33

6K 363 11
                                    

LEBARAN PERTAMA
SAMA KAMYUU

🍁🍁

Seperti halnya orang lain, Yuki besrta keluarga besarnya sibuk menyiapkan persiapan untuk menyambut lebaran. Rasanya pinggang Yuki mau copot karena kebanyakan duduk berdiri, duduk berdiri membuat kueh-kueh kering bersama sang Mama dan Mertua.

Awalnya Yuki malas untuk bikin makanan beginian tetapi dua emak-emak tetap memaksa bikin padahal kalau beli kan lebih simpel. Dasarnya memang emak-emak suka bikin prakarya jadilah Yuki kalah talak pendapatnya sama sekali tak didengar oleh dua emak-emak itu.

"Mih... Kapan si selesainya? Pinggang Yuki udah mau copot nih..." Keluhnya sambil memukul-mukul manja pinggangnya.

Mami mendengus melihat kelakuan anaknya. Dari tadi cuma ngeluh aja. "Diem ih, nggak malu sama mama mertuamu? Lihat-" Mami menunjuk hasil karya Yuki. Selama hampir setengah hari mereka membuat kueh baru jadi satu loyang yang Yuki buat. Yuki hanya bisa manyun saat sang Mami berkomentar ini itu tentang hasil karyanya.

Mama Maia tidak berkomentar banyak, beliau cuma memandang lucu Yuki dan sang Mami. Ia bercermin pada anak-anaknya sendiri saat mereka sedang ngumpul seperti ini tidak beda jauh dengan Yuki dan Maminya. Dirinya juga pasti akan terlibat adu mulut dengan sang anak jika tidak sesuai dengan hasil pekerjaan.

"Udah dong Mi, Yuki malau sama Mama." Protes Yuki. Yuki nggak mau Mama berfikir bahwa dirinya tidak bisa merawat Al dengan baik hanya karena hari ini ia gagal membuat kueh.

"Biarin biar mertua kamu tahu kalau menantunya pemalas kaya kamu!" Jawab Mami santai.

Kesal dengan Maminya Yuki langsung saja menjauhkan badan dari kursi yang beberapa jam setia menopanya. Dengan kaki di hentak-hentakkan dia meninggalkan dapur dan pekerjaanya yang belum beres. Mami dan Mama mertua cuma bisa tersenyum melihatnya.

"Sepertinya mood Yuki lagi nggak bagus, jeng." Kata Maia. Beberapa hari ia ikut mengamati perubahan sang menatu, biasanya Yuki yang rajin bersih-bersih berubah menjadi sedikit malas, mudah tersinggung dan sedikit-sedikit mengeluh. Tapi Maia tiadak mempermasalahkan perubahan mood Yuki, ia bisa memakluminya.

"Sepertinya iya jeng, tumben aja dia jadi banyak protes biasanya aja dia nurut dan bar bar suka teriak-teriak heboh, tapi sekarang lebih diam dia."

Kedua orangtua itu terus mengobrol sambil menyelesaikan pekerjaan mereka. Keduanya dari dulu sama-sama hobby memasak dan membuat cemilan seperti kueh-kueh kering apalagi ini mau menyambut lebaran nggak ada salahnya sesama besan membuat jajanan khas lebaran bersama-sama ditemani menantu meski sang menantu malah berakhir dengan cemberut total.

Fokus seorang Al terganggu saat pintu kamarnya dibuka dengan kasar akibat ulah istrinya, siapa lagi yang berani membanting pintu kamar mereka kalau bukan Yuki. Al melepas kaca mata bacanya dan meletakkan buku bacaannya di meja samping sofa tempatnya duduk. Melihat suaminya sedang bersantai di sofa, Yuki pun ikut duduk di sebelahnya. Badannya langsung bersadar di dada sang suami. Tanpa menolak Al membiarkan sang istri bersandar.

"Kenapa kok cemberut gitu? Mana bating pintu segela, kalau rusak gimana?" Tanya Al dengan nada halus takut istrinya semakin kesal kalau-kalau dia marah sama Yuki.

Jari-jemari Al menjadi korban pelampiasan Yuki dengan cara mencubit jari-jari itu, meski sakit Al membiarkan saja. "Itu Mami bikin aku kesel. Aku kan udah bilang daripada bikin lebih baik beli aja kueh kueh keringnya tapi tetep aja ngeyel sekarang saat aku udah cape pengen istirahat malah Mami meledek hasil karyaku terus bilang-bilang ke Mamah lagi, aku kan malu!" Curhat Yuki dengan semangatnya. Berharap Al mengerti isi hatinya. Semenjak menikah Yiki jarang bahkan boleh dikatakan tidak pernah curhat kepada teman-temannya. Ia lebih sering berkeluh kesah kepada Al sekarang.

MOMMY FOR MY CHILDREN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang