30

5.9K 412 9
                                    

BULAN MADU DADAKAN

🍁🍁

Mata Al membulat saat mendatap pesan dari dang istri. Tumben sekali istrinya mengirim pesan apalagi di akhiri kata cinta, waw kemajuan yang sangat besar menurut Al mengingat bagaimana kakunya Yuki selama ini.

Al yang sedang dilanda bosan karena seharian berada di rumah pun kembali semangat, semangat untuk menggoda Yuki. Dia mau lihat seberapa jauh tindakan istrinya jika ia tak membalas pesan dari Yuki. Al pikir Yuki sedang merayu agar ia melupakan kekesalannya pagi tagi. Siapa yang nggak kesal, udah telat bangun, gagal mitting, di tinggal istri kerja, hampa sudah hidupnya. Seharian ini ia hanya bermalas-malasan di rumah, main game di iPhone sampai bosan, tidur, bagun, nonton TV, udah gitu aja hidupnya.

Al mandang layar utama ponselnya, "Kok nggak kirim pesan lagi," gerutunya kesal. Al padahal Al berharap Yuki membrondong dirinya dengan pesan atau telepon gitu tapi nyatanya setelah beberapa menit hapenya tetap anteng. Bosan dengan hanya memandang layar hapenya, Al pergi ke kamar untuk merebahkan diri. Terlalu malas untuk pergi-pergi atau sekedar mencuci mata biar tidak hanya prabot rumah yang ia lihat.

Sementara di luar sana Yuki sedang menemui papa mertua yang masih ngantor di kantor pusat. Yuki menyetir sendiri ditengah keramaian kota, sebelumnya dia sudah memberitahu sang Papa mertua jka hendak berkunjung. Beliau mengabarkan jika masih berada di kantor pusat karena masih rapat dengan para pemilik saham.

Yuki memasuki lobi, tanpa dimintai keterangan oleh petugas layaknya tamu-tamu lain Yuki langsung naik ke lantai 7 di mana ruangan sang Papa mertua berada. Sesampainya di sana Yuki tak langsung bertemu sang mertua, ia menunggu di dalan ruangan sambil membaca majalah bisnis milik sang Papa.

Derap langkah kaki menghancurkan konsentrasi membaca Yuki, kepala Yuki menengok kearah suara berasal di sana Papanya melangkah dengan gagah dan berwibawa meski wajahnya terlihat lelah.

"Pa," pangil Yuki.

Sang Papa merentangkan tangan dan Yuki menyambut dengan pelukan. "Papa rindu sekali dengan kamu." Ungkapnya tulus. Memang beliau sangat merindukan anak dan menantunya sudah cukup lama mereka tak saling jumpa.

"Maafkan kami yang belum sempat main ke rumah Papa dan Mama." Jawab Yuki, mereka berdua sudah duduk bersebelahan.
"Nggak apa-apa, kalian pasti masih ingin berdua. Papa paham bagaimana sifat para pengantin baru." Godanya. Yuki tersenyum malu.

"Ada apa ini sampai bela-belain ke kantor segala?"

"Yuki mau ajak Al liburan, Pa. Yuki ingin minta izin cuti buat Al."

"Mau bulan madu ya? Tuh anak memang nggak ada inisiatifnya sama sekali. Boleh lah, Papa kasih izin yang penting pulang bawa cucu."

Yuki hampir saja tersentak air liurnya sendiri mendengar permintaan dang Papa. Yuki hanya bisa membalas dengan senyuman.

"Pulang sama Papa yuk?"

"Yuki bawa mobil, Pah. Nggak apa-apa kok Yuki pulang sendiri. Lagian Yuki juga mau cari menu buat buka."

"Bibi nggak masak emang?"

"Yuki yang minta, Pah. Lagi pingin jajan di luar."

"Ya udah, tapi hati-hati. Kalau kamu lecet bisa-bisa Papa kena amuk anak Papa."

MOMMY FOR MY CHILDREN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang