Part 11 ~ Music Box

56 5 0
                                    

Suasana kelas tidak ada yang istimewah sama sekali, sama seperti biasanya.
Reva menghampiri Dian yang sudah datang terlebih dahulu.

"Kenapa muka lo, masih pagi udah ditekuk?" tanya Reva penasaran.

"Besok ulang tahun gue" jawab Dian sayu.

"Seharusnya lo seneng kan? Kenapa malah sedih" ujar Reva sambil menatap kedua mata Dian.

"lo tau sepupu gue kan?" tanya Dian memastikan.

"Iya tau, Revon kan?" ujar Reva paham.

"Dia itu nyebelin tau. Masa diultah gue tahun ini ga bisa dateng. Padahal tahun lalu dia ga dateng. Kan nyebelin" jelas Dian kesal.

"Bukannya gue mengharap dia dateng sih. Tapi dia itu udah gue anggep kakak kandung gue sendiri walaupun seumuran sih" sambung Dian seraya menaruh kepalanya diatas meja.

"Pasti dia dateng kok. Senyum dong. Manyun mulu, besok kan hari spesial lo" ujar Reva memberi semangat.

"Ouh yh, ini undangan buat lo. Jangan lupa Dateng" ujar Dian seraya memberi kartu undangan berwarna pink pastel dan diterima Reva.

"Okok, siap" ujar Reva semangat.

"Ouh ya, gue ngajak Iqbal ga pa-pa kan?" tanya Reva tersenyum kikuk.

"Ya boleh lah Reva" ujar Dian sambil menyenggol bahu Reva yang masih merasa malu karna pertanyaannya barusan. 

                      ﹏❤﹏

Reva terus saja menelfon Iqbal. Tapi, tak ada jawaban.

                         Iqbal

Reva : Iqbal jadi pulang bareng enggak. Aq udh nunggu didepan gerbang

Reva : Iqbal kenapa ga jawab telfon ku. Kita jadi pulang bareng enggak

Reva : Iqbal kamu kemana sih

Reva : Setidaknya ngasih kabar. Dari tadi aq nunggu kamu taukk.
Iqbal : Maaf Rev, kamu pulang sendiri ya. Aq masih ada urusan.

Reva : Setidaknya kamu jawab telfon ku. Biar aq ga nunggu.

Iqbal : iyh maaf. Hp ku, aku silent tadi.

Reva : Yaudah_-

Dan setelah itu tak ada balasan dari sang pemilik nomor. Reva hanya mendegus kesal.
Reva menunggu taksi pesanannya. Tapi tak kunjung datang.
Tiba-tiba motor ninja berwarna hitam berhenti di depannya.

"Lo Reva kan? Sahabatnya Dian" tanya cowok yang sudah didepan Reva.

"Iya, ada apa ya?" tanya Reva balik. Reva tau siapa cowok itu, siapa lagi kalau bukan Revon.

"Mau gak bantuin gue?" pinta Revon menatap bola mata Reva lekat.

"Bantuin apa ya?" tanya Reva sekali lagi.

"Bantuin nyari hadiah yang Dian suka" ujar Revo sambil tersenyum ramah.

"Harus sekarang ya?" tanya Reva untuk yang kesekian kalinya.

"Iya lah masa 5 tahun lagi. Udah cepetan sekarang lo naik motor gue. Nih helmnya" ujar Revon sambil menyerahkan helm berwarna hitam.
Belum juga Reva menjawab, ia sudah ditarik untuk menaiki ninja berwarna hitam tersebut.

Udah minta tolong, bawel lagi gumam Reva pelan.

"Gue masih bisa denger" ucapan Revon barusan membuat Reva bungkam seketika.

                        ﹏❤﹏

Mereka sudah sampai dipusat perbelanjaan yang tak jauh dari sekolah.

"Kira-kira cewek itu suka nya dikasih kado apa?" tanya Revon memilih milih pernak-pernik yang ada dimall.

"Kasih aja boneka" ujar Reva sambil mencari hadiah yang tepat untuk Dian.

"Ouh ya, kata Dian lo ga bisa dateng kepestanya" sambung Reva memecahkan keheningan diantara mereka.
Revon hanya tertawa setelah Reva menanyakan hal tersebut.

"Kok ketawa sih" ujar Reva mendengus kesal.

"Dian itu cuman gue bohongi, percaya amat tuh anak. Yakalik gue gak dateng bisa - bisa gue diomelin yokap" ujar Revon yang masih tertawa dan Reva yang hanya menganggukkan kepala tanda paham.

"Yaudah, gue mau pilih-pilih barang buat kado Dian. Lo milih apa dulu gitu, tapi gue saranin lo milih boneka." ujar Reva dan Revon menggangguk tanda paham.

Reva melihat sekeliling toko perbelanjaan, dan matanya tertuju pada sebuah music box berwarna biru pastel.

"Pengen beli sebenernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pengen beli sebenernya. Tapi duitnya cuman cukup buat beli kado Dian" gumam Reva.

"Lo mau itu?" tanya Revon yang tiba-tiba dateng.

"Hahh.. Enggak gue cuman liat-liat aja" ujar Reva sambil tersenyum kikuk.

"Gue udah punya kado buat Dian, gue mau kekasir dulu" sambung Reva berlalu meninggalkan Revon yang masih menatap music box tersebut.

Revon pun bergegas menyusul Reva yang sudah ada didepan kasir.

"Gue tunggu diluar toko ya" ujar Reva dan Revon menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Oh yh mbak, yang bonekanya dikado sekalian dan yang music box itu dimasukkin ke paper bag aja" ujar Revon kepada pelayan toko. Revon memang sengaja membeli music box tersebut untuk seseorang nantinya.

                       ﹏❤﹏

Sesampainya dirumah Reva. Reva langsung turun dari motor Revon.

"Makasih ya" ujar Reva sambil tersenyum ramah.

"Harusnya gue kalik yang bilang makasih. Makasih ya udah nemenin belanja" ujar Revon sambil menunjukkan belanjaannya.

"Ouh ya, minta ID Line lo. Biar bisa ngobrol-ngobrol." sambung Revon sambil menyondorkan hp nya ke Reva. Reva hanya mengangguk tanda setuju.

"Udah nih" ujar Reva setelah memberikan ID Line nya.

"Gak mau mampir dulu" tawar Reva dan Revon menggelengkan kepalanya.

"Maaf gak bisa mampir, masih ada urusan" ujar Revon seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya, yaudah hati-hati kalau naik motor" ujar Reva dan Revon menganggukkan kepalanya sebelum meninggalkan Reva digerbang seorang diri.

Reva hanya menatap kepergian Revon dan pandangannya beralih pada rumah yang ada didepannya.

"Kayaknya Iqbal belum pulang deh. Kemana sih tuh anak" gumam Reva kesal.

Jangan lupa tinggalkan jejak vote + comment:v
Thanks yg udah baca:)


Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang