~8~

1.2K 58 0
                                    

Malam ini, Selesai dengan perang dunia ketiga antara leo dan Qila karena Qila yang kesal dijadikan sebagai pacar bohongan oleh kakak nya. Mereka pun kini diam-diaman disamping mamanya.

"Kalian kalau masih ribut terus mendingan mama sama papa pergi dari rumah" ancam Aisya kepada anak-anaknya.

"Nggak ma, kita nggak bakal ribut lagi. janji" Qila mengulurkan jari kelingnya kearah kak leo, meskipun sebenarnya tidak serius.

Kak leo mengaitkan jari kelingkingnya artinya dia juga setuju.

Aisya yang melihat akhirnya tersenyum atas prilaku anak-anaknya yang seperti anak kecil.

"Janji yaa" Aisya mengangkat kedua alisnya meminta persetujuan anaknya.

"Iya mama sayang" secara bersamaan mereka menjawabnya.

Pembicaraan itu berakhir dengan pelukan mama yang sangat hangat kepada Leo dan Aqila.

###
Qila's Messeg

Azka❤: Sayang kenapa tadi nggak sekolah?

Pesan itu masuk dari nomor orang yang sangat ia rindukan hari ini.

Qila: aku tadi kesiangan ka, jadinya telat. Terus nggak dibolehin masuk sama pak anto.

Azka❤: ohhh, besok sekolah kan? Aku rindu nih sama kamu😘

Qila: iya , besok aku sekolah. Udah, pergi sana tidur, besok tela sekolah.

Azka❤: oke, tapi aku rindu banget sama kamu nih.

Qila: udah besok kita ketemu kok.

Azka❤: iya deh, good night bidadariku❤️.

Qila: night too

Azka❤: kok nggak ada emot cium nya?

Qila: nggak boleh, dosa tau. Udah ah, aku mau tidur, Sweet dreams ka

Azka❤: iya sayangkuh, kamu selalu ada didalam mimpi indahku.

Chat itu berakhir. Aqila hanya bisa tersenyum membalas semua chat dari kekasihnya. sebenarnya ia juga rindu, tapi Qila sok jua mahal.

Qila tak sabar menjelang pagi, ia sudah tak bisa menahan rindunya kepada Azka yang padahal baru sehari tidak bertemu.

###

Qila berangkat sekolah pagi-pagi sekali. Ia takut telat lagi hari ini jadi berangkat lebih awal, seperti biasa Qila tidak sarapan pagi.

Qila sampai disekolah ia memasuki kelas yang tak dihadiri kemarin. Qila berdiri di balkon kelasnya. Matanya melirik-melirik mencari sosok yang sangat ia rindukan. Beberapa menit pun berlalu, sosok yang dicari oleh mata indah Qila itu belum juga terlihat.

Qila jalan menuju kelas Azka yang berada dilantai bawah sekolahnya.

"Ca, Azka kemana ya?" Tanya Qila kepada Ica, murid satu sekelas Azka.

"Azkaa?" Ica menaikkan kedua alisnya. "Emangnya kamu nggak tau?" Tanya Ica kepada Qila.

"Tau apa ca?" Qila mengerutkan keningnya karena ia tak mengerti yang diucapkan oleh Ica.

"Azka kecelakaan Qil, dan sekarang ia lagi sekarat di Rumah Sakit." Ica yang mengatakan itu langsung memeluk kekasih Azka itu dan menpuk pelan pundaknya untuk menyabarkannya.

"Aaaa-ppaaa!?. Kamu nggak bohong kan ca?" Tanpa disengaja butiran air keluar dari pelipis mata indah milik Qila.

"Nggak, gue lihat sendiri Azka di Rumah sakit kemarin Qil " Ica pun turut meneteskan air matanya.

Suasana hening. Tubuh Qila tiba-tiba lemas. Beriringan dengan air mata yang tak kunjung  berhenti. Ia pun bergegas menuju mobilnya dan menyetir dengan kecepatan diatas rata-rata.

Qila sampai di Rumah sakit yang diberitahu Ica tempat Azka dirawat. Ia berlari tergesah-gesah masih dengan air mata yang turun begitu deras. Membuka pintu ruangan satu persatu. Ia sudah tak bisa menahan sakit yang ia rasakan jika semua yang diceritakan ica adalah benar.

Hingga pintu terakhir yang ia buka. Terlihat sosok yang dari tadi ia cari di sekolah. Sosok itu terbaring diatas tempat tidur yang hanya bermuatan dirinya sendiri. Menggunakan pakaian yang biasa dipakai para pasien dirumah sakit serta beberapa kabel yang banyak menempel disekujur tubuhnya, Tali infus yang lebih dari satu, serta Hidung dan mulutnya yang bergantungan pada oksigen.

Qila hanya bisa terdiam diambang pintu. Ia tak memberanikan diri untuk masuk, ia tak sanggup jika melihat orang yang sangat ia cintai terbaring sendirian tanpa keramaian dan menderita kesakitan. Namun Qila tak ingin meyakinkan dirinya bahwa yang ia lihat itu bukanlah Azka yang ia cari itu pasti orang lain.

"Nak Qila?" Sapa wanita itu kepada Qila yang sedang termenung diambang pintu.

Qila membalikkan badannya dan mengusap cepat air matanya.

"Ia tante" Qila menjawab panggilan wanita itu.

"Kenapa nggak masuk, kamu nggak kasian sama Azka?, lihat anak sulung tante hanya bisa terbaring disana tanpa bicara, tanpa melihat keadaan mamanya yang sedari tadi menanti kebangunannya" mama Azka menceritakan kesedihannya kepada qila. Ia meneteskan kembali air matanya yang hampir tak bisa menetes lagi.

"Jadi itu beneran Azka tan???" Qila memeluk mama Azka dengan begitu erat lalu menagis tersedu-sedu. Ternyata yang dibicarakan Ica bukanlah kebohongan.

Mereka duduk disamping Azka yang terbaring lemas. Qila hanya bisa menagis, ia tak berkata-kata sedikitpun ia hanya mengelus jari-jari Azka yang tak lagi berdaya. Air mata sudah membasahi seluruh wajah Qila.

Qila seakan tidak percaya jika yang ia lihat benarlah Azka yang dia rindukan dan yang ia cari sedari pagi.

"Ka, kamu kenapa disini?" Qila akhirnya membuka mulutnya, namun tak disrespon.

"Apa yang terjadi sama kamu?"

"Cerita sama aku ka!, cerita. Kamu bilang aku orang yang paling kamu sayang, bangun ka!, bangun, demi aku, demi mama kamu, demi semua orang yang peduli sama kamu, aku mohon sama kamu bagun ka.huuhu.hikss" qila tak bisa lagi menahan kata-katanya.

Qila menangis menidurkan kepalanya di tepi tangan Azka. Tak lupa dengan air mata yang sudah membasahi selimut yang menutupi tubuh Azka.

"Kaaaa, aku sayang sama kamu, aku nggak mau kehilangan kamu, aku nggak bisa hidup tanpa kamu, ka please bangunn. Aku nggak bakalan tinggalin kamu ka. Aku cinta sama kamu. Ka kenapa ini terjadi sama kamu, kamu bilang kamu pengen ketemu aku hari ini, aku udah dihadapan kamu ka. Buka mata kamu, liat aku ka, aku nangis didepan kamu, hapus air mata aku ini ka, kamu nggak bisa ngelihat aku nangis kan ka?, jawab ka, jawab!..

Tangis semakin jadi, memanggil nama azka dalam isakannya. Namun semua sia-sia, karena azka tak menjawab, bahkan membuka matanya saja tidak.

"Ka, aku yakin kamu pasti dengar apa yang aku ucapi kan?, kaa kalau kamu beneran cinta sama aku, kamu harua bangun sekarang, kamu lawan semua yang menghalangi kamu, kamu harus melihat kebelakang. Ada aku , ada mama kamu, ada keluarga kamu dan teman-teman kamu yang sangat membutuhnkan kehadiran kamu kaa"

"Kaaa, Akaaaaa. Azka!!!"

Teriakan itu membuat Aisya berlari menuju kamar putrinya. Ia menaiki anak tangga dengan sangat cepat. Aisya mengetuk pintu kamar qila. Namun tak ada jawaban. Leo yang juga mengikuti mamanya tanpa berfikir panjang mendobrak pintu kamar qila dan akhirnya terbuka.

"Azka, Azka, Azka" Qila masih mengucapkan kata-kata itu dari mulutnya, beriringan dengan keringat yang sudah melumuri wajahnya.

"Qila, Qila bangun nak, kamu kenapa" Aisya mengelus kepala putrinya yang terus-menerus menyebut nama Azka"

"AZKA!!!" Kata terakhir itu akhirnya membangunkan Qila dari mimpi buruk yang ia alami.

"Mama" Qila langsung memeluk mamanya yang sudah khawatir melihat kondisi putrinya.

Kak leo yang meliahat hanya bisa terheran, ia mengira ada sesuatu yang tidak di inginkan terjadi kepada adiknya. Ternyata itu hanyalah teriakan yang berasal dari sebuah mimpi buruk yang di alami Qila.

####

Vote+coment :)
Instagram : sitirahmaaaa___

Azka & Aqila (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang