13.PEMBANTAIAN-2

2.8K 207 2
                                    

Hari ini aku bertemu dengan mas Tama.Pria yang sudah menjalin hubungan asmara denganku selama dua tahun terakhir.

Dia pria yang sudah berkeluarga,namun aku tak peduli,selain karena aku memang mencintainya aku juga butuh orang yang bisa membiayai aku dan anakku.

"Mas sebenarnya uangnya udah kamu transfer belum sih?"

"Udah kok,malahan mas udah transfer dari kemarin"

"Tapi uang di rekeningku gak bertambah sama sekali"

"Kok gitu ya,padahal mas udah transfer lumayan banyak kemarin"

"Terus gimana dong mas"

"Tenang aja sayang"

Mas Tama mengambil amplop coklat yang lumayan tebal.

Uhh sudah terbayang dikepala ku akan aku apakan uang sebanyak itu.

"Makasih ya mas"

Aku memeluk bahkan mencium pria disebelahku ini.Banyak pengunjung yang memperhatikanku.Ah persetanan dengan mereka.Aku tidak peduli.

Aku jadi makin cinta dengan pria bodoh ini.Dia selalu bisa membahagiakanku dengan uangnya.

Cukup lama kami mengobrol,akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Setelah berpamitan aku segera pulang kerumah dan Mas Tama juga segera kembali ke rumah sakit.

Aku merasa sedikit aneh saat sampai dirumah.Biasanya El akan menyambutku saat pulang.Ah sudahlah,mungkin dia sedang tidur.

Aku melangkah memasuki rumah.Gelap.
Ya keadaan rumahku saat ini benar-benar gelap.Semua lampu dipadamkan bahkan jendela juga sudah tertutup rapat.

Ada apa ini?perasaanku mendadak tidak enak.

"El sayang kamu dimana?"ucapku sedikit berteriak.

"Aaaaaa mamahhh tolongin El mah"

Ya tuhan itu suara anakku.

Aku panik,pikiranku sudah kalang kabut.Secepat mungkin aku berusaha mencari anakku.

Deg...Ya Tuhan

Air mataku meluncur bebas saat melihat anakku tergantung tepat di depan mataku.

Aku berlari menghampiri El yang tengah tergantung,tanganku berusaha membuka tali yang mengikat El.Ah shit,kenapa susah sekali dibuka?

Disaat aku tengah berusaha membuka ikatan ini,tiba-tiba ada yang berdehem.

Aku melihat dua orang memasuki kamar ini,yang satu laki-laki dan yang satu perempuan.Mereka masih muda,mungkin masih sekolah.

Ah entah mengapa wajah dua remaja ini nampak familiar dimataku.

Mereka mendekat,sontak aku makin panik,badanku gemetaran bahkan aku jadi tak bisa mengendalikan emosiku saat ini.

Aku meneriaki dua orang ini untuk pergi dari sini.Singkatnya aku mengusir mereka.

Bukannya pergi gadis itu justru semakin mendekat,perlahan seringaiannya muncul beriringan dengan suasana mencekam yang menyelimuti kamar ini.

Tunggu....seringaian itu...

Baru saja aku ingin menyebut nama gadis ini tapi kaki ku sudah ditendang olehnya,tepat di tulang keringku.Ya Tuhan sakit sekali,tak ku sangka gadis mungil seperti dia bisa sekuat ini.

Dia Delilla.Ya itu dia,tidak salah lagi.

Apa anak mas Tama ini akan berbuat buruk padaku?Ya Tuhan tolong aku.

Psikopath HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang