Dingin.
Tubuh mungil itu terasa begitu dingin. Tubuhnya tertutup es berkilau yang memiliki kekuatan aneh. Tubuh itu tidak menggenakan pakaian. Tenggelam, di kolam es itu.
Blast
Ledakan tiba-tiba membuat hancur lapisan es itu. Sesosok pria berambut putih panjang menghampiri kolam, tersenyum kecil saat tangan halus tanpa cela mencoba merangkak keluar dari kolam. Tubuh basahnya merangkak sampai keluar kolam, memandang kosong Mikhail yang tengah berjongkok didepannya.
Tangan halus Mikhail membelai wajah anak itu lembut. Membantu tubuh ringkih itu bangun dan berhadapan dengannya.
"Selamat datang, Gabriel" ucap Mikhail lembut sambil mulai membalut tubuh polos itu dengan kain tebal.
-
-
"Mereka menyatakan perang Ayah! Kita harus segera menyerang mereka sebelum mereka melakukan sesuatu yang buruk pada Luciel!"
Lucifer menghela nafas lelah mendengar teriakan emosi putranya. Kerajaan iblis tengah kesusahan sekarang. Para jendral hebat tengah terluka, sementara pasukan mereka tinggal sedikit karena Liffus dengan gegabah berusaha menerobos masuk ke Surga dan pulang dengan kekalahan besar.
Luciel menghilang, dan penerusnya malah terus berteriak seperti orang gila disini.
"Dengan apa kau ingin menyerang huh? Apa aku perlu mengirim penerusku untuk sekalian mati di medan perang? Apa kau begitu bodoh? Beruntung mereka tidak terus maju dan meratakan tempat ini Liffus" ucap Lucifer kesal. Dia bahkan harus menanamkan mantra pengikat dibantu oleh para ahli sihirnya karena Liffus terus saja berontak ingin segera menyelamatkan Luciel yang kini berada di tangan para malaikat.
Crak
"Maka biarkan aku mati saja Ayah! Luciel sebentar lagi bangkit! Kita harus mengambilnya atau..... Atau Luciel mungkin...."
"Itu kemungkinan terburuknya. Sudah kubilang harga dari kelahiran kembali itu besar. Kita akan benar-benar habis jika Luciel memang berubah menjadi malaikat. Namun sekarang kau ingin menyerang mereka? Dengan apa? Kekuatanmu? Kau bahkan tidak akan bisa bangkit selama lebih dari lima menit jika mencoba bertarung sekarang"
Liffus menggeram kesal. Tangannya menutupi luka menganga yang ada di perutnya. Dia mendapatkannya saat sebelumnya berusaha masuk ke Surga. Para malaikat itu menghajarnya habis-habisan. Liffus saja bisa selamat berkat sang ayah datang tepat waktu dan segera membawa masukannya yang tersisa kembali ke Hellain.
Liffus benci menjadi lemah. Tidak terbayang baginya melihat Luciel berubah menjadi malaikat. Luciel bahkan masih membencinya hingga saat terakhir. Keinginan egoisnya untuk menghidupkan kembali Luciel malah membuat keduanya tersiksa. Liffus bahkan tidak bisa lagi memeluk tubuh kecil itu kini.
Melihat putranya terpuruk, Lucifer menghela nafas. Tidak dapat dipungkiri bahwa perlahan diapun mulai menyukai anak keduanya itu. Membiarkannya menjadi malaikat hanya akan membawa kerajaannya dalam kehancuran. Mereka memang harus berperang, mati dalam perjuangan atau dalam penyesalan.
"Aku berjanji akan mengumpulkan pasukan sebanyak mungkin agar kita siap berperang. Kita akan mengambil adikmu kembali. Jika kerajaan kita bertahan tentu saja" final Lucifer pada akhirnya.
-
-
"Kau lihat mereka El?"
Mata biru itu menatap dua sosok babak belur yang tengah meringkuk di ujung sel. Pakaian mereka compang camping, tubuh dipenuhi luka cambuk namun tidak sekalipun mereka berteriak selama ini. Gabriel mengangguk, mengunci tatapannya pada kedua malaikat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Angel or Devil : Rewrite
FantasiAku yang menunggumu hingga 300 tahun lamanya..... Aku yang mengingatmu dalam tidurku setiap malamnya.... Aku, yang bertanggung jawab akan kematianmu. Biarkanlah kali ini aku yang menjagamu, Dan kupastikan kamu berada disisiku untuk selamanya.... Dan...