Pendakian akan di mulai, seluruh peserta berbaris dan diabsen. Lolita dan teman-temannya sangat bersemangat.
"Mau aku bawakan tasnya?" Kak Fajrin mahasiswa dari Universitas Islam Kalimantantan menawarkan bantuan kepada Lolita. Kebetulan barisannya tepat di samping Lolita. Dari kejauhan Mario memperhatikan.
"Ngga usah Kak." Jawab Lolita sambil tersenyum manis.
Mahasiswa ini lumayan keren, tampangnya pun lumayan ganteng, rambut panjang sebahu, badannya tinggi, lebih tinggi dari Mario, pakai kaca mata, senyumnya juga manis. Tapi hati Lolita sudah tetikat oleh Mario.
Bayangin saja wajah Fajrin seperti ini :

Mereka harus melalu jalan menanjak, kemudian sungai, menyebrang sungai, melewati bebatuan.
Mereka istirahat di tepi sungai untuk makan siang. Memasak nasi, merebus mie instant dan ikan sarden kalengan.
Fajrin menempel ke kelompok Lolita, dan Mario hanya memperhatikan dari jauh.
"Ta, kayanya kak Fajrin suka sama kamu. Dari tadi nempelin kamu terus." Bisik Ratih.
"Kalau aku boleh Ge eR aku juga ngerasanya begitu. Jujur aku risih, kak Mario merhatiin pula. Ntar dikira aku kecentilan." Jawab Lolita juga berbisik.
"Kamu kan memang centil, hahahaha..." Ledek Ratih. Lolita langsung manyun.
"Hai ading-ading bungas!" (Hai adek-adek cantik) Sapa salah seorang mahasiswa yang bernama Tono menggunakan bahasa Banjar tapi dengan logat Jawa jadi terdengar sedikit lucu. Dia mahasiswa dari Djogja.
"Hai Bang Tono, hehehe..." Jawab Lolita dan Ratih kompak sambil cengar-cengir.
"Bagiannya, kalo ulun jatuh cinta lawan kanakan SMA dosa kada?" (Kalian, kalau aku jatuh cinta sama anak SMA dosa ngga?) Teriak Tono. Lolita dan Ratih langsung saling pandang. Siapa lagi yang dimaksud kalau bukan mereka.
"Kada bedosa kalo kanakannya masih balum bisi pacar." (Ngga dosa kalau anaknya belum punya pacar) Jawab salah seorang Mahasiswa.
"Ratih lawan Lolita sudah bisi pacar belum?" (Ratih dan Lolita sudah punya pacar belum?) Tanya Tono. Lolita langsung menatap Mario. Dan tiba-tiba Mario mendekat lalu menarik tangan Tono. "Apa to Yo? Bojomu to?"
"Jangan ganggu mereka!" Jawab Mario santai sambil membawa Tono ke kelompoknya.
"Hahaha... Mario, dijewer aja tuh bang Tono, hahaha..." Ucap salah seorang Mahasiswa. Mario hanya tersenyum. Mahasiswa lain pun tertawa. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan.
Hari mulai gelap, mereka beristirahat di Sungai Karuh dan akan melanjutkan perjalanan besok pagi. Mereka mendirikan tenda. Kemudian memasak makan malam. Usai makan malam mereka berkumpul dan menyalakan api unggun.
Tapi Lolita tidak ikut, dia memilih diam dibalik sleeping bag.
"Kamu ngga apa aku tinggal sendirian di tenda?" Tanya Ratih.
"Ngga apa kok."
"Dani sama Bimbim ke sana juga lho Ta. Kami mau tidur dekat api unggun. Apa ngga sebaiknya kamu ikut aja dari pada sendirian di sini."
"Udah ngga apa. Aku ngantuk mau buru-buru tidur aja. Males kalau harus jalan ke sana trus ngangkut-ngangkut sleeping bag pula. Sama aja tidur di sini juga. Kan ada api juga tuh di depan."
Ratih pun meninggalkan Lolita dan ikut berkumpul dengan yang lain.
"Temanmu mana?" Tanya Mario.
"Di tenda Kak." Jawab Ratih.
"Sama siapa?"
"Sendirian."
"Kok ditinggal sendirian?"
"Ngantuk katanya, males ikut ke sini."
"Kenapa kamu ngga ngalah nemenin dia?"
"Ih Kak Mario, masa aku ngga boleh senang-senang sih? Kakak aja sana yang temenin dia di tenda!" Jawab Ratih cuek.
"Ya sudah, Kakak samperin Lolita. Dasar kamu ini teman macam apa, main tinggal aja. Ini di tengah hutan."
"Bawel ih Kakak. Udah sana samperin, aku jadi kepikiran nih."
"Iya." Mario menuju tenda Lolita. Dilihatnya Lolita menggigil. Diletakkannya punggung tangannya ke dahi Lolita, ternyata Lolita demam.
"Apa jadinya kalau aku ngga ke sini." Gumam Mario. "Hei, bangun!" Mario membangunkan Lolita. Lolita membuka matanya. "Kamu sudah minum obat belum?"
"Sudah Kak. Dingin Kak, dingin." Ucap Lolita dengan suara bergetar, giginya saling adu.
Malam itu memang sangat dingin, Mario saja harus menggunakan jaket tebal. Mario menyelimuti Lolita dengan jaketnya kemudian menutup sleeping bag Lolita sampai ke lehernya. Api yang ada di depan tenda tidak cukup menghangatkan karena tidak besar.
"Kak, kasian Kakak kedinginan, ambil jaket kakak."
"Kakak tahan kok."
"Wajah Kakak merah, pasti kakak kedinginan. Aku ngga apa kok Kak."
"Apa ngga ada sleeping bag lagi?"
"Mereka bawa ke sana Kak."
"Aduh teman-temanmu kok ninggalin kamu sendirian di sini. Kalau kenapa-kenapa sama kamu bagaimana?". Mario khawatir.
"Aku baik-baik saja kok Kak."
"Baik-baik bagaimana, kamu itu demam."
"Dingin Kak."Lolita semakin menggigil.
Mario kemudian memeluk Lolita erat-erat, dibenamkannya kepala Lolita di dadanya, kemudian mereka merebahkan diri. Kaki sampai dada Lolita masuk sleeping bag, sisanya dalam pelukan hangat Mario yang memakai jaket tebalnya kembali. Mereka pun akhirnya tertidur.*****
Hanya cerita ringan
Coretan lama yang ragu di publikasikan.
Mohon vomentnya ya readers
Terima kasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Centeng Cinta (Tamat di Youtube : Mitha MDN Channel)
RomanceLolita ( 32 tahun ), gadis cantik yang memiliki mata indah, hidung mancung, rambut panjang, dengan tinggi 160cm dan berat badan 60kg. Namun, masih betah sendiri, karena menunggu cinta pertamanya. Mario (34 tahun), cinta pertama Lolita yang pergi me...