Part 3

135 12 8
                                    

Dikaridor sekolah Reva berjalan sambil membaca materi untuk ulangan nanti.

Brug!!....

Reva tak sengaja menabrak seseorang yang ada didepannya.

"Sorry gue gak liat kalau ada lo didepan gue," ujar Reva yang langsung mengambil bukunya.

"Kalau jalan itu pakai mata dong bukan pakai dengkul," bentak pria itu yang membuat Reva menundukkan kepala.

Ya, pria yang ditabrak oleh Reva itu adalah Revon. Sekarang mereka menjadi tontonan gratis para siswa.

"Punya mata gak sih dia? Main nabrak oppa gue lagi" cerocos gadis yang mengaku fans dari Revon.

"Tau tu, untung aja yayang Revon gak lecet" sambung gadis lain.

Reva hanya diam dan langsung pergi tak mempedulikan apa yang dikatakan Revon atau pun gadis-gadis yang sedang membicarakannya saat ini, yang dia pikirkan saat ini hanyalah ulangan yang dia hadapi nanti.
                        
                         ๛๛๛

Ulangan pun telah usai, Reva masih merasa bersalah atas perbuatannya tadi pagi. Tak pikir panjang, Reva langsung menuju kantin untuk menemui Revon.

Dikantin, dengan langkah canggung Reva menuju meja yang ditempati  Revon dkk.

"Revon," ucap Reva dengan canggung dan langsung direspon oleh Revon.

"Ngapain lo kesini?" jawab Revon dengan perasaan yang masih kesal. Karna saat Revon berbicara panjang lebar Reva pergi begitu saja.

"Gue cuman pengen minta maaf sama lo, atas perbuatan gue tadi pagi," pinta Reva.

"Oke gue maafin" jawab Revon dengan wajah datar.

"Beneran?" tanya Reva heran dengan sikap Revon hari ini.

"Iya, udah pergi sana sebelum gue berubah pikiran" ujar Revon hingga membuat kedua sahabat nya tak percaya, karna biasa nya jika ada orang yang membuat Revon marah, pasti orang itu akan mendapat hukuman dari nya.

Tanpa pikir panjang Reva langsung pergi meninggalkan meja Revon yang tak jauh dari meja yang ditempati Dian.

"Lo tadi ngapain kesana?" tanya Dian sambil menatap Reva.

"Minta maaf sama Revon" ujar Reva  yang langsung mengambil minuman dari tangan Dian.

"Lo minta maaf sama Revon? Emang  masalah nya apa," tanya Dian dengan nada bingung.

"Tadi gue gak sengaja nabrak dia, terus saat dia ngomong gue tinggalin begitu aja," jawab Reva dengan sangat rinci kepada Dian.

"Terus lo gak di apa-apain kan sama dia?" ujar Dian dengan nada khawatir.

"Enggak, gue malah disuruh pergi habis dia bilang dia udah maafin gue," jawab Reva.
                         
"Seorang Revon andres aldevaro, maafin cewek?" ujar Dian kaget tak percaya.

Reva hanya bisa menganggukkan kepala melihat sahabatnya saat ini.

                         ๛๛๛

Latihan berlangsung dengan penuh semangat. Lusa  Revon dan tim basketnya akan bertanding melawan Sma Melati.

"Lusa kita akan tanding dengan Sma Melati, dan kita harus ubah strategi, agar kita tak bisa dikalahkan lagi" ucap Surya -ketua tim- dan diangguki teman timnya.

"Gimana kalau kita pakai strategi awal" usul Ghata -teman tim Revon- yang langsung di setuju beberapa  teman timnya.

"Gue gak setuju" tolak Revon menatap Ghata sekilas.

"Kenapa?" tanya Ghata heran dengan tingkah Revon akhir-akhir ini.

"Karna Sma Melati pasti udah tau strategi awal kita, kalian ingat kan saat kita lawan Sma Melati makai strategi awal dan endingnya kita kalah. Dan gue cuman nyaranin, ambil kesimpulan dari masalah itu!" jelas Revon lagi-lagi menatap Ghata sekilas.

"Kalau mereka lupa dengan strategi kita, mungkin aja kan kita menang" balas Ghata sinis.

"Itu menurut lo. Kalau mereka masih inget strategi awal kita, lo mau nanggung kekalah tim basket " balas Revon tak mau kalah.

Ghata menatap Revon kesal ingin sekali tangan ini memukul pipi Revon.

"Gue mau pulang, percuma gue disini kalau saran gue gak dihargai." Ghata bergegas membawa tas dan ingin sekali cepat-cepat  meninggalkan lapangan basket

"Pengecut" teriak Revon menatap Ghata kesal.

Ghata sudah tahan lagi dengan sikap Revon saat ini. Langkah Ghata berhenti dan memutar balik langkah nya dengan cepat Ghata memukul pipi Revon terus menerus hingga pekelahian tak terelakkan. Revon tak terima dan langsung memukul balik kearah pipi Ghata dengan keras.

Darah segar mengalir diujung bibir mereka.

"Tolong jaga ucapan lo!" bentak Ghata memegang kerah baju Revon.

Revon dengan sengaja meludai Ghata, dan membuatnya dalam masalah.
Dengan sekuat tenaga Ghata memukul pipi Revon terus menerus.
"GUE BILANG BERHENTI!" bentak Surya melerai perkelahian ini.

Tak ada yang mendengarkan ucapan Surya. Dengan sangat terpaksa Surya memukul pipi Revon dan Ghata.
Ghata dan Revon diam mengontrol emosi mereka.

"Udah puas kalian berantem? Karna masalah sepele kalian berantem. Kalian itu harus mengontrol emosi kalian untuk sekolah ini. Kita itu tim bukan lawan, kita bisa omongin baik-baik tanpa main fisik. Kalian ngerti gak" ucap Surya penuh penekanan. Revon dan Ghata hanya diam karna ucapan Surya.

"Sekarang kita selesain baik-baik. Kita cari jalan keluarnya" ujar Surya melihat keduanya.

Mereka hanya pasrah dengan ucapan Surya barusan.

"Supaya masalah ini clear, kalian berdua saling minta maaf" suruh Surya.

Dengan perasaan malas keduanya berjabat sekilas.

"Gue pulang. Mood gue hancur buat latihan" ujar Revon mengambil tasnya. Dengan langkah cepat dia meninggalkan lapangan basket.

Sementara Ghata diam menatap kepergian Revon dengan wajah yang masih kesal.

Tunggu pembalasan gue batin Ghata menunjukkan senyum devilnya.

****

Kira kira pembalasan apa yang akan Revon dapatkan dari Ghata?

Sorry kalau ada typo.
Jangan lupa vote + comment

Thanks

Salam
Rizka
...........

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang