~11~

1.2K 50 0
                                    

Sasa menyetir mobil dengan senyum bahagia di wajahnya karena dendamnya sudah terbalaskan.

"Rasain lo" batin Sasa "siapa suruh gangguin gue hahaha".

###

Hari ini ulang tahun Lily, adik bungsu Azka, Biasa di sebut tuan putri di rumahnya.

Azka mengundang sahabat-sahabat nya dan tak lupa dengan bisadarinya Qila dan juga teman-temannya Qila.

Acara ulang tahun Lily tak begitu meriah, hanya ada Sekar, Andi, Madon, Azka lalu qila dan teman-teman Azka dan Qila.

"Tiup lilinnya
Tiup lilinnya
Tiup lilinnya sekarang juga
Sekarang juuugaaa
Sekarang juuugaaa"

Dengan segera Lily meniup lilin yang berderetan diatas kue ulang tahunnya.

"Potong kuenya
Potong kuenya
Potong kuenya sekarang juga
Sekarang juugaaa
Sekarang juugaaa"

Acara itu berakhir dengan begitu sederhana. Lily selesai dengan menyuapkan potongan kue kepada semua orang yang hadir di pesta ulang tahunnya.

Gilang, Rey, Azil, Amel, Sasa dan Sinta sudah berpamitan pulang terlebih dahulu kepada semua orang.

Aqila sengaja pulang belakangan, ia ingin membantu mama Azka bersih-bersih terlebih dahulu.

"Udah, nggak usah repot-repot Qil, tante bisa sendiri kok" Sekar mencoba menghentikan Qila yang sedang membantunya membereskan ruang tamu.

"Nggk papa tante, Qila suka kok beres- beres gini, di rumah Qila nggk bole nyentuh ini nyentuh itu. Padahal Qila pengen banget ada kerjaan" Qila tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Sekar hanya bisa membalas senyuman gadis cantik di hadapannya, ia sangat menyukai Qila. Qila yang baik, perhatian, sopan dan santun dan juga rajin.

Sudah pukul 20.30 Wib. Qila bersiap untuk pulang ke rumah. Ia takut di marahi kak leo kalau nanti pulang terlalu larut.

"Qila pamit dulu tante, om" assalamualaikum.

"Iya, waalaikumsalam nak"

Azka mengantar Qila menuju pagar rumahnya.

Sebenarnya Azka ingin mengantarkan Qila pulang, namun Qila sendiri yang menolak. Ia nggak mau ngerepotin, padahal Azka tidak pernah merasa direpotkan jika itu tentang Qila. 

"Aku pulang ya ka"

"Iya, hati-hati sayang, entar kalau udah nyampai telpon ya??" Azka memasang wajah sedikit hawatir. perasaan yang tidak enak selalu melintas di benaknya.

"Iya, Kaa" Qila pergi dari kediaman Azka.

5 menit setelah Qila pergi. Hati Azka masih tak tenang. Ia merasa sesuatu terjadi kepada Qila. Azka mengeluarkan mobilnya dari garasi dan segera mungkin menyusul Qila untuk memastikan Qila baik-baik saja.

Di Jl.manggis RT.10 yang tak jauh dari rumah Azka di himpun keramaian.

Azka tak bisa melajukan mobilnya. Ia terpaksa turun untuk melihat sekerumunan warga yang sibuk dengan apa yang sedang mereka lihat.

Azka melangkahkan kakinya cepat, setelah sampai di kerumunan, ia melihat mobil yang dikenalinya, mobil yang saat ini tepat berada dibbawah pohon besar dan berhasil menghancurkan bagian depan mobil itu.

Hati Azka berdetak kencang, ia tak sanggup untuk lebih mendekat. Karena takut jika itu benar-benar orang yang ia kenali.

Suara warga yang riuh gemuruh membicarakan tabrak lari yang mengakibatkan seorang pengendara mobil jass putih tak sadarkan diri.

Azka & Aqila (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang