QUITE

14 1 0
                                    

Setibanya di kelas, Nadia langsung dihujani pertanyaan oleh sahabat-sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Dian, Tessa dan Anita yang sudah penasaran ingin mengetahui cerita yang sebenarnya.

"Tadi kenapa lo bisa makan bareng di kantin sama Egi?" ucap Anita. Sedangkan Dian dan Tesa menunggu jawaban dari Nadia.

"Gue juga gak tahu kenapa sama dia hari ini." jawab Nadia.

"Hati-hati nad, takutnya kesannya dia cuma pingin mainin lo aja." Dian berusaha ingin memperingati Nadia.

"Tenang aja. Lagian gue gak terlalu nanggepin banget." walaupun di dalam hati Nadia sangat bertanya-tanya tentang kejadian hari ini. Cuma dia gak pingin memperlihatkan ke para sahabatnya yang khawatir nanti dia baper banget sama Egi.

Kejadian hari ini memang gak bisa dipungkiri oleh Nadia. Tapi dia tidak ingin terlalu mendalam jatuh ke perasaannya karena saking bahagianya.

Untungnya dia masih bisa mengkondisikan perasaannya. Walaupun sebenarnya itu sangat sulit bagi Nadia buat bersikap biasa aja dengan perlakuan Egi hari ini ke dia.

***

"Gue reflek dit!" ucap Egi kepada Adit yang sedari tadi menunggu jawaban dari pertanyaannya. "Tapi entah kenapa aja gitu gue pengen deket aja sama Nadia".

"Lu bego atau apa sih?kalo lo ngerasa gitu, berarti emang lu udah ada perasaan ke dia" nada Adit sedikit geregetan dengan tingkah sahabatnya yang sedari tadi belum menyadari perasaannya.

"Tapi gue belum bisa mastiin apakah perasaan gue ke dia murni dari hati atau cuma sekedar pengen punya status" Jawab Egi dengan muka yang masih bingung.

"Yaudah serah lu, yang penting jangan sampai lu nyesel nanti karna lo gak sadar sadar sama perasaan lu sendiri" ucap Adit dan beranjak meninggalkan Egi yang masih memasang muka bego nya.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Menandakan para murid agar segera bergegas untuk pulang.

Nadia segera membereskan alat tulisnya dan bergegas untuk pulang. Baginya hari ini terlalu melelahkan untuknya.

Nadia pun keluar kelas dan mendapati seorang cowok yang sedang bersandar di dinding luar kelas Nadia seperti sedang menunggu seseorang. Dan cowok itu adalah Egi.

Dengan polosnya Nadia pun melewati Egi tanpa sepatah kata pun. Namun dengan sigapnya Egi segera menarik bahu Nadia ke belakang sehingga membuat Nadia hampir jantungan.

"apaan sih gi?!" ketus Nadia dengan nada sedikit tinggi.

Egi pun menjawab dengan sebuah cengiran yang hampir membuat perasaan Nadia terbang karna melihat senyuman yang keluar dari Egi.
"Widihh...nyante neng, gue cuma pengen nganterin lu balik."

"Hah nganterin. emang gua anak kecil pulang sekolah dianterin."balas Nadia

"Gue sekalian pengen minta temenin lo ke Gramedia buat cari buku."titah Egi dengan polosnya.

"Yaudah sekalian gue juga pengen kesana kali aja ada buku bagus" Nadia menjawab dengan senyuman. Alhasil itu membuat Egi merasakan ketenangan yang tidak pernah dia rasakan. Namun Egi masih belum juga menyadari tentang perasaannya.

***

Mereka pun sudah sampai di Gramedia dan memilih milih buku yang cocok dengan keinginan mereka. Sampai akhirnya Nadia memilih satu buku yang dirasanya sangat bagus untuk dia baca. Nadia pun menyarankan untuk Egi supaya memilih buku tersebut.

Akhirnya Egi pun membelinya dan langsung memutuskan untuk mengantarkan Nadia pulang.

Nadia sebenarnya tidak paham karena mengapa Egi meminta sarannya untuk membelikan buku kepada sepupu perempuannya.

Tapi ya sudahlah karna disini Nadia merasa senang karena dia bisa dekat lagi dengan Egi bahkan lebih dekat. Dan itu sangat menenangkan bagi Nadia karena bisa berada di dekat Egi hari ini.

Yang TerdalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang