Adit mempercepat langkah kaki nya menaiki anak tangga. Meski bukan saudara kandung. Tapi bagi Adit, Dio adalah adiknya. Karena Adit tidak memiliki saudara. Adit adalah anak semata wayang orangtuanya.
"Diooooo" serunya terdengar senang memanggil nama Dio.
Langkah kaki Adit terhenti saat ia masuk ke kamar Dio yang terbuka lebar, namun ia tidak menemukan Dio di dalam kamar. Hanya terlihat beberapa pakaian Dio yang masih di dalam koper yang terbuka begitu juga lemarinya.
"Dio..." panggilnya pelan
Klek...
"Kak Adittt" seru Dio yang baru saja keluar dari kamar mandi
"Pinguinnnn" balas Adit berlari kearahnya, lalu memeluknya.
"Kak...peluknya jangan erat-erat dong. Sakit tau. "
Keluh Dio, lalu Adit melepaskan pelukannya.
"Iya-iya, maaf. Sakit ya?" tanya nya cemas
"Hehehe, gak juga sih"
Adit tersenyum dan mengacak-acak rambutnya.
"Kak Adit sama aja seperti kak Marcus. Selalu rambutku yang diacak-acak"
"Itu tandanya, kami sayang padamu, Dio"
"Iya, aku tahu"
Dio berjalan menuju lemari pakaian dan melanjutkan apa yang ia lakukan sempat terhenti sesaat ketika penyakitnya kambuh.
"Sini kakak bantu" tawar Adit
"Oke" sahut Dio senang
.
.
.Di dapur, Marcus melanjutkan memasak dan membantu seorang wanita paruh baya yang sudah lama bekerja di rumahnya.
Marcus memasak sup daging kesukaan adiknya. Sedangkan bi inem yang merupakan pembantu dirumah Marcus, memasak ayam goreng tepung.
"Bi, ada Adit. Tolong buatkan salad sayur untuknya ya"
"Iya, den" sahut bi inem dan melaksanakan perintah majikannya.
Marcus mencicipi sup yang ia masak. Ia memanyunkan bibirnya karena ia merasakan masakannya agak asin.
Kemudian Marcus memasukkan sedikit gula ke dalam masakannya.
"Semoga Dio suka" gumamnya
.
.
.Terdengar suara Motor berhenti di depan rumah Marcus. Marcus yang tadinya di dapur, kini ia melangkahkan kaki nya menuju ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Maafkan aku" (Kyuhyun Dan Kyungsoo)
Chick-LitGenre : brother, friendship, family Kisah seorang pemuda yang di vonis oleh Dokter, bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Ia kembali pulang ke rumah karena kakaknya yang memintanya. Sedangkan ibu yang membencinya, tidak berharap kehadiran anak...