13

7.3K 491 13
                                    

MISS YOU

Seharian kegiatan Yuki hanya di rumah nggak pergi kemana-mana. Bahkan wanita itu juga malas beranjak dari tempat tidur jika kedua kakaknya yang super nyebelin nggak datang ganggu acara tidur Yuki.

"Anak perawan bangunnya siang amat, jodoh dipatok ayam tahu rasa." Ledek Kefin yang hanya ditanggapi kemalasan oleh Yuki.

Gio menyibak selimut kesayangan Yuki, kalau lagi males Yuki memang paling susah untuk diapa-apain. "Bangun dek, nggak usah sok minta diperhatikan."

"Lebih baik kalian pergi sana, Yuki nggak lagi cari-cari perhatian kok kalian aja yang ribet pada masuk kamar orang, ganggu!" Usir Yuki pada Gio dan Kefin. Siapa coba yang nggak kesal kalau lagi enak-enak tidur di kasur empuk tapi ada penganggu datang?

Mami melihat anak putrinya sedang mengganti chanel TV berulang kali dengan tanpa minat. Katanya memang mengarah ke televisi tetapi pikirannya melayang entah kemana.

Mami duduk di sebelah Yuki, Mami memandang Yuki lucu. Sekian tahun hidup bersama sang Putri batu kali ini putrinya berperilaku aneh. Mami sudah memperhatikan anaknya dari kemarin-kemarin segala sesuatu yang dilakukan Yuki terasa salah oleh Yuki sendiri. Mami yakin pasti ada sesuatu yang menganggu pikiran anaknya.

"Kalau nggak mau nonton ya dimatikan aja televisinya daripada di ganti-ganti nggak jelas, kasian bisa pusing." Kata Mami santai sambil menikmati cemilan di meja.

"Mami ngapain di situ?"

"Duduk lah, nontonin anak Mami yang lagi nggak jelas hidupnya. Pergi sana kemana kek biar seger lagi otaknya."

"Males...."

Yuki mengubah posisi duduk menjadi tiduran di atas pangkuan Maminya. Memeluk pinggang Mami, menenggelamkan wajah diperut Maminya. Rasanya sudah lama sekali Yuki tidak bermanja dengan Mami. Mami selalu sibuk menemani Papi keluar kota jika tidak Yuki yang sibuk keluar kota begitu setiap harinya.

Mami mengusap kepala sang Putri. "Anak Mami kenapa? Sepertinya ada masalah, cerita si." Bujuk Mami.

"Lagi males aja, Mamai."

"Kok Al nggak pernah main? Kamu juga nggak ke tempat Al gitu?" Mami memancing kebisuan Yuki. Pasti ibi ada kaitannya dengan Al, biasanya mereka nggak pernah berpisah sepersekian jam.

Mami juga jarang mendengar Yuki berteriak kesal saat mengangkat telepon dari Al, beberapa hari telepon Yuki hanya beberapa kali berdering saja dan itupun karena pekerjaan. Mami memang sangat perhatian hingga hal kecil pada Yuki Mami pun tahu.

"Sibuk kali!" Jawab Yuki sewot.

"Kalian sedang bertengkar?"

"Hemm..."

"Mami jadi tahu sekarang. Pasti kamu bikin Al kesel ya Kuy? Mami tahu banget kok gimana Nak Al."

"Siapa yang nggak kesel, Mi. Baru kemarin kita tunangan dia udah bikin ulah. Kalau emang masih sayang sama mantan istrinya ya sana balik aja. Ngapain tunangan segala tapi hati asih ke yang lain."

Mami tersenyum mengerti, Mami bukan tak tahu tentang status Al tapi Mami nggak nyangka kalau anaknya nggak tahu status Al yang sebenarnya. Mami ingin sekali tertawa namun takut Yuki marah.

"Mantan istri?"

"Mami nggak tahu kan kalau Al itu duda anak dua? Pantesan Mami mau aja waktu tante Maya jodohin anaknya ke Yuki."

"Hei... Kamu aja yang nggak tahu. Kamu itu gimana, sama calon suami masa nggak tahu statusnya apa? Udah nikah belum? Punya anak atau enggak? Pendekatan kalian selama ini tuh gimana?"

MOMMY FOR MY CHILDREN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang