Part 5. Begandang Nyiru

64 6 0
                                    

Para masyarakat Dayak Meratus masing-masing membawa nyiru dan memukul-mukulnya sambil memanggil nama Lolita. Hal ini kerap dilakukan masyarakat Dayak Meratus apabila ada yang hilang dan dikhawatirkan disembunyikan makhluk ghaib.

Para mahasiswa pun ikut berteriak memanggil nama Lolita, tak terkecuali pula dengan Mario yang sangat risau.

"Lolita!!!" Teriak mereka berulang kali.

"Tolong! Tolong! Tolong!" Ada suara jeritan minta tolong dari arah hutan bambu, dan Mario langsung berlari ke arah jeritan itu, tapi masyarakat langsung menghadangnya.

"Jangan, jangan dikejar!" Ucap Tetua Adat.

"Tapi, itu ada yang minta tolong Bah." Jawab Mario.

"Itu makhluk sebelah sedang mengecoh kita." Tambah beliau.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Lolita sedang sakit." Mario hampir putus asa karena sudah dua jam lebih mereka mencari tapi tidak mendapatkan hasil.

"Mari kita kembali memohon kepada Tuhan, agar kita bisa menemukan Lolita secepatnya! Lolita tidak akan jauh dari sini, karena tidak ada jalan yang bisa dia lewati selain jalan ini, hanya saja mungkin makhluk dari alam sebelah sedang menyembunyikannya."

Mereka pun kembali berDo'a. Lalu melanjutkan pencarian. Beberapa orang sudah mulai kelelahan. Tapi Mario terus saja mencari.

"Apa sebaiknya kita hentikan dulu pencarian ini? Kita lanjut lagi besok?" Ucap salah seorang panitia.

"Aku tidak bisa menunggu sampai besok pagi!" Jawab Mario. "Tapi, kalau kalian mau kembali ke Balai silakan, biar aku yang mencarinya. Aku tidak bisa membiarkan dia terlalu lama dalam hutan yang dingin ini." Mario sangat cemas.

Akhirnya sebagian ada yang memilih kembali ke Balai, dan sebagian lagi mendirikan tenda di atas gunung untuk menemani Mario. Tetua adat dan masyarakat pun ikut menemani Mario.

"Ya Allah, hamba mohon, perlihatkan dia. Selamatkan dia, lindungi dia ya Allah, Aamiin." Mario berDo'a di dalam sujud terakhir shalat Isya nya. Usai shalat dia kembali mencari Lolita bersama Tetua adat dan beberapa orang masyarakat.

Mereka kembali begandang nyiru dan meneriakkan nama Lolita. Dari kejauhan Mario melihat tubuh terbaring di antara semak-semak, Mario langsung berlari menuju tubuh itu tanpa melihat jalan. Kakinya luka-luka tertusuk ranting pohon. Dibaliknya tubuh itu, dan ternyata itu adalah Lolita.

"Lolita!" Teriak Mario dengan tangisnya yang pecah. Mario memeluknya erat. "Bangun!!! Bangun!!! Aku mohon!"

"Coba cek nafas dan nadinya." Ucap Tetua Adat. Salah seorang masyarakat mendekati Lolita untuk mencek nafas dan nadinya. "Bagaimana?"

"Masih hidup Bah." Jawab beliau.

"Alhamdulillah." Ucap Mario. Mario menaikkan Lolita ke atas punggungnya untuk membawanya ke tenda.

Lolita direbahkan dekat api unggun, karena dia mengalami hipotermia. Dia masih tak sadarkan diri. Mario terus menggenggam tangannya. Setelah hampir satu jam, akhirnya Lolita bergerak dan mencoba membuka matanya. "Minum dulu Ta!" Mario menyodorkan botol minum ke bibir Lolita. Disenderkannya badan Lolita ke dadanya. Lolita pun meminumnya. "Pelan-pelan saja!"

"Ma'af sudah merepotkan semuanya." Ucap Lolita pelan dan air matanya pun mengalir. Mario langsung memeluk erat Lolita.

"Yang penting sekarang kamu memulihkan tenaga kamu biar besok bisa kembali ke Balai. Kasian teman kamu kalau harus mengangkat kamu sampai Balai." Ucap tetua adat.

"Kalau blum kuat, ulun kada papa mehambin sampai ke Balai." (kalau belum kuat, saya tidak apa-apa menggendong sampai ke Balai) Ucap Mario.

"Han, kurang napa lagi sayangnya lakiannya." (nah, kurang apa lagi sayangnya laki-lakinya) Ledek salah seorang masyarakat. Mario hanya tersenyum.

"Kak, lapar." Ucap Lolita.

"Nyata ae lapar, seharian ikam kada makan, tas ikam dibawa kawan ikam. Ayo lakasi dibari makani anak orang." (Tentu saja lapar, seharian kamu tidak makan, tasmu dibawa temanmu. Ayo cepat diberi makan anak orang) Ucap salah seorang masyarakat.

"Makan nasi sama sarden aja ngga apa kan Ta?" Tanya Mario.

"Asal jangan Kakak suruh aku makan batu aja Kak." Jawab Lolita.

"Sakit sakit masih bisa bercanda kamu Ta. Kakak suapin ya!"

"Aku bisa sendiri kok Kak. Sini." Lolita menarik tempat makan di tangan Mario, tapi di tahan oleh Mario.

"Sudah, aku suapin aja. Jangan keras kepala!!!" Marah Mario.

"Yang bener nyuapinnya ya Kak."

"Bawel ah." Ucap Mario sambil menyodorkan sendok berisi nasi dan ikan sarden ke mulut Lolita.

*****




Centeng Cinta (Tamat di Youtube : Mitha MDN Channel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang