2"Sakit..."

1.6K 150 19
                                    

Di dalam kamar,  Dio mengeluarkan pakaian dari dalam koper,  dan meletakkannya di atas kasur. 

Marcus yang sedari tadi memperhatikan adiknya hanya diam saja.  Ia mengacak-acak gemas rambut Dio .

"Kak. Ukh!" kesal Dio karena kakaknya suka sekali mengacak-acak rambutnya

"Hahaha. Kamu tau dek? Kalau kamu cemberut seperti itu sangat lucu. Kakak jadi ingat ayah sering mencubit pipimu seperti ini..."

Marcus mencubit kedua pipi adiknya,  karena begitu lucu menurutnya.

"Awh!  Kak,  sakit ih! Udah ah.  Nanti pipiku tambah chubby"

Dio mengelus-elus pipinya akibat cubitan dari kakaknya.

"O iya. Kalau pakaianmu sudah di rapikan,  kita makan bersama mamah di bawah ya"

"Bersama mamah?  Mamah mau makan bersama, jika ada aku?"

"Dek. Semarah-marahnya mamah sama kamu.  Suatu saat mamah pasti akan memaafkanmu"

"Entahlah kak. Aku selalu berharap mamah bisa menyayangiku seperti dulu"

"Sabar ya dek."

"Iya, kak"

"Kalau begitu kakak ke bawah dulu,  bantuin bibi untuk makan siang kita"

"Iya, kak" sahutnya

Marcus tersenyum,  kemudian ia keluar dan meninggalkan adiknya sendirian di dalam kamarnya.

Dio sibuk merapikan pakaian dan memindahkannya ke dalam lemari.  Namun di saat ia ingin meletakkan seragam Sekolahnya di rak atas. Seragam itu terjatuh dari tangannya,  ketika ia merasakan perutnya terasa sakit yang sangat hebat,  hingga ia terduduk dan meringkuk memegang perutnya. 

Dio menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakitnya.  Peluh keringat bercucuran membasahi kening dan pakaiannnya. 

Dio teringat akan kata-kata terakhir mendiang neneknya sebelum meninggal. 

Dio...cucuku...meski penyakit itu parah. Dio harus melawannya. Jangan kalah.   Cucu nenek kuat.  Jika suatu saat Dio gak kuat lagi.  Ingatlah... Ada mamah dan kakak yang masih sayang sama Dio.  Dio harus kuat untuk mereka.

Air mata Dio mengalir begitu saja.  Disaat seperti ini,  Dio membutuhkan belaian lembut dari neneknya.  Nenek yang begitu penyayang, hangat,  sabar dan tidak pernah pilih kasih dalam menyayangi cucu-cucunya. 

"Nek... Dio kangen nenek.  Sakit nek...sakit banget..." batinnya

.
.
.

Keyra keluar dari kamarnya,  ia berencana turun ke bawah dan menemui Marcus. Hanya saja sejenak langkah kakinya terhenti, saat dirinya melihat Dio duduk di depan lemari. 

Keyra tidak menyadari jika Dio menahan rasa sakit yang menyerangnya.  Yang ada di pikirannya mungkin Dio hanya kelelahan setelah pulang dari pemakaman ibu mertuanya.

Keyra melanjutkan langkah kakinya,  dan menuruni anak tangga.  Ia menghampiri Marcus yang sedang memasak di dapur .

  Ia menghampiri Marcus yang sedang memasak di dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maafkan aku" (Kyuhyun Dan Kyungsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang