago banget," ujar Dion sambil menghisap rokok yang dari tadi ia pegang.
"Biasa aja," jawab Revon dengan nada datar tatapan lurus kedepan.
"Gimana kalau besok kita latihan?," sambung Dion.
"Yaudah besok pulang sekolah kita latihan dan lo ajak tim untuk kumpul," ajak Revon yang disetujui oleh kedua sahabat nya.
Mereka lalu menghabiskan kopi yang mereka pesan dan langsung bergegas pulang.
๛๛๛
Semoga kalian senang dengan awal cerita ku.
Dan thanks udah baca...
Jangan lupa votment ya..Tunggu update ku selanjutnya :-)
..........
Rizka
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Teen FictionKalau akhirnya mengingkari, kenapa dulu memberi janji? Kau kira hati ini sebercanda itu? - Revana Angelia Kusuma