"Sarapan bareng yuk. Gue tadi beli sandwich nih." ajak Adit.
"Aku udah sarapan bareng Dio. Kamu aja yang makan."
"Ayolah. Nanti selesai sarapan, gue bantuin deh kerjaan lo" ucap Adit.
Mendengar sang sahabat yang berniat untuk membantunya, akhirnya Marcus luluh. Ia tersenyum lebar dan mengangguk.
Mereka pindah posisi ke sofa panjang untuk makan bersama. Adit terlihat sangat lahap, sedangkan Marcus memakannya perlahan-lahan.
Baru beberapa gigitan, perut Marcus mual. Ia beranjak dan menuju kamar mandi yang letaknya di dalam ruangan kerjanya.
"Lo kenapa?" Adit beranjak dan mengetuk pintu kamar mandi Marcus.
"Marcus!" seru Adit dari luar, namun Marcus tidak menyahutnya.
-
-
-Di kantin sekolah. Dio dan gengnya udah duduk di salah satu kursi andalan mereka. Seperti biasa kehadiran mereka di manapun akan menjadi sorotan siswi-siswi di sekolah ini.
Mereka belum memesan makanan. Dio asik bermain game di hp nya. Sedangkan Rizky dan Mamat asik dengan dunia seni mereka, dan hanya Athar yang bingung ingin ngapain.
"Pesen makan yuk. Laper nih," celetuk Athar.
"Ya udah. Aku pesen dulu," Dio beranjak dari kursi dan memesan Bakso juga ayam geprek langganan mereka.
Dio dan Luna hanya bersebelahan saja. Alis kiri Dio menukik seraya menatap dingin Luna yang telah membuatnya kesal, begitu juga sebaliknya.
"Huh!" dengus Luna lalu pergi lebih dulu.
Dio kembali ke kursi sambil menunggu pesanannya bersama temannya.
10 menit berlalu, namun apa yang dipesannya belum datang juga karena pengunjung kantin hari ini cukup ramai.
Dio kembali menemui wanita yang umurnya di atas ibunya, untuk menanyakan pesanannya.
"Bu. Bakso dan Gepreknya kok belum dianter?" tanyanya.
"Sebentar Dio," ucap wanita itu.
Seorang pemuda yang merupakan anak dari pemilik warung ini meletakkan bakso di atas meja panjang di depannya.
Dio mengambil bakso itu, namun suara cempreng itu membuatnya menatap tajam padanya.
"Itu bakso gue!" marah Luna yang berkacak pinggang di depannya.
"Eh! Jerapah!! Aku yang pesan bakso ini duluan!" ucap Dio tak mau kalah.
"Huwah!! Eh! Pendek!! Lo baru aja datang. Dan gue udah pesan ini bakso dari tadi sebelum lo datang!!" Luna tetap mempertahankan argumennya.
"Seenaknya aja lo manggil gue pendek!!"
"Emang lo lebih pendek dari gue." ucap Luna tak mau kalah.
Rizky dan Mamat segera menarik Dio agar menjauh dari Luna.
"Lun. Lo cari gara-gara deh udah ngatain Dio seperti itu," celetuk salah satu temannya.
"Gue nggak takut." sahutnya tegas.
-
-
-"Lepasin!" marah Dio.
Athar mengelus punggung Dio agar marahnya reda, "Udah. Jangan marah marah. Entar darah tinggi lo," ucap Athar padanya.
"Akh!! Kenapa sih kalian ngelerai segala! Tuh cewek emang nyebelin banget. Dua kali ketemu, tapi tetap aja bikin naik darah!" omelnya.
"Sabar... Sabar..." giliran Mamat yang menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Maafkan aku" (Kyuhyun Dan Kyungsoo)
Literatura FemininaGenre : brother, friendship, family Kisah seorang pemuda yang di vonis oleh Dokter, bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Ia kembali pulang ke rumah karena kakaknya yang memintanya. Sedangkan ibu yang membencinya, tidak berharap kehadiran anak...