4"Seandainya..."

1.1K 120 18
                                    

Di ruang makan, Dio celingak-celinguk mencari sosok kakaknya yang tidak terlihat.

Adit mengerti arti tatapan Dio.

"Marcus sedang istirahat di kamar tamu. Katanya ngantuk berat, jadi Marcus ingin tidur dulu" bohongnya

"Tumben kak. Biasanya meski mengantuk, kak Marcus tetap menemaniku makan"

Dio terlihat bingung sekaligus khawatir pada kakaknya.

"Aku ingin ke kamar kak Marcus dulu"

"Dio. Sebaiknya biarkan Marcus istirahat. Kasihan kakakmu, semalam kurang tidur"

Dio yang tadinya beranjak hendak menemui Marcus di kamarnya. Kini ia urungkan karena ia mengikuti apa yang dikatakan oleh Adit.

"Kak Adit bener Dio. Biarin kak Marcus istirahat" ujar Athar yang juga setuju atas saran Adit.

"Baiklah" jawabnya pasrah

"O iya, Dio. Tante Key dimana? Kok gue gak liat tante" tanya Rizky celingak celinguk mencari sosok seorang wanita yang ia kagumi kecantikannya.

"Oh. Mungkin mamah sedang asik sama temannya. Biasalah...aku kan gak pernah dianggap sama mamah di rumah ini" jawab Dio santai sembari ia menyuap makanannya.

Mamat menyenggol siku Rizky, sampai-sampai Rizky yang lemot selalu bingung membalas ekspresi wajah Mamat yang memintanya untuk tidak membahas masalah ibu Dio di depannya, meski hanya melalui isyarat dari sebuah tatapan tajamnya.

"Sudah-sudah. Sekarang selesaikan makanan kalian. O iya, kakak ingin mengajak kalian ke Mall setelah makan. Kalian mau?" ajak Adit

"Mauuuu" jawab mereka antusias.

"Oke. Sekarang habiskan makan kalian. Kakak ingin menemui Marcus, dan meminta izin padanya untuk mengajak pinguin refreshing" ujarnya seraya beranjak dari kursi.

"Pinguin? Dimana ada pinguin? Kok gue gak liat ada pinguin di sini" celetuk Rizky yang lagi-lagi loading lambat, padahal yang dimaksud Adit adalah Dio.

Pletak!

Sebuah jitakan manis mendarat di kepalanya. Hingga membuat Dio tersenyum memandangi ketiga sahabatnya.

"Ish!!! Kenapa lo mukul kepala gue?!" tanya Rizky sambil mengelus kepalanya pelan

"Lo itu sungguh-sungguh lola. Yang dimaksud kak Adit itu, Dio." jawab Athar menjelaskan padanya

"Oh...terus hubungannya ama lola, apa? Emang lola siapa?" tanyanya lagi, dan kini justru Rizky mendapat jitakan mulus dari Dio.

"Dio! Kenapa lagi lo mukul kepala gue? Emangnya kepala gue Drum!" sungutnya kesal.

"Udah ah. Aku malas bicara denganmu. Buat kepalaku pusing saja" jawab Dio

"Hahahahaha" bahkan Athar dan Mamat tertawa puas karena celetukan Rizky yang selalu berhasil membuat ketiga sahabatnya kesal sekaligus gemas karena lola-nya melebihi mereka.

.
.
.

Di kamar. Adit menemui Marcus yang sedari tadi ternyata tidak bisa tertidur, karena ia merasakan kepalanya yang tidak kunjung reda meskipun ia sudah meminum obatnya.

"Marcus...lo belum tidur?" tanya Adit yang kini duduk di tepi ranjangnya

"Dit. Aku pikir siapa" jawabnya seraya membuka matanya dan menatapnya. Ada raut kecemasan yang terpancar dari wajah sahabatnya, karena baru kali ini Adit melihat sahabatnya tampak sangat pucat.

"Lo yakin, lo baik-baik aja? Apa mau gue temenin ke Dokter?" tawarnya

"Gak usah. Aku hanya ingin istirahat." tolaknya

"Maafkan aku" (Kyuhyun Dan Kyungsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang