~Flashback~
Diruangan bercat putih dengan aroma khas obat-obatan tercium dari ruangan tersebut. Seorang laki-laki terbaring lemas dengan alat medis yang setia menempel ditubuhnya.
Disisi lain Kevin masih menunggu saudara kembarnya bangun dari koma.
"Bal, kapan Lo bangun. Lo gak kasian sama Reva. Tiap hari dia ngirim surat buat Lo. Ouh yh, gue minta maaf karna semua suratnya gue yang balas. Makanya cepetan bangun" ujar Kevin seraya menatap Iqbal yang terbaring lemah.
Ya, laki-laki tersebut adalah Iqbal.
Iqbal mengalami kecelakaan motor beberapa bulan lalu. Dan sampai saat ini ia pun enggan membuka matanya.
Sementara itu, Kevin membalas surat Reva dengan janji akan cepat kembali. Bodoh memang jika ia yang harus membalas seperti itu, tapi ia tak tega melihat seorang perempuan harus menunggu.
"Bal, kalau lo udah sehat, jangan lupa lo nemuin Reva ya. Kasian dia, pasti nunggu lo buat dateng. Hahaha, kapan sih lo mau buka mata lo, gue kangen bacotan lo" ujar Kevin yang tak bisa membendung air matanya.
"Sumpah, kalau Lo tau gue nangis. Pasti Lo bakal ketawa paling keras" bercanda dengan Iqbal adalah hal yang paling dirindukan seorang Kevin.
"Kevin, kamu makan dulu. Biar mama yang jagain Iqbal" ujar Hana seraya menepuk pundak Kevin pelan. Kevin hanya menganggukkan kepalanya dan menuju kantin rumah sakit.
Selesainya ia makan, ia langsung bergegas menuju ruang rawat Iqbal. Raut wajah Hana mengisyaratkan kekhawatiran. Kevin langsung memeluk sang mama erat.
"Iqbal pasti gak papa kok ma. Mama tenang aja" ujar Kevin meyakinkan sang mama.
Dokter serta perawat yang sedari tadi diruangan Iqbal akhirnya keluar. Kevin sudah membaca raut waja sang dokter.
"Gak mungkin kan dok. Adik saya pasti baik-baik saja" gertak Kevin.
"Maaf, tapi kamu sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi Tuhan mempunyai rencana lain" ujar sang Dokter. Sementara Hana jatuh pingsan karna terkejut mendengar kematian salah satu anaknya.
Hana sudah ditangani oleh perawat. Kevin berjalan mendekati adiknya yang sudah tak bernyawa.
"Kenapa Lo pergi?? Gimana Lo bisa nemuin Reva kalau Lo pergi. Bangun bal, gue gak mau kehilangan Lo. Lo liat mama kan dia sedih banget. Please, bangun bal"ujar Kevin yang tak bisa lagi membendung air matanya.
"Tapi maaf bal. Gue harus nemuin Reva tapi sebagai Lo. Tapi suatu saat gue juga bakal jujur sama dia, semoga dia bisa nerima semuanya" ujar Kevin putus asa. Baru kali ini ia merasakan hal terpuruk.
Keesokan harinya Iqbal sudah selesai di makam kan. Kevin tersenyum sendu, mungkin Iqbal sudah bahagia diatas sana.
Sudah seminggu Kevin melepaskan kepergian adiknya itu. Ia mendekati Hana dan langsung memeluk nya.
"Ma, besok Kevin mau ke Jakarta. Mama baik-baik ya disini. Kevin janji gak akan lama kok" ujar Kevin ragu. Seraya melepaskan pelukan tersebut.Hana hanya menganggukkan kepala. Ia tau apa yang dimaksud sang anak.
"Iya nak. Mama baik-baik kok disini. Kamu harus bisa jelasin semuanya ya. Jangan membuat masalah. Jika pun Reva menangis kamu harus bisa nenangin dia" ujar Hana dengan nada lemah lembut. Kevin menganggukkan kepalanya dan langsung memeluk Hana.~Flashback end~
Kevin bergegas kembali ke Bandung. Ia sudah mengemasi baju-baju nya. Mungkin tugasnya sudah selesai. Dan untuk masalah sekolah, ia sudah memutuskan untuk keluar. Setelah itu ia menatap jendela kamar milik wanita yang ia cintai.
"Maaf va. Aku harus pergi" ujar Kevin seraya menatap foto Reva lekat.
~❤️~
Reva masih termenung dikamar nya. Ia masih memikirkan semuanya, Reva tak bisa lari dari kenangan yang terus menghampirinya. Ia berencana untuk menemui Kevin besok.
Pikirannya bercabang kemana mana. Tapi ia harus bertemu dengan Kevin, ia ingin mengetahui makam Iqbal saat ini. Mungkin dengan cara tersebut ia bisa melepaskan semuanya.
~❤️~
Semoga kalian suka ya💕😊
Jangan lupa tinggalkan jejak 😉Next part selanjutnya?? Tentu. Ditunggu yh😁
Makasih 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
Fiksi RemajaKalau akhirnya mengingkari, kenapa dulu memberi janji? Kau kira hati ini sebercanda itu? - Revana Angelia Kusuma