Beside You

2.4K 260 29
                                    

" Kau bilang apa?" tangan Liffus mengepal erat setelah mendengar penjelasan dari Yuras yang diam-diam mengadakan pertemuan saat tengah malam. Yuka bertugas mencegah Luciel terbangun dari tidurnya, jadi dia tidak bisa ikut.

" Kau mendengarnya dengan jelas kurasa. Iblis itu berusaha mendekati Luciel dan mengambilnya kembali. Aku tidak bisa berbuat apapun karena ikatan perjanjian yang Ibuku turunkan. Tapi kalian bisa, lakukanlah sesuatu sebelum terlambat" jelas Yuras meminta. Dia tahu apa yang bisa lelaki itu lakukan pada tubuh Luciel, dan itu sama sekali bukanlah hal yang baik.

Harris berdehem, berusaha menarik perhatian ketiga orang yang ada disana.

" Kau bilang iblis itu? Jangan bilang dia adalah salah satu dari klan pengkhianat itu" tebak Harris. Ia paling benci berhadapan dengan kaum itu, karena mereka akan berubah menjadi lebih kuat setelah menyerap jiwa dari berbagai mahluk. Jenis kanibal yang senang membuat keonaran baik di dunia hitam maupun  putih.

" Tapi kenapa dia mengincar Pangeran?" Gin penasaran dengan isi pikirannya, jadi dia bertanya begitu saja.

Mata Liffus berkilat marah. Satu-satunya saat dimana ia bertemu orang yang ingin ia bunuh namun malah kabur hanya ada dua, dan Liffus begitu yakin mereka memang bukan manusia biasa.

" Zion dan Zeke. Pernah mendengar nama itu?"

Tentu saja Yuras tidak akan pernah melupakan nama itu. Nama sialan yang membawa dirinya dan Yuka ke neraka penuh siksaan.

" Itu mereka. Kedua nama itu terkenal dikalangan klan pengkhianat sebagai nama pemimpin mereka. Aku tidak tahu dimana ayahnya berada saat ini tapi dia juga pasti hidup di pulau ini. Zion tidak pernah terpisah jauh dari ayahnya"

" SIALAN!" Bentak Liffus kasar. Dia terikat perintah untuk tidak mendekati adiknya disaat yang benar-benar tidak tepat. Masalah malaikat itu belum selesai disaat kini mereka harus berhadapan dengan dua pemimpin kaum gila yang sangat susah dibunuh sedari dulu.

" Mereka adalah orang yang membuat Luciel membenciku saat itu. Aku menemukan dia bersama dengan mereka saat itu"

Seakan menjawab wajah penuh tanda tanya dari Harris dan Gin, Liffus memberitahu.

" Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Gin lagi. Dia tidak bisa tinggal diam saat Tuannya diincar oleh orang yang sama seperti 300 tahun yang lalu.

Liffus menyeringai. Jubah hitam kebesarannya berkibar diterpa angin musim dingin. Matanya bersinar merah, memperhatikan wajah tidur Luciel dari jarak yang sangat jauh.

" Kita kan berperang. Dan lawan kita kali ini ada dua, malaikat busuk itu dan klan penghianat sialan yang berani menyentuh Lucielku"

-

-

" Hah,hah,hah"

Entah bodoh atau idiot, Luciel lagi-lagi berangkat sendiri. Dia adalah tipe yang tidak ingin menyusahkan orang lain sehingga sekarang ia harus menghadapi situasi yang sulit.

" Bagaimana rasa air toilet itu jalang? Kau ini selalu membuat kami muak dengan kehadiranmu. Pertama kau goda Yuka dan Yuras. Lalu selanjutnya kau goda Liffus, dan sekarang? Kau berniat menggoda Viel juga? Kau pikir wajahmu begitu indah hah?"

Luciel terlalu sibuk mengatur nafasnya tanpa berniat mendengarkan apa yang para wanita itu bicarakan. Luciel selalu berpikir, sebenarnya kenapa mereka selalu membenci Luciel? Dia mungkin memang aneh namun sudah lama ini kekuatannya tidak lepas kendali begitu sering. Jadi kenapa mereka masih terus membencinya?

Lagi-lagi para perempuan itu memasukan wajah Luciel ke kloset dan tidak membiarkan lelaki malang itu bernafas barang sedikitpun. Mereka terlalu gila, dan yang mereka pikirkan sekarang hanyalah membunuh Luciel dan menuntaskan rasa sakit di kepala mereka.

[END] Angel or Devil : RewriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang