Hai, apa kabarmu?
Ada hal yang ingin kusampaikan.
Apa kau berkenan untuk mendengarkan?
Mungkin ini saat yang tepat untuk kau tahu bahwasanya....Kau memang harus tahu, aku selalu menulis segala hal yang berkaitan tentang dirimu. Perihal perjumpaanku denganmu serta sepetik tawa darimu yang begitu sederhana, tak pernah luput dari nota kecilku. Juga hal sederhana lainnya yang cukup membuat hatiku tersenyum lena meski kemudian juga cukup nelangsa tertorehkan luka.
Kau harus tahu, sepeninggal dirimu, aku pernah berada pada titik di mana aku mencaci cinta dan rasa kasih yang pernah kau perkenalkan pada sebongkah darah yang membeku ditubuhku. Aku mencarut-marutkan segenap rasa yang berkabung di hari kau kukuh untuk pergi dan menganggapku sebatas angin lalu.
Namun meski begitu, kesungguhan asaku lagi-lagi cukup kuat meluluhlantakkan benci yang diam-diam membombardir hati.
Ah, hal lainnya yang juga harus kau tahu adalah bahwasanya perjumpaan kita yang terbilang singkat itu sudah cukup membuatku senang. Karena kau meninggalkanku dengan segenap memori yang begitu indah untuk kukenang.
Aku bersyukur kau tak menyambutnya.
Aku bersyukur karena sabda semesta ternyata memang baik adanya.
Hadirmu yang hanya sebagai sebuah pembelajaran bagiku sungguh cukup membuatku bahagia.Terima kasih karena telah mengajariku bagaimana cara bertahan pada pilihan.
Juga membuatku memahami betul makna ikhlas dalam melepaskan.Untukmu, dari detik-detik, menit-menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun-tahun yang telah berlalu.
-Thank you for not saying you love me too.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feelings.
PoetryMari mengingat, mengenang kembali; memeluk dan menyumpahi janji; menjatuhkan hati di antara luka yang abadi; menangisi sosok yang telah lama pergi.... untuk kemudian mengikhlaskan rasa dan menabahkan diri. Untuk apapun yang telah terjadi, kudo'akan...