Part 6. Kembali Ke Habitat

65 6 0
                                    

Mario membawa Lolita di punggungnya. Dari tenda sampai ke Balai tanpa mengeluh.

"Alhamdulillah kamu ngga apa kan Ta?" Ratih langsung memeluk Lolita.

"Aku baik-baik saja. Ngga tau tuh gimana kak Mario yang sok kuat ngangkat aku dari tenda sampai sini." Jawab Lolita cuek.

"Sudah bilang terima kasih belum kamu ke kak Mario?"

"Belum." Jawab Lolita singkat.

"Gara-gara kamu hilang dia sampai ngga mikirin dirinya sendiri."

"Maksudnya?" Lolita bingung.

"Iya, denger kamu hilang dia langsung minta orang-orang bantu dia nyariin kamu. Dia ikut nyari kamu, padahal baru nyampai Balai."

"Berarti kak Mario ngga ada istirahat dong?" Kaget Lolita.

"Ya iya lah. Eh malah gendong kamu sampai ke sini. Pasti badannya pada remuk tuh."

"Trus aku sebaiknya gimana Tih sama kak Mario?"

"Pijitin gih sono!"

"Ya ampun Tih, ngga begitu juga kali. Di sini kan banyak orang. Lagian aku juga mana punya tenaga buat pijitin dia."

"Seenggaknya baek-baek lah sama dia. Kalau dia ngga ngotot nemuin kamu secepatnya, mungkin kamu sudah ngga bernyawa."

"Ah, kamu do'ain aku mati ya Tih?"

"Kamu kira aku ngga cemas di sini? Ngga ada yang bisa aku lakukan untuk cari kamu. Aku cuma bisa berdo'a dan nunggu kabar. Bisa-bisanya kamu ngomong begitu!" Tiba-tiba tangis Ratih pecah. Lolita langsung memeluk Ratih.

"Ma'af, aku kan cuma bercanda."

"Ngga lucu tau!!!" Kesal Ratih.

"Bukannya harusnya kita pulang hari ini ya?"

"Diundur besok. Tapi sebagian tadi pagi ada yang sudah pulang duluan saat tau kamu sudah ketemu."

"Terus kamu kenapa ngga ikut pulang?"

"Masa aku ninggalin kamu lagi Ta?"

"Terus bagaimana kita kasih kabar ke rumah dan sekolah?"

"Besok pagi panitia yang pulang akan kasih kabar ke sekolah kita."

"Apa akan dibilang kalau aku hilang?"

"Ngga lah Ta. Aku sudah bilang, jangan sampai pihak sekolah atau keluarga kita tau. Nanti panitia akan beralasan kalau angkutan untuk kita bermasalah, jadi kita baru bisa berangkat besok."

"Syukurlah." Lolita lega.

*****
Besoknya di sekolah, orang tua Lolita, Ratih, Bimbim dan Dani menghadap Kepala Sekolah, menanyakan kenapa anak-anak mereka belum pulang?

"Mohon ma'af Bapak dan Ibu. Saya baru dapat info tadi pagi dari panitia pelaksana ekspedisi, katanya anak-anak Bapak Ibu dijadwalkan pagi ini pulangnya."

"Bukannya harusnya kemarin? Tidak terjadi apa-apa kan Pak?" Tanya ibunya Ratih.

"Semua baik-baik saja Bu. Info dari panitia, transport yang seharusnya mengangkut mereka ada yang bermasalah kemarin, jadi sebagian ada yang kembali kemarin, sebagian memilih tinggal dan pulang hari ini. Anak-anak Ibu dan Bapak memilih pulang hari ini mengikuti mapala yang membimbing mereka."

"Benar tidak ada apa-apa kan Pak? Karena malam kemarin ibunya Lolita mimpi buruk. Ternyata Lolita ngga pulang kemarin, kami sangat cemas Pak." Bapaknya Lolita meragukan penjelasan Kepala Sekolah.

"Iya Pak, tidak usah cemas. Mungkin malam baru sampai anak-anak Bapak Ibu."

*****

Lolita dan teman-temannya sampai ke rumah masing-masing.

"Kamu baik-baik sajakan di sana Ta?" Tanya Ibunya cemas sambil memperhatikan dengan seksama badan anaknya.

"Seperti yang mama lihat." Jawab Lolita tersenyum.

"Besok ngga usah sekolah dulu ya, istirahat aja kamu. Keliatan lemes begitu."

"Kan perjalanannya jauh mak, jadi ya capek. Ada makanan ngga Mak?"

"Kamu lapar ya? Itu mama sudah siapin tumis kangkung kesukaan kamu sama bandeng presto." Lolita langsung menuju ke dapur. "Ngga ganti baju dulu?!"

"Lapar mak, kangen sama masakan mama. Di sana cuma bisa makan mie instant sama sarden mak."

"Kasian anak mama... Pelan-pelan makannya!" Ibunya tersenyum memperhatikan Lolita makan begitu lahap.

*****

Badan Mario berasa remuk redam. Dia langsung terkapar setibanya di sekre.

"Hei Mario, kenapa?" Tanya Gunawan mapala senior.

"Hahaha... Habis ngangkut karung beras beberapa kilo meter, hahahaha." Ledek Ubay temannya yang juga ikut ekspedisi.

"Ada tukang pijit ngga ya malam-malam gini? Ngga kuat rasanya."

"Yang plus plus mau ngga? Hahahaha..." Goda Gunawan.

"Seriusan ini Bang. Badanku sakit semua."

"Tukang pijet bener mana ada tengah malam gini Yo. Kalau besok siang ada, nanti ta panggilkan ke sini."

"Aku mau malam ini juga Bang. Badanku ngga bisa bergerak. Bagaimana ini?"

"Memang habis ngapain kamu? Yang lain baik-baik aja, kamu kok sampai tak berdaya. Kaya tentara kalah perang."

Mario benar-benar tak berdaya. Akhirnya dia tertidur. Ubay menceritakan semuanya ke Gunawan.

*****

Centeng Cinta (Tamat di Youtube : Mitha MDN Channel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang