14.ROMANTIS??

2.8K 199 9
                                    

Aku melangkah keluar dari kamar ini.Ku rasa akan ada sedikit perubahan rencana.

"Ael"

Darrel menoleh,dia lalu tersenyum manis kearahku.Ah sudahlah aku tau apa maksud senyuman itu.

"Udah selesai?"tanya nya

Oh ayolah,aku bahkan baru memulai.Aku tak akan membiarkan permainan ini berjalan secepat itu.

"Belum"ucapku memelankan suara.

Aku berjalan lebih dekat kearah Darrel.Ael mengangkat sebelah alisnya,aku tau pasti dia sedang bingung.

"Kok sedih gitu?"

Huhhhhhhhh

Aku menghela nafas panjang.
Sama sekali tak berniat menjawab pertanyaan Ael tadi.

Sekarang aku duduk tepat disamping Ael sambil memperhatikan tanganku yang merah karena darah.

Darrel tak bertanya lagi,ia meraih tanganku dan membersihkannya dengan tisu.

Aku memandang wajahnya lekat-lekat.

Tampan.Ya sahabatku yang satu ini amat sangat tampan.

Mungkin aku bisa jatuh hati padanya.

Ael menatapku balik,tapi aku tak mengalihkan tatapanku.Aku masih melakukan hal yang sama,menatap intens kearahnya.

"Kamu kenapa Del?"

Aku berusaha tersenyum,tanganku terulur menyentuh wajah tampannya.

"Aku tau gimana cara kamu mikir tentang aku sekarang,Aku tau kamu nyesel udah bantuin aku,keliatan banget dari mata kamu"

Aku tersenyum kecut,tanganku masih setia mengelus pelan pipinya.

Ael tak merespon.

"Maaf"ucapku lirih.

"Nggak perlu minta maaf Del,kamu nggak salah.Lagian aku nggak pernah nyesel udah bantuin kamu"

Tangan Ael meraih dan menggam erat tanganku,perlahan dia menarikku dalam pelukannya.

Tangannya perlahan mengusap pelan kepalaku.

"Kamu nggak bakal ninggalin aku sendiriankan?"

"Aku nggak bakal ninggalin kamu Del,nggak akan pernah"

Aku tersenyum,hanyut dalam pelukan hangatnya.

"Ael aku sayang kamu"

Cup

Hey tunggu dulu,apa itu tadi?Ael mencium keningku?

Oke,keningku yang dicium tapi kenapa hatiku yang jadi panas dingin seperti ini?

Prangggg

Suara itu mengagetkan kami.Darrel menyalakan senter kearah suara tadi,rupanya hanya kucing.

Kucing sialan,kenapa harus mengganggu dimomen seperti ini sih.

"Jadi mau diselesaiin kapan Del?"

"Sekarang"

¤¤¤

Aku dan Ael memasuki kamar tadi.Mereka masih disana,yang satunya masih menangis dan yang satunya tergantung tak sadarkan diri.

"Ael bawa dia keatas ya"ucapku sambil menunjuk Leli.

"Oke,Del"

Aku sedikit heran,kenapa Ael terus memaksakan diri?aku tau dia terpaksa melakukan semua ini.

Awalnya aku kira dia seperti apa yang aku pikirkan.Tapi sepertinya ekspentasiku terlalu jauh.Nyatanya sekarang dia tak sepintar kelihatannya.

Apa dia masih belum sadar?

Atau mungkin perkiraanku yang meleset?Ah tidak,tidak mungkin.Jelas-jelas aku mendengarnya.Bahkan bisa terlihat jelas dari mata indahnya.

Ah mata itu,aku jadi tidak sabar.

"Del dia berontak terus,aku bius aja yah"

Bukk

Leli tergeletak tak berdaya,salah sendiri siapa suruh terus berontak seperti itu.Ternyata aku memang ahli memukul.

"Taraaa selesai,sekarang bawa dia keatas.Oh ya,Ael sekalian sama tasnya yah"

Ael hanya mengangguk sebagai balasan.

¤¤¤

Plakk

Ternyata tamparanku cukup keras,buktinya anak kecil ini sampai terbangun dari tidur singkatnya.Benar-benar tidak sopan anak kecil ini,aku sedang semangat ingin bermain tapi dia malah tertidur.

Hikss hikss hikss

What the hell?dia baru bangun tapi sudah langsung menangis?

"Cup cup jangan menangis sayang,nanti aku hukum loh"ucapku pelan.

Anak kecil ini bersikap masa bodo,bahkan tangisannya semakin nyaring saja.

"Baiklah,anak nakal harus dihukum"

Aku memotong tali yang mengikat tangannya,dan blash badan kecilnya langsung mendarat indah di lantai.

Aku menyeret kasar badannya keluar kamar,darah anak ini berceceran mengotori lantai.Bodo amatlah,toh ini bukan rumahku.

Sekarang didepanku terdapat tangga yang cukup panjang dan mengarah ke lantai atas.

Atap,aku akan menyelesaikan semua ini diatas sana.

Duk duk duk

Suara itu berasal dari kepala anak ini yang beradu dengan anak tangga yang aku lewati.

Ya benar sekali,sekarang aku sedang menyeretnya keatas.

Tangis anak ini masih saja terdengar nyaring ditelingaku.Ah harusnya Ayah melihat ini,hmm aku jadi rindu pada ayah.

Ternyata menyeret anak ini cukup melelahkan.Aku yakin,pasti dia memiliki dosa yang banyak sampai bisa seberat ini.

Rupanya atap ini cukup lapang dengan penyinaran yang sedikit remang.

Aku terus menyeret anak ini sampai di tempat Ael berdiri.

Walau dalam keadaan remang seperti ini aku bisa melihat Ael meringis.

"Ael,kamu kebawah aja ya"ucapku sambil tersenyum.

"Iya Del"Ael melangkah pergi,tak lupa meninggalkan sebuah senyuman.Lagi.

Ael sudah tak terlihat.

Hahahahaha

Aku tertawa terbahak-bahak.
Apa apaan ini,diawal dia bersikap seperti seorang psico dan sekarang dia malah ketakutan seperti itu.

Dasar bodoh,apa semua laki-laki seperti itu?

Ah kurasa memang seperti itu.

Perhatianku beralih ke anak kecil ini.

Eh tunggu dulu.

Kenapa seperti itu?

Jangan bilang kalau....

Ah sial sial sial,aku menjambak rambutku.

Ini tak seperti apa yang aku rencanakan.Anak kecil sialan.

Lihat saja aku akan tetap melakukannya.

Psikopath HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang